NAMANYA, NAKULA

106 5 0
                                    

"Selamat pagi, Sayang."

Ajun tersenyum lebar. "Pagi juga."

Kiran mengernyit heran. Menunjuk anaknya dengan wajah polos. "Saya nyapa Nakula, bukan Bapak." Ujarnya, kelewat polos.

Rahang Ajun jatuh.

Kiran tersenyum menggoda.

"Geer aja si Bapak."

Ajun menatap malas istrinya, "Jadi, aku tergantikan, nih? Kamu tega banget."

Kiran tidak mengindahkan perkataan Ajun, ia sibuk dengan Nakula di hadapannya yang sedang tersenyum melihat ibunya menggodanya.

"Masya Allah, ganteng banget anak Mama."

"Anak Papa juga."

Kiran menatap sinis suaminya, "Mandi sana. Nanti jangan lupa pulang dari kampus, beli popok buat Nana. Sayangnya Mama unch!"

Ajun menyentuh puncak kepala buah hatinya yang masih tertidur lelap, "semoga kamu bisa jadi anak yang berbakti ya, sayang. Hormati ayah dan ibu. Hidup dengan baik dan teratur. Jangan mempermainkan perempuan-

17 tahun kemudian...

"Lo anjing banget, Yesaya!"

Lelaki itu mengangguk pelan, "Iya, gua tau."

"Lo jangan egois gini, dong! Gue gak bisa LDR!"

Lelaki itu mengembuskan asap dari mulutnya.

"Putus aja. Jangan dibawa ribet!"

"Lo gak bisa seenaknya-"

Sebelum orang di seberang selesai berbicara, Yesaya mengakhiri telepon tersebut. Ia berdiri, menatap pantulan dirinya sendiri di kaca. "Persetanan duniawi! Lombok, gua datang!"

To be continue

MR. ARDJUNA RIGHT [SELESAI]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz