Rapat

692 68 78
                                    

"Hah? apa itu benar?"

"Iya, kau lihat saja sendiri. Ini benar-benar dia"

"Astaga. Tidak bisa dipercaya. Berani sekali dia melakukan hal itu, dasar laki-laki brengsek!", umpat seorang murid wanita saat salah seorang siswa menunjukan foto di ponsel miliknya.

Secara serempak ada banyak bisikan yang menyeret nama pemuda itu dalam sebuah desas-desus yang beredar. Bukan sembarang, berbagai foto, video, bahkan rekaman suara menjadi bukti kuat yang mampu membuat seluruh warga sekolah gempar akan berita mengejutkan siang itu.

Tak butuh butuh lama sebelum berbagai lembaran berisi kata-kata kasar penuh hinaan menghujat sang remaja di berbagai sudut sekolah terutama di mading dan papan pengumuman, hingga berita itu sampai ditelinga para elemental bersaudara.

Rasa terkejut, marah, dan tidak percaya semua bergabung menjadi satu saat mendengar adik mereka menjadi perbincangan orang ramai. Tak ayal, bahkan Gempa yang bisa dibilang pintar mengontrol emosinya kini benar-benar terlihat murka akan perbuatan sang adik sampai meremas lembaran poster yang ia lihat.

Manik emas milik elemental ketiga menatap tajam pada kejauhan, sebelum mengambil tasnya dan berlalu keluar dari perpustakaan. Bisik-bisik yang masih bisa terdengar menambah adrenalin Gempa untuk bisa sampai di rumah dengan segera, karena itu langkahnya begitu cepat melewati koridor gedung sekolah.

Solar, kau benar-benar keterlaluan kali ini.

.

.

.

Pintu utama terbuka menampakan Hali sang putra sulung keluarga Elemental beserta Taufan dan kedua adiknya yaitu Ice dan Thorn yang baru pulang dari sekolah masuk dengan raut wajah yang entah terlihat khawatir atau marah.

"Blaze, dimana Solar?", tanya Hali. Suaranya menunjukan emosi yang berusaha ia tahan.

Blaze yang tadinya bersender di sofa sambil menonton TV menautkan manik oranye pada manik para saudaranya. Merasakan firasat buruk akan pertanyaan sang kakak. "Solar belum pulang kak", jawabnya.

Hari itu sebenarnya kondisi Blaze sudah cukup baik untuk kembali sekolah mengingat sudah dua bulan mendapatkan istirahat dengan mengikuti sekolah berbasis online. Ia sudah bisa berjalan dengan baik, walaupun lengan kirinya masih belum sembuh total namun ia sudah bisa melakukan kegiatan sehari-hari dengan baik.

Blaze memutuskan istirahat satu hari lagi sebelum kembali ke sekolah, sementara Hali sudah mulai mengejar pelajarannya dari sebulan yang lalu.

"Kak Hali", panggilan itu merebut semua atensi sampai terpaku pada pemilik manik coklat yang baru datang.

Gempa langsung mendekat dengan cepat.

"Apa kalian sudah dengar tentang Solar?"

Para saudaranya mengangguk, "Sudah Gem, dia masih belum pulang", jawab Taufan.

"Apa dia akan pulang? atau malah kabur untuk menghindari kita?"

"Aku yakin Solar akan pulang, kalau tidak aku juga tau dia dimana", ucap Hali. Manik ruby itu berkilau seakan ucapannya memang bisa dibuktikan.

"Bukankah tidak ada ekstrakurikuler apapun hari ini? sekolah tutup lebih awal karena terlalu banyak sampah poster dan foto disemua area sekolah", giliran Ice yang menimpali.

"Tadi Thorn dengar dari temannya Solar kalau dia pergi ke laboratorium sejak jam kedua kak, soalnya jam kalian kan kosong tadi. Iya kan kak Hali?"

Hali mengangguk, "Benar juga,Thorn. Tadi jam kosong sampai jam istirahat. Tapi jika memang dia berniat pulang, seharusnya dia sudah disini"

Blaze yang mendengar perbincangan para saudaranya tentu saja bingung, ia bangkit dan lebih mendekat pada mereka dengan khawatir. Ia menebak-nebak apa yang terjadi sebenarnya? kenapa terasa begitu serius? Lagi, kenapa mereka membahas tentang Solar?

"Apa yang terjadi? Solar kenapa?", tanya Blaze penuh kebingungan.

Namun belum sempat pertanyaannya itu mendapat jawaban, pintu rumah mereka kembali terbuka. Menampakkan orang yang sedari tadi ditunggu oleh para kakak dan adiknya.

"Aku mencari kalian di sekolah, ternyata sudah sampai dirumah", Sapa pemuda bermanik silver itu. Seakan tidak terjadi apapun padanya hari ini, atau mungkin..ia belum tau?

Keheningan tercipta saat semua manik saling tertuju pada Solar yang mendekat dengan wajah datarnya.

"..Solar", panggil Hali dengan suara berat membuat Solar kini menatap sang kakak sulung.

"Duduk disana. Ada hal yang ingin kami bicarakan"

Mendengar itu, dan melihat manik ruby Hali yang menatap tajam seakan menghakiminya, barulah Solar sadar jika ada sesuatu yang tidak beres sedang terjadi sekarang.

Para elemental kecuali Blaze membubarkan diri menuju sofa tanpa menunggu jawaban Solar, ataupun menjawab pertanyaan Blaze tadi hingga menyisakan dua orang yang kebingungan akan atmosfir dingin diantara mereka.

Solar bingung, ia tidak bisa membaca pikiran mereka sama sekali. Apa yang sedang terjadi? seingat Solar ia baru saja datang dari Laboratorium sekolah saat didapati petugas penjaga dan langsung mencari para elemental lalu langsung pulang. Ia tidak pergi kemanapun, jadi kenapa tiba-tiba ada suasana seperti ini?

Mengesampingkan segala pertanyaan yang berputar diotaknya, Solar menatap manik oranye Blaze untuk memberi tanda agar mengikuti permintaan sang kakak sulung untuk duduk di sofa bersama yang lain.

Hanya dengan tatapan yang Solar berikan, juga bagaimana Hali dan yang lain terlihat menahan emosi, Blaze yakin jika kedepannya tidak akan menguntungkan Solar dan entah kenapa, rasa khawatir seketika tercipta saat ia dan Solar menyertai rapat saudara hari itu.

Sementara di sisi lain, seseorang tengah tersenyum tipis akan keberhasilan yang sudah lama ia tunggu. Tak ada yang menyadari senyuman penuh kemenangan itu bahkan Hali sekalipun, mungkin karena atensi utama sedang tertuju pada elemental keenam dan bukan padanya.

Manik hijau emerald yang tadinya memancarkan aura seseorang yang sedang khawatir, sejenak berubah menjadi orang lain dengan kepribadian yang berbeda, yang begitu licik dan penuh tipu daya.

Ia hanya menatap sang kakak duduk di sofa tunggal tanpa mengatakan apapun atau berniat ikut campur dalam rapat ini. Sekali lagi, ia tersenyum tipis.

Sudah saatnya anak kesayangan mendapatkan apa yang seharusnya didapatkan.

Masa santaimu sudah berakhir kak Solar.

Aku sengaja menempatkanmu diurutan terakhir, karena kau adalah orang yang paling aku benci didunia ini.

Dan jangan harap ini akan berlangsung sebentar,

akan aku pastikan hidupmu hancur karena ini.

Bahkan ayahpun tidak akan bisa membantumu sekarang.

Jadi, semoga kehidupanmu tidak akan menyenangkan

Tidak dari sekarang, kakak.

.

.

.

Author's Note

Well, jadi author tegaskan kali ini adalah chapter setelah time skip selama dua bulan ya guys.

Kira-kira apa yang terjadi?

Author sih sebenarnya mau kasih tau but saya tidak tega, hiks. Jadi kalian tebak aja deh sendiri yah:)

Mohon maaaffff sekali for the long long hiatus dari cerita ini hehe, author sebenarnya lagi malas-malasan di kamar ya bisa dibilang mendalami karakter Ice lah. So semoga kalian selalu tunggu dan setia buat baca cerita ini ya.

Silahkan komen yang banyak karena cerita ini harus segera update, biar ga penasaran wkwkwkwkwkwk.

So atas perhatian kalian, see u on the next updateee...

Boboiboy Elemental ~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang