Mimpi manis tentang dia

696 82 10
                                    

"TAUFAN!!!!! SINI KAU!!!!"

Suara menggelegar disertai kejar-kejaran antara singa dan Taufan yang semakin memanas membuat orang yang sedang menyiapkan sarapan memutar bola mata emas miliknya.

"Hhh, mulai lagi", gumam Gempa seraya menyebar piring di atas meja.

"Hey kak! aku kan cuman mau membangunkanmu, berhenti mengejarku!"

"TAPI TIDAK DENGAN BALON JUGA!! SINI BIAR KEPALAMU YANG AKU LETUSKAN!!!"

"WHAA!! ampun kak!!!"

Sungguh jelas pemandangan kedua kakaknya itu sudah terlalu sering untuk membuatnya terkejut atau bahkan melerai, saat ia dengan tak peduli hanya fokus pada pekerjaannya di dapur, tiba-tiba...

PRANGG

Gempa menoleh kaget pada sumber suara pecahan yang nyaring itu. Ia pun menghampirinya dan mendapati vas bunga beserta mejanya di sebelah pintu utama sudah berserakan sertakan Taufan yang bangkit dengan mata terbelalak sementara Hali segera melepas pegangan pada kerah belakang sang adik.

Manik emas kini beraura menakutkan, cukup menyeramkan untuk membuat Hali dan Taufan merasa takut untuk melanjutkan pertengkaran mereka ataupun saling menyalahkan satu sama lain.

"G-Gempa, kamu b-baik-baik aja kan?", tanya Taufan terbata saat melihat sang adik hanya mematung memandang bangkai vas bunga.

"N-nanti biar kakak yang be--"

"KALIAN INI SELALU SAJA MEMBUAT ULAH!", bentaknya membuat Hali dan Taufan tersentak.

"Sudah berapa kali kalian memecahkan barang? kalian mau seisi rumah ini hancur karena ulah kalian? minggu ini ada 2 piring, satu guci, dan satu vas bunga yang pecah, selanjutnya apa kalian mau memecahkan temboknya sekalian?", lanjut Gempa seraya kedua tangannya berkacak di pinggang.

Hali dan Taufan hanya menunduk tak berani berkutik di hadapan adik mereka yang sedang mode ibu-ibu mengomel itu.

"Sekarang bereskan semua ini, dan kalian harus membeli vas yang baru dengan uang kalian sendiri!"

"Baik", ucap kedua saudara kembar itu pasrah.

"Gempa", terdengar sebuah panggilan bernada lembut membuat ketiganya menoleh.

Wanita berambut agak panjang dan sedikit ikal muncul dari atas tangga dengan senyuman manisnya, ia beranjak turun dengan tenang menuju sumber keributan tadi.

"Hmm, Hali dan Taufan berantem lagi? vas itu pecah karena ulah kalian ya?", tanyanya.

"Iya bu, mereka ini memang tidak bisa dikasih tau. Selalu saja bertengkar dan memecahkan barang. Hanya bilang kalau Blaze dan Thorn yang bandel tapi kalian juga sama saja"

Lagi-lagi Hali dan Taufan menunduk mendengar omelan Gempa yang berlanjut membuat ibu mereka tertawa kecil.

"Ya sudah anak Ibu yang galak jangan marah lagi ya, kasihan tuh kakak kamu", ucapnya sambil memegang bahu sang anak.

. . .

Entah kenapa dunia terasa berglitch, seraya semua benda dan gerakan terputus-putus layaknya Tv yang rusak. Adegan terus berubah seperti ada yang sedang mengendalikannya, kadang bergerak laju kadang diperlambat saat tampilan menarik muncul.

TITTTT!!!

BRAKK!!!!

.

.

.

Anak laki-lagi itu membelalakan matanya seraya keringat dingin memenuhi pelipisnya. Sekuat tenaga ia meraup angin sebanyak-banyaknya seakan oksigen itu akan hilang sebentar lagi.

Boboiboy Elemental ~जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें