00:08 PUBER

214 8 0
                                    

Kiran meneguk habis air mineral yang Gita sodorkan. Gita dan Raya sangat syok saat menemukan Kiran duduk dengan tatapan kosong, sendirian di tengah lorong perpus.

Sedangkan, mereka-Gita dan Raya sudah mencari hampir ke seluruh penjuru kampus.

"Lo kenapa, Ran? Sakit?"

Kiran menggeleng lesu.

"Kelaperan? Atau-nahan poop?"

Raya berdecak. Bisa-bisanya Gita masih bisa bercanda di saat situasi seperti ini. Sahabatnya itu entah beneran polos atau kelewat bego.

Raya yang tertekan di ikatan persahabatan ini.

Hanya Raya yang sedikit agak waras di sana.

"Bisa anter gue ke ruangan kesehatan? Kaki gue lemes banget, duh. Mana kepala pusing. Kayaknya, gue anemia akut, deh."

Raya menonyor kepala Kiran.

"Mulut lo!"

"Sorry-sorry! Ish, cepetan! Gue ngantuk!"

"Sialan. Kita dijadiin babu lagi, Ya."

"Bukan temen kita ini. Ayo, cabut, Ta!"

"RAYAAAAAA!"

...


"Cuma lemes biasa, Bang."

"Lo nggak sarapan?! Ya Tuhan! Udah berapa juta kali gue ingetin, sarapan dulu anjeng! Lo nggak pernah dengerin gue, ya?!"

Kiran menyerahkan ponselnya pada Raya.

Raya yang menerimanya membulatkan mata, kenapa dia selalu menjadi penengah kakak - beradik ini? Mau tidak mau, dia melakukannya. Lagi. Entah yang keberapa ribu kali.

"Maaf, Kak. Kirannya lagi puber."

Kiran menatap jengkel Raya.

"Puber apaan anjir! Ngadi-ngadi aja, lu!"

Raya tidak mendengarkan ocehan Kiran. Gita yang rasa ingin tahunya tinggi itu menguping pembicaraan antara Abang Kiran dan Raya.

"Tolong jaga adik saya. Maaf merepotkan."

"Baik, Kak. Saya tutup."

BIP!

Panggilan diputuskan Raya. Raya menyerahkan kembali ponsel milik Kiran. Kiran menerimanya dengan ogah, dia meletakan di atas nakas dekat matras yang dia tiduri.

"Abang Kiran itu agak tsundere, ya? Pas ke adeknya aja ngomong tuh sering nyebutin anggota Kebun binatang. Lah, ke Raya. Dia sopan plus formal banget. Wih! Keren!" Gita menatap Raya dengan mata yang berbinar.

Mendengar itu Kiran berdecih.

"Dasar. Playboy mode on itu, tuh." Cibir Kiran.

Gita menatap Raya dengan tatapan jahilnya.

"Gue punya firasat, lo berdua bakal jadi besan."

Kiran dan Raya melotot tidak percaya.

Kiran menunjuk Raya cepat.

"Lo pacar-eh, suka Abang gue?!"

Raya menggeleng tegas.

MR. ARDJUNA RIGHT [SELESAI]Where stories live. Discover now