Safir dan Ruby

1.3K 116 3
                                    

HALILINTAR POV

   Mata biru muda Taufan perlahan membuka selagi raut wajah yang meringis akan sakit yang kembali ia rasakan. Ku hentikan kegiatanku men-scroll ponsel dan tertegun melihat memang ia terlihat sangat menderita. Kau memang tak pernah berubah Taufan, selalu saja menyusahkanku.

"Gghh, sakitnya..."

"..."

"Wohhh!! Aduh, K-kak Hali?", matanya seketika membelalak melihatku duduk dikasur dan menatapnya. Aku tak melakukan apapun tapi ia terkejut seperti melihat setan sampai lupa akan lukanya.

" K-kenapa kak Hali disini?"

"Ini kamarku, tidak tepat kau bertanya begitu"

"Eh? Ini...kenapa aku ada dikamar kakak?"

"Aku yang menyelamatkanmu dari geng sebelah"

"..."

"I-itu kak aku..."

"Makan dulu! Sebelum aku membuat kupingmu mendidih nanti"

Ku beranjak dari dudukku mengambil nampan berisi bubur hangat yang kubuat tadi dan kubawa untuknya, sekilas kulihat wajah khawatir Taufan sebelum aku berbalik. Tentu saja ia tak bisa mengelak lagi, kebenaran akan geng motornya ternyata belum bubar sudah terlihat jelas oleh mata kepalaku, aku mau tau kebohongan apalagi yang mau ia katakan.

~~

"...Kak, udah selese..."

Aku menghampiri Taufan dan mengambil nampannya.

"Kau mau cemilan atau susu?"

"...tidak, aku sudah kenyang"

"Okay", ku tatap lekat mata safir Taufan yang terlihat gugup. Sebuah kursi kutarik dan ku duduki santai tanpa mengalihkan pandanganku.

"Aku menunggu penjelasanmu!"

"..."

"Hah, kenapa kau diam saja?"

"Aku...aku tidak bisa membubarkan mereka kak, 3 tahun ini kami selalu bersama dan kami tidak melakukan hal buruk sama sekali. Kami hanya naik motor, tidak lebih kok"

"Owh tidak lebih ya? Jadi bisa kau jelaskan juga apa yang terjadi kemarin? Itu yang kau bilang tidak lebih dari sekedar motor?? Aku tak mengerti jalan pikiranmu Taufan, apa yang kau cari dari geng-gengan seperti itu? Kau pikir apa yang akan terjadi kalau aku dan Fang tak menyelamatkanmu kemarin? Dan sekarang, polisi sedang menyelidiki kejadian itu atas laporan warga, jika mereka menemukan salah satu saja dari kalian, aku tak tau harus berbuat apa untuk menyelamatkanmu, Fan!"

"..."

"Mulai sekarang jangan pulang lebih dari jam 10 atau kau tau sendiri akibatnya. Lagipula lihat dirimu sekarang, tidak ada gunanya kau ikut kelompok tidak jelas begitu, hanya akan membahayakan dirimu sendiri Taufan"

"..."

"Satu lagi, tetap disini setidaknya sampai lukamu sembuh total agar Ayah tidak curiga, mengerti?"

"Mengerti"

~

   Ku tinggalkan Taufan setelah kurasa cukup untukku menceramahinya. Jujur, aku tidak marah melainkan aku sangat khawatir padanya. Kemarin saat aku dan Fang berhasil mengusir TR dari tempat itu, perhatian utamaku tertuju mutlak padanya yang bersimbah darah dengan luka di sekujur tubuh. Sebagai kakak tentu saja aku takut luar biasa melihatnya. Aku tau ia anak yang baik, tapi caranya mengekspresikan diri itu salah, apalagi sampai membahayakan dirinya sendiri.

   Ku tutup pintu dan ku kunci dari luar. Setidaknya walaupun elemental lain tak akan masuk kamarku sembarangan, tapi Ayah selalu saja menerobos dan akan sangat bahaya jika ayah tahu kondisi Taufan sekarang.

HALILINTAR POV END.

Boboiboy Elemental ~Where stories live. Discover now