Solar, beginikah kau berakhir?

1.2K 106 6
                                    

"Kak Taufan, kita mau bawa Solar kemana? Hiks hiks Huhuhu, Gempa takut kak"

"..."

"Solar, kumohon bertahan! Huhuhu, bertahanlah Solar!"

"Gempa tenanglah! Semuanya akan baik-baik saja!", kata setengah bentakan terpaksa Taufan keluarkan untuk Gempa yang dari tadi tak hentinya menangis.

Cahaya remang-remang menjelang malam menutupi wajah sang kakak yang sebenarnya sedang berpikir keras namun terganggu akan suara tangisannya.

" Hiks hiks, Gempa takut kak"

"Tidak usah takut! Racun Solar masih butuh waktu untu bekerja sepenuhnya. Makanya kau jangan membuang waktu dengan menangis begitu!"

"M-maaf kak"

"Lebih baik kau hentikan taksi untuk kita di depan sana!"

"Kita akan kerumah sakit mana kak?"

"Nanti kakak yang bilang pada sopirnya, hentikan dulu satu"

"Hiks, baik kak"

Gempa segera berlari meninggalan Taufan yang tengah menggendong Solar di belakangnya untuk menghentikan taksi.

Sebenarnya Taufan sedikit heran akan berat badan Solar yang sangat ringan mengingat tinggi mereka tak jauh berbeda. Ia pikir, bisa saja ia berlari dengan membawa Solar tapi tak ia lakukan karena waktu yang terdesak ini. Ah tentu saja Solar sangat ringan. Walaupun ia makan banyak, kekurangan tidur dan bergadang juga berpengaruh buruk pada kesehatannya. Mimisan, sakit kepala, tiba-tiba kehilangan kesadaran adalah hal biasa bagi Solar akibat porsi belajar yang bisa dibilang sangat berlebihan.

"Kak, taksinya sudah siap!"

"Buka pintunya!"

Taksi melaju ke arah barat dengan cepat diselimuti hening mencekam dari Taufan dan kedua adiknya.

"Adeknya kenapa dik?"

"Gapapa, Pak"

"Kalian butuh minum? Ambil saja di kotak belakang Bapak ini, minum dulu biar kalian tenang"

"M-makasi ya Pak", sahut Gempa tak enak karena Taufan tak menjawab.

" Pak, di depan putar balik ya. Ke jalan Nusa Indah"

"Baik dik"

"Loh kak? Rumah sakit kan di jalan Bunga Pertiwi, kenapa kita ke Nusa Indah?"

"Kita tidak ke rumah sakit"

"Terus kita kemana kak?"

"Ikut saja Gem, kakak ada tempat yang lebih baik dari rumah sakit"

"...", apa rencana kak Taufan? Kenapa dia menunda pertolongan Solar? Ya Tuhan, ku harap kak Taufan sedang berfikir jernih sekarang.

~~

Dor dor dor

" Tar, buka pintu dong!"

"Hadeh, siapa sih ganggu aja", lelaki kurus itu berdiri hendak membuka pintu.

" Eh, inget intip dulu. Hati-hati nanti polisi lagi"

"Hm, iya iya, cerewet banget si lu, Dan"

Ikhtar mengintip perlahan dari celah jendela dan mendapati 'tamu' mereka yang sangat mengejutkan.

"ASTAGA, TAUFAN!!"

"Hah? Taufan?", panik Hamdan menyusul Iktar yang berlari lebih dulu ke luar.

" FAN?? Adek lu kenapa?"

"Nanti gue jelasin, biarin kami masuk dulu!"

"Ayo cepetan masuk!"

~~

Boboiboy Elemental ~Where stories live. Discover now