too naive to realize

713 78 3
                                    

"Hey jenius", panggilan itu membuat sang remaja bersurai coklat menoleh.

Anam, Bayu, dan Aditya menghampirinya dan duduk membawa makanan mereka masing-masing di depan Solar yang juga sedang menikmati nasi goreng miliknya.

Solar tersenyum, "Hai juga", balasnya ramah.

Mereka pun mulai makan bersama tanpa ada rasa canggung walaupun ketiga siswa itu adalah murid baru. Solar bisa berinteraksi dengan baik, setidaknya ia memiliki teman baru yang bisa ia ajak berdiskusi mengenai pelajaran rumit seperti matematika dan sains pada mereka.

Hal itu membuatnya merasa sedikit...nyaman, entahlah. Yang jelas Solar suka pada orang yang berpengetahuan walaupun tak sehebat dirinya namun bercengkrama dengan orang yang sefrekuensi sungguh menarik bukan?

"Kau sakit ya Lar?", tanya Bayu tiba-tiba.

Solar hanya mendongak dan terdiam sejenak, "Ah tidak kok, kenapa memangnya?"

"Kau terlihat pucat, apa kau sering bergadang?", tanya Anam sambil meminum jus jeruknya.

"mm, lumayan sih. Biasalah kadang ngerjain tugas atau sekedar buat eksperimen", jawab Solar enteng. Walau sebenarnya kata 'lumayan' berarti ia hanya tidur satu atau dua jam bahkan tidak sama sekali.

Aditya yang sedari tadi mengunyah mi goreng miliknya kini ikut berbicara, "jangan keseringan Lar, kau seperti ga punya darah begitu nanti malah sakit loh"

Solar tertawa kecil, "Iya, akhir-akhir ini aku tidur sangat lama sih"

"Baguslah, emang biasanya anak kayak kita tuh suka bergadang. Selalu ada aja yang bisa dilakuin kan ya, hahaha", sahut Bayu sambil tertawa.

Anam mengangguk, "Bener juga sih. Kayaknya anak pinter kayak kita punya dunia sendiri pas malem"

"Eh iya, kau ini kembar kan Lar?", tanya Aditya.

Solar mengangguk sambil memasukan sesuap nasi goreng ke mulutnya, "Mn".

"Saudara-saudaramu sekolah disini juga?"

"Iya, kak Hali yang lagi absen. Terus kak Taufan, kak Gempa dan kak Ice di kelas sosial A, sama kak Blaze dan Thorn di kelas sosial B", jelas sang manik silver.

Ketiga teman barunya mengangguk mengerti.

"Lain kali ajak kami kerumahmu buat ketemu mereka ya, hehe. Biar lebih akrab ama saudara temen kita"

"Hehe, iyaiya, nanti kita ke rumahku"

Beberapa menit kemudian bel masuk berbunyi, mereka membereskan sisa makanan mereka sebelum masuk ke kelas.

.

.

.

Para siswa berhamburan keluar gerbang menuju rumah masing-masing di jam pulang sekolah, termasuk keempat orang pintar yang berjalan menuju suatu tempat.

Ya. Solar, Anam, Bayu, dan Aditya membuat janji untuk pergi ke sebuah kafe tak jauh dari sana untuk sekedar mengenal lebih jauh. Sebenarnya tadi Solar sempat menolak karena harus belajar namun mereka terus membujuknya dan mengatakan tak akan terlalu lama.

Karena tak bisa menolak, akhirnya Solar setuju.

Mereka memilih tempat duduk di dekat jendela dimana mereka bisa melihat pemandangan orang yang lalu lalang di trotoar luar. Anam mengambil menu dan memilih minuman yang ia suka sementara ketiga temannya hanya memperhatikan santai.

"Saya mau mocktail ya", pesannya pada pelayan kafe. "kalian mau apa?"

"Aku sama denganmu saja", jawab Aditya

Boboiboy Elemental ~Where stories live. Discover now