TUNANGAN

182 7 0
                                    

Kiran tersenyum penuh derita.

"Gue kira semua ini mimpi. Ternyata, bukan."

Netra coklat Kiran menatap sepasang cincin emas yang dibawa oleh calon Mama mertua. Ajun juga menatap percaya tidak percaya, ia terlihat baik-baik saja dari luar tapi tidak dari dalam. Jiwanya seakan terguncang.

Bagaimana bisa dia sudah di tahap ini?

Apa ini benar-benar harus dilakukan?

Apakah tindakan ini disebut penipuan?

Kepala Ajun direnteti pertanyaan konyol secara bertubi-tubi. Banyak sekali yang dia pusingkan. Salah satunya memikirkan dampak dari semua ini. Apakah ia bisa menikah dengan gadis yang benar-benar dicintainya?

Ajun tersenyum getir.

"Kiran, kenapa saya jadi pusing, ya?"

Kiran mengernyit tidak mengerti.

"Maksud, Bapak?"

Ajun mengambil salah satu cincin tersebut, memasangkannya pada jari manis Kiran.

Kiran juga melakukan hal yang sama. Itu juga dibawah perintah Mamanya.

Kedua cincin terpasang.

Suara tepuk tangan riuh terdengar di seluruh penjuru rumah Kiran. Kiran dan Ajun tersenyum,  lebih ke pura-pura bahagia.

"Akhirnya, lusa kalian akan menikah."

BRUK! Ajun tumbang di sebelah Kiran. Semua orang panik, begitu juga Kiran yang kaget. Dia mencoba membantu Ajun sebisa yang dia bisa.

"Pak! Bangun, Pak!"

Samar-samar Ajun mendengar suara tersebut. Matanya yang sangat berat itu diusahakan agar terbuka walau sedikit.

Sebuah wajah jelita, penuh garis khawatir di sana. Hati Ajun terasa mencelos dari tempatnya. Dia baru sadar jika Kiran ini cantik.

MR. ARDJUNA RIGHT [SELESAI]Where stories live. Discover now