Laporan

699 84 72
                                    

Ice tersenyum. Mendengar pertukaran emosi yang terjadi di dalam antara sang ayah dan sang kakak bermanik oranye.

Bertahun-tahun ia menunggu sebuah permintaan maaf dari sang ayah untuk Blaze dan kini hatinya sungguh merasa hangat, seakan ikut merasakan kebahagiaan yang seharusnya dirasakan olehnya, seakan ia dapat melihat sebuah cahaya yang dulu tertutupi awan kini mulai menampakan diri.

Kak Blaze..

Lagi, pemilik manik aquamarine itu tersenyum selagi melangkahkan kakinya pergi.

Kurasa diariku akan sangat bahagia bisa menulis ceritamu kak. Batinnya, memberi waktu untuk kedua orang itu saling berbaikan.

Lalu ia berjalan menuju sebuah kamar yang ia yakin tidak akan keberatan menerimanya menumpang sebentar bahkan sampai besok sekalipun. Ice mengetuk pintu itu dan langsung membukanya sampai nampak seorang pemuda sudah terlelap dalam tidurnya.

Sang elemental kelima melangkah masuk setelah menutup pintu dan tanpa ragu membaringkan diri di sebelah saudaranya dalam hening. Namun walaupun begitu, sang kakak masih terbangun karena tempat tidur jenis double size itu bergerak saat Ice menaikinya.

"Ice?", panggil sosok itu.

"Kenapa kau disini? kembalilah kekamarmu"

Ice berbalik hingga kini ia bisa menatap wajah sang kakak yang menoleh padanya. "Mau tidur dengan kak Hali", jawabnya singkat.

Hali tertegun sejenak mendengar jawaban Ice, tumben sekali adiknya ini mau tidur dikamar lain selain kamarnya sendiri. Biasanya Ice akan merasa risih jika harus beranjak dari kasur juga boneka whale kesayangannya, tapi entah ada perubahan selama ia koma atau memang Ice sedang menyembunyikan sesuatu darinya.

"..tumben", komentar Hali. Ice membuka matanya yang tadi sempat ia pejamkan.

"Kenapa? ga boleh?"

"Boleh sih. Tapi Blaze dimana? kenapa tidak jaga dia?", tanya pemilik manik ruby itu.

"Dikamar. Dia udah tidur kok, lagipula aku pengennya tidur sama kakak malam ini", jawab Ice enteng. Mendekatkan tangannya untuk memeluk dada sang kakak.

Tentu saja tangan Ice langsung disingkirkan oleh Hali. "Hey! gay kau ya?", ujarnya memperingatkan walau dibalas dengan tawa kecil dari sang adik.

"Kak Hali.."

"..terima kasih sudah kembali"

Kembali manik biru laut itu terbuka, mendapati manik ruby Hali yang lagi-lagi tertegun karena ucapan Ice yang tiba-tiba.

"Aku minta maaf. Karena aku kakak jadi terluka, aku selalu merasa bersalah mengingat malam itu kak. Seandainya aku tidak pernah menggunakan obat apapun, pasti aku tidak akan sampai bergantung dan membuat kalian kesusahan, pasti kakak--"

"Diam Ice", ucapan Ice terpotong oleh Hali. Ia memiringkan badan agar pandangannya lebih jelas pada wajah sang adik.

"Itu bukan salahmu. Sudah menjadi tanggung jawabku untuk melindungi kalian, aku tidak pernah sama sekali berpikir untuk menyalahkanmu karena ini memang sudah takdir"

"Kakak sedikit mengerti posisimu saat nekat menggunakan obat yang tidak seharusnya kau sentuh. Kakak sadar kalau kau tau banyak hal, Ice. Kau tau banyak rahasia yang bahkan tidak kami ketahui, semua itu pasti tidak mudah untuk kau tanggung, jadi kau memutuskan untuk mempertaruhkan semuanya demi bisa bebas"

Ice terdiam.

"..kakak tidak marah. Asalkan mulai sekarang kau harus lebih terbuka pada kami okay? kita bisa tanggung bersama. Karena kita adalah...", ucap Hali. Menggantung kalimatnya seraya menatap dalam pada manik biru Ice.

Boboiboy Elemental ~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang