HEALING

117 6 0
                                    

"KIRAN?!"

Kiran terlonjak mendengar teriakan tersebut. Ia menoleh, matanya berbinar saat melihat sosok Mamanya berdiri di ambang pintu kamar. Kiran yang sedang makan tiramisu tersenyum lebar, "Loh? Kapan Mama datang?"

Mama Kiran menatap sebal anaknya.

"Sebelum berkunjung, harus kasi tau dulu?"

Kiran mengangguk mantap.

"Iyalah. Kalo Kiran sama Pak Ajun gak ada, siapa yang bakalan bukain pintu buat Ma-"

Ucapan Kiran terpotong saat melihat sosok Abangnya muncul dari belakang bersama Raina dipangkuannya. Senyum Kiran makin lebar, menunjukan deretan giginya yang penuh oleh warna cokelat dari tiramisu yang sedang dimakannya.

"ABANGGG!!!"

...

"Gila! Gue masih aja gak percaya!"

"Terserah. Mama seneng kan ya?"

"Tentu saja! Ini adalah kabar gembira!"

"Udah berapa bulan?"

"Sekitar tiga ming-"

"Satu bulan, Ma."

"Serius? Kenapa telat kasi taunya?"

"Kirannya gak mau dicek."

"Ya, Mama juga pernah gitu. Cemas ya?"

Kiran mengangguk takzim.

Mama Kiran mengelus puncak rambut putrinya, membuat Kiran tersenyum getir. Rasanya, sudah lama sekali dia tidak diperlakukan seperti sekarang ini. Mama Kiran tersenyum tipis saat melihat wajah Kiran yang mulai berubah, bahkan dia hanya menunduk dalam.

"Kiran, Mama harap kamu kuat, ya?"

Lagi. Kiran mengangguk. Lebih ke mengangguk ke terpaksa.

"Menjadi seorang Ibu gak semenakutkan yang kamu fikirkan. Percaya sama Mama. Kamu akan jadi Ibu yang sangat hebat."

"Makasi, Ma."

MR. ARDJUNA RIGHT [SELESAI]Where stories live. Discover now