You're the one who made me like this

1.3K 98 83
                                    

Solar meringkuk dibawah pintu itu, berharap seseorang berbaik hati untuk membukakan pintu kamarnya sendiri.

Sepertinya iapun telah lelah menangis. Jadi sang elemental keenam hanya kembali menggedor lembaran kayu berbahan kayu mahoni dengan lemas tanpa membuat suara yang berarti sekarang,

"..kak..buka pintunya kak..aku Mohon..", ucapnya serak.

Tak disangka, dari ribuan permohonan yang Solar berikan namun kali ini pintu itu terbuka hingga ia langsung terperanjat dan refleks berdiri menghadap si pembuka pintu. Nampak seorang pemuda bermanik coklat amber muncul bersama nampan berisi makanan ditangannya, menatap tanpa emosi pada manik abu milik Solar.

"K-kak Gempa...", panggil Solar masih tak percaya. Sang kakak kembali menutup pintu dan menguncinya hingga menyisakan mereka berdua di dalam kamar kedua bungsu Elemental.

"..makan ini", ucap sang kakak. Menaruh nampan di meja.

Solar mendekat padanya dan menarik lengan baju Gempa pelan sambil air mata kembali mengalir di wajah itu, "Kak Gempa..aku harus keluar. Aku harus cari teman-temanku dan membuktikan kalau aku--"

"Tidak bisa. Diam disini sampai kami menemukan buktinya", ucapan Solar terpotong saat Gempa menepis pegangannya dan berlalu untuk keluar.

"Kak dengarkan aku dulu, kakak pasti yang paling tau bagaimana aku kan? Aku Mohon kak, jangan menutupi perasaanmu"

Langkah Gempa terhenti, sementara Solar yang berderai air mata menatap punggung kakaknya penuh permohonan.

"Aku tau aku salah, tapi benar kak, aku ga ngelakuin itu semua. Aku benar-benar dijebak, aku harus mengatakan apa lagi untuk membuat kalian percaya?"

Sang kakak hanya tersenyum tabah, "..seharusnya kau memikirkan hal itu sebelum melanggar aturan keluarga, Solar", ucap Gempa. Berbalik mentap adiknya dengan tajam.

"Tempat yang tidak seharusnya kau sentuh. Pergaulan yang seharusnya kau jauhi. Apa kau begitu bodoh sampai tidak bisa membedakan mana yang benar dan mana yang tidak? Aku..kecewa padamu". Setelah kalimat itu Gempa kembali berbalik, memutar kunci dan membuka pintu sebelum bantingan yang cukup keras tercipta, sertakan tanda jika pemilik manik silver kembali dikurung disana.

Pemuda itu terduduk dilantai, kembali terisak penuh penyesalan akan semua kecerobohannya. Ditambah kata-kata Gempa yang begitu terasa menusuk, Solar benar-benar putus asa.

Kenapa..

Kenapa ini harus terjadi padaku?

Ibu..

Aku tidak tau harus melakukan apa..

Masa depanku sudah hancur bu..

Tolong bantu aku..

Ajaib, ditengah tangisan laranya yang begitu pilu, sebuah suara ketukan terdengar sedikit nyaring.

Bukan dari pintu, melainkan dari jendela kamarnya. Solar menoleh dan tak butuh waktu lama sebelum maniknya bertemu dengan manik orang diluar jendela.

Secara refleks Solar bangkit dan berlari menuju sisi jendela untuk membuka kuncinya, iapun sedikit terkejut pada kedatangan yang tak terduga dari orang itu, apalagi Solar pikir semua saudaranya sedang meragukan fakta tentang kebenarannya saat ini.

Lembaran jendela kaca persegi itu kini terbuka, "T-Thorn..", panggil Solar memelas. Berharap adiknya berniat membantu dan bukan menyalahkannya.

Thorn menaiki sisi kayu jendela dan membiarkan dirinya masuk kekamarnya sendiri. Membiarkan tangga di luar masih tetap bersender ditempatnya. Lalu ia meraih lengan Solar, menautkan manik hijau dengan manik silver yang sendu.

Boboiboy Elemental ~Where stories live. Discover now