MR. ARDJUNA RIGHT [SELESAI]

OVER PROTECTIVE 1

"Mulai hari ini, kita berangkat bareng."

Rahang Kiran jatuh, dia tidak percaya dengan keputusan sang suami. Bukan, dia kelewat kaget mendengar penuturannya. Tumben sekali Ajun sangat perhatian dengannya.

Ajun bersedekap, "Toh, orang-orang di kampus juga sudah tahu hubungan kita. Tidak perlu kita sembunyikan lagi. Paling penting, kamu berada dalam pengawasan saya."

Kiran bingung harus merespon seperti apa. Satu sisi, dia senang dengan perhatian Ajun. Satu sisi lagi, dia sedikit risih dengan ucapan Bapak Dosen kita itu.

"Sekarang, sudah berbeda. Kamu, nggak sendiri. Ada sebuah jiwa dalam perutnya."

Lagi. Kiran tertampar.

Kiran mengangguk pasrah.

"Baik, Pak."

...

"Mobil Ajun berhenti di parkiran khusus Dosen. Kiran mengerjap saat sadar dengan tempat sakral itu. Tidak ada mahasiswa yang berani memarkirkan mobil di sini, selain Dosen dan para petinggi kampus.

Ajun keluar terlebih dahulu, membantu Kiran membukakan pintunya. Kiran tersenyum tipis, rasanya masih aneh mendapatkan perlakuan seperti itu.

Mahasiswa-Mahasiswi yang berada di sekitar mereka menjadikan Kiran dan Ajun sebagai tontonan gratis. Tapi, mereka berdua terlihat sangat tidak peduli dengan tanggapan mereka semua. Pasangan itu melangkah menapaki koridor yang ramai itu.

Jangan lupakan Ajun yang menggandeng sebelah tangan Kiran! Sukes membuat sebagian mahasiswi tersenyum baper.

Di seberang, ada Raya, Gita dan Sendy. Mereka melongo melihat pertunjukan tersebut. Ajun dan Kiran berhenti tepat di depan mereka.

Kiran mengernyit.

"Ada yang salah?"

Sendy menutup mulutnya, tidak percaya.

"Jadi, Lo beneran udah nikah?"

Kiran mengangguk polos.

Raya menggeleng tidak percaya, tapi dia tersenyum sangat lebar sampai deretan gigi putihnya terlihat. Raya bertepuk tangan.

"Manteup, Ran. Eh, maksud saya-"

Ajun menggeleng pelan.

"Tidak apa-apa. Tolong jagain Kiran, ya?"

"Kiran kenapa, Pak? Sakit?"

Ajun menggeleng.

"Dia-"

"WHAT?! HAMIL?!"