Firasat

1.1K 110 10
                                    

"Ternyata kau!...yang selama ini dalang dari masalah kami!"

"Berani sekali!! akan ku bunuh kau Thorn!!"

"Ternyata kau hanya pura-pura saja"

"Mari sini biar aku kirim kau bersama ibu!!"

"Kak Hali, kak Taufan, sudahlah!"

Swushhhh

"Ahhhh"

"K-kak Hali, apa yang kau lakukan????"

"Biarkan saja dia, kalau kalian coba menolongnya, kalian juga akan bernasib sama, mengerti!"

"Tapi kak Taufan, Thorn..."

"Aku bilang biarkan saja!"

"..."

"...Ini akibat kau berani menyakiti adik-adikku! Jangan harap kau bisa keluar sebelum kau mati!"

Flashh

Mataku terbuka lebar dengan keringat membasahi tubuh dan bajuku. Mimpi yang sangat mengerikan itu, benar-benar membuatku takut setengah mati. Mata kak Hali dan kak Taufan yang penuh amarah dengan nafsu pembunuh, tatapan datar para elemental, juga darah yang keluar dari tubuhku membuatku meraba perut untuk memastikan apakah aku baik-baik saja. Hufttt, tak ada darah dan pisau, dan kusadari aku masih ada di kamarku dengan balutan selimut dan bantal hijau yang berantakan.

"Huftt, sepertinya aku kelelahan saja", kutoleh tempat tidur kak Solar yang sudah rapi oleh tuannya. Disaat bersamaan pintu kamar mandi terbuka menampakan kak Solar yang habis mandi dengan rambut basah acak-acakan yang masih ia keringkan dengan handuk.

Ah dia sangat bersinar dibawah lampu itu, sosok sempurna bagi setiap orang yang tidak beruntungnya adalah kakakku. Aku heran saja apa yang membuatnya dielukan begitu berlebihan. Aku tau dia sangat berkharisma, tapi perlakuan yang ia dapat membuatku muak apalagi setiap hari aku harus bertemu dengannya, hhhhh.

" Kak Solar pagi banget bangunnya, kan ini hari minggu kak"

"Tau kok, tapi kan kita mau pergi ke rumah sakit, Thorn. Kau pasti lupa kan kalo kak Ice pulang hari ini"

"...OH IYAA, Thorn lupaa!!!"

"Yeah, seperti biasa. Buruan mandi, nanti kami tinggal rasain loh"

"Iya iya, ini Thorn mau mandi kok. Inget jangan tinggalin Thorn ya kak🥺", bujukku pura-pura memelas.

"Iya makanya cepetan🙄"

Aku beranjak ke kamar mandi dan seketika ekspresi tergesaku menjadi datar menatap bayangan di cermin. Aku membuka baju kaos putih yang kukenakan dan terlihat tubuhku yang putih mulus tanpa luka sedikitpun. Aku menatap sosok imut dicermin dengan tatapan yang sebaliknya cukup lama, justru aku tak peduli sedikitpun pada kak Ice, menyusahkan saja. Kalau bukan karena aku masih menjaga image-ku sebagai adik yang baik, aku akan sangat bahagia mengetahui kak Ice overdosis dan mati, kali ini mungkin dia lolos dari maut tapi lain kali, aku sendiri yang akan mendorongnya lebih jauh pada pintu kematian.

"Thorn, buruan! Yang lain udah pada dibawah tuh!!"

"Iya iya, bentarr", mengganggu saja, akan lebih baik mereka meninggalkanku saja agar aku tidak ikut menjemput kak Ice. Aku beranjak menyalakan shower dan membasahi tubuhku dengan dinginnya air pancuran.

~~

"Lama banget sih kamu Thorn! Kami dari tadi nungguin loh", omel kak Blaze sesaat setelah aku sampai di garasi.

" Maaf kak, tadi ketiduran, hehe"

"Sudah gapapa, ayo semua masuk mobil, Ice dan Hali pasti sudah menunggu disana", potong ayah.

Boboiboy Elemental ~Where stories live. Discover now