Elemental 3_Gempa

2.2K 190 4
                                    

POV
   Astaga, hari ini benar-benar melelahkan. Kulihat jam tanganku yang menunjukan pukul 5 sore dan aku masih berkutit dengan tumpukan kertas dan monitor komputer ini. Bukan sedang belajar atau bermain perahu kertas tentunya, aku sedang menyiapkan rencana kelompokku untuk rapat osis besok . Yah sebenarnya ini semua diharuskan dalam kelompok, tapi semua anggota kelompokku sedang sibuk dengan kegiatan mereka yang lebih penting, terpaksa aku sendiri yang membuatnya.

   Sekitar jam 5.30, selesai sudah tugasku, kubereskan meja perpustakaan tempatku membuat tugas, dan segera melangkahkan kaki untuk pulang. Sudah hampir waktunya makan malam dan aku bahkan belum dirumah, saudara-saudaraku pasti sudah keroncongan menungguku sekarang.

   Kututup pintu perpustakaan dan menyadari memang akulah makhluk terakhir disekolah hari ini, huh, menyebalkan. Lorong yang kian remang kutelusuri dengan larian kecil tuk mencegah waktu berjalan lebih cepat hingga kusadari sesuatu, ah bukan, tepatnya sesorang menungguku diujung lorong sana. Semakin kuperhatikan, mungkin sekitar 4/5 orang disana dengan wajah samar karena gelap. Kuputuskan menghentikan langkahku dan berbalik arah mencari jalan lain menuju gerbang sekolah, karena jika kami berhadapan, sesuatu yang tak bagus sudah pasti akan terjadi dengan aku pihak yang tak diuntungkan. Ya, kutahu persis siapa yang disana, bukan teman tentunya.

   "Hoi, mau kemana lu?", teriak seorang dari mereka padaku. Tentu saja tak kugubris, aku hanya mempercepat langkah dan memegang erat kertas dan laptop yang kubawa agar tak tercecer. Kulihat kebelakang, ah mereka jauh, tapi kenapa hanya 2 orang yang mengejarku tapi sudahlah, aku merasa lega sekarang karena gerbang sekolah dengan trotoar ramai didepannya hanya tinggal beberapa meter bisa kugapai, mereka tak akan berani "melakukannya" dalam keramaian, kufokuskan pandanganku kedepan lagi hingga...

   Brukkk

   "Mau lari kemana lagi lu hah?"

   Gawat. Aku berfikir terlalu cepat.

   "Lu pikir lu bisa lari segampang itu? Lu bakal tau akibatnya, ngerti lu?", ancam anak berbadan besar sambil memegang kerahku, mengarahkan wajahku agar menatapnya.

   " Lepasin! Aku ga ngelakuin apapun ke kalian, dan please hari ini aku cape, aku cuman pengen pulang"

   "Terus gua peduli gitu? Cape kami nunggu sekolah sepi cuman buat nunggu lo, Bawa dia!", perintahnya pada anak lain yang langsung memegangku erat. Entahlah aku akan dibawa kemana, pikiranku kacau, kepanikan tersirat jelas diwajahku.

   POV END

Boboiboy Gempa, iris emas yang indah dan hangat begitu memancarkan karakter dewasanya. Meski bukan kakak sulung, tapi perannya bisa dibilang sangat penting. Ialah yang bisa menggantikan sosok Ibu yang sudah tidak ada, memasak, membereskan rumah, menyiapkan keperluan, dll. Saudara elemental sangat mempercayai dan menghormati gempa. Hobi? Memasak dan beberes. Dengan kepribadian yang hangat, bisa dibilang Gempa adalah elemental paling normal, bahkan Hali yang sangat ditakutipun percaya dengannya terbukti hanya Gempa yang bisa keluar masuk kamar Hali selama ini. Tapi, lagi, walau dengan kepribadian ramah, Gempa selalu saja memiliki musuh dari yang iri padanya. Ada sebuah rahasia yang ia sendiri tak mengerti kenapa semua terjadi, tak ada yang tau karena jika mereka tau, entahlah.

Boboiboy Elemental ~Where stories live. Discover now