PUBER 3

158 8 0
                                    

"Bapak marah sama saya?" Tanya Kiran, serius.

Ajun yang sedang fokus menyetir tidak berniat menjawab pertanyaan 'konyol' dari mahasiswi yang diajarnya itu. Dia hanya diam.

Kiran yang tidak mendapat respon berdecih.

"Umur boleh tua, tapi sikap kayak bocah."

"Apa kamu bilang?"

Kiran bersedekap, menatap jengkel Ajun.

"Bapak harus diginiin dulu baru jawab, ya?"

"Maksud kamu apa?"

Kiran membuang muka ke arah lain saat tatapan mereka beradu, begitu juga Ajun.

"Saya kan cuma bercanda. Baperan banget."

"Mulai sekarang, hati-hati dengan ucapan-"

Perkataan Ajun menggantung saat Kiran mendadak menepuk-nepuk tangan Ajun kelewat heboh, Ajun sedikit menepikan mobilnya dan mengurangi kecepatannya.

"Kamu ini apa-apaan? Pengen kecelakaan?!"

Kedua mata Kiran mendadak bersinar saat tatapan mereka beradu. Ajun menghentikan mobilnya di pinggir jalan. Kewarasan Ajun dipertanyakan dirinya sendiri. Kenapa dia seperti melayang saat melihat tatapan itu?

"Pak, saya pengen tiramisu," Pinta Kiran.

Bukan, dia memohon seperti anak kucing. Sorot mata berbinar cerah, bibir tipisnya yang mengerucut imut dan kedua telapak tangan yang disatukan itu. Euh, Ajun dibuat speachless.

"Huh?"

"Tiramisu, Pak! Jajanin saya tiramisu!"

...

Ajun menyentuh dadanya sendiri. Dia masih dibuat syok dengan Kiran tadi. Bisa-bisanya Dosen kita ini luluh dan membelikan lima tiramisu pada Kiran. Dia tidak bisa mendengarkan kewarasannya sendiri tadi.

Ajun mengusap wajah frustasi.

"Ini saya kenapa?"

BRAK!

Pintu tempat kerja Ajun langsung terbuka lebar. Ajun kembali menyentuh dadanya terkejut saat melihat wajah Kiran yang belepotan tiramisu.

"Kamu bisa ketuk dulu sebelum masuk?!"

Kiran menatap polos Ajun.

"Saya sudah ketuk berulang, tapi tidak-"

"Ada apa?"

Kiran yang masih berdiri di ambang pintu tersenyum polos. Menunjukkan sepiring tiramisu ancur pada Ajun.

"Bapak mau?"

Ajun sontak menggeleng tegas. "Bersihkan dulu muka kamu! Kamu bukan anak kecil lagi, Kiran. Makan yang benar dong. Buat saya emosi aja."

Kiran cemberut.

"Bapak marahin saya lagi?"

Ajun mencengkram erat rambutnya.

"Bukan gitu. Sekarang kamu keluar."

"Okeh. Saya makan sendiri tiramisunya."

BRAK!

Ajun kembali terlonjak saat suara pintu ditutup terdengar menggema di ruangannya. Kali ini dia bisa bernapas dengan lega. Tapi, muka cemong Kiran malah terbayang-bayang di kepala Ajun.

Ajun kembali mencengkram rambutnya.

BRAK!

"Apa lagi?!"

"Password wifinya apa, Pak?"

"Nanti dikasi tau."

"Kok Bapak jadi nyebelin sih?"

"Nyebelin? Kan nanti dikasi tau!"

"Tuh! Bapak marah sama saya!"

"Maksud saya password-nya itu 'nanti dikasi tau' yampun, kamu nggak ngerti juga?"

Kiran menatap Ajun dengan tatapan tidak peduli. "Oh, makasi."

BRAK!

"Bisa gila saya!"

MR. ARDJUNA RIGHT [SELESAI]Where stories live. Discover now