AJUN JUNIOR IS COMING

76 4 0
                                    

Ajun melangkah berat keluar dari kamar mandi. Meski sudah mandi, masih saja dia mengantuk. Apalagi saat melihat Kiran yang masih meringkuk polos di kasur, membuat jiwa rebahannya bergejolak.

Ajun menuntaskan memakai kemejanya, dia melihat ke kalender. Dia tersenyum lebar melihat tanda yang melingkar pada salah satu angka itu. Perkiraan Ajun juniornya tiba. Masih dua Minggu lagi dari perkiraan, namun Ajun tidak sabar lagi.

Kertas yang dipegang Ajun terlepas saat telinganya mendengar rintihan dari Kiran. Dengan langkah cepat, dia mendatanginya.

Kiran sudah menangis tersedu, menyentuh perutnya yang buncit. "Sakit, Pak." Erangnya, sudah tidak peduli jika tangannya mencakar punggung tangan suaminya.

Ajun membelalak saat melihat darah mengalir dari kaki Kiran. Dengan sigap, Ajun membawa Kiran dalam pangkuannya. Dia sampai lupa menggunakan sepatu. Membawa Kiran ke rumah sakit secepat yang ia mampu.

...

Ajun ikut menangis saat melihat Kiran tersiksa di sebelahnya. Kiran terus saja meremas jemari kokoh Ajun, sebelah tangannya yang bebas ia gunakan mengelus rambutnya. Mengecupnya panjang, berushaa menyalurkan energinya.

"Kamu pasti bisa, Sayang. Pasti."

Kiran terus saja menjerit. Sampai tangisan bayi datang dan ia tidak sadarkan diri. Ajun menatap bayi merah itu penuh haru, dia kembali mengecup kening Kiran lama, berucap syukur dan terima kasih padanya.

Kiran membuka mata saat Bayi itu sudah ada dalam pangkuan Ajun. Kiran tersenyum bahagia sampai terisak. Dia berhasil!

...

"SUBHANALLAH! ALHAMDULILLAH! ALLAHUAKBAR! DEDEK AJUN UD-"

"Papa, suttt! Ini rumah sakit."

"NGGAK PEDLI. INI CUCU PAPA YAMPUN!"

"ish! Terserah."

MR. ARDJUNA RIGHT [SELESAI]Where stories live. Discover now