Back Home

886 94 55
                                    

Dua minggu telah berlalu sejak Hali sang putra sulung dari keluarga Elemental sadar dari komanya.

Rasa bahagia tidak bisa disembunyikan saat manik ruby nya menatap sekeliling pada rumah kediaman mereka ketika ia tiba. Tidak banyak yang berubah setelah malam itu, penataan maupun furniture masih sama membuat Hali mengukir senyum tipis di wajah tampannya yang pucat.

Begitupun sang adik bermanik oranye, telah menunjukan identitasnya kembali menjadi bagian dari rumah yang lama ia tinggalkan walaupun ia masih belum sepenuhnya pulih.

Kaki kanan dan lengan kirinya masih terbalut gips. Mengharuskan Blaze untuk tetap berada di kursi roda sampai ia benar-benar diperbolehkan berjalan oleh dokter.

Hali dan Ice sudah tau akan hal buruk yang menimpa saudara keempat itu bahkan merekapun belum percaya. Namun semuanya sudah terjadi dan atas usaha Blaze meyakinkan mereka, kedua elemental dingin itu pada akhirnya bisa menerima keadaan walau terasa berat.

Hingga kini, berkumpulah ketujuh pemuda yang telah kembali dari sebuah badai besar di pedalaman masa lalu yang telah terlewati.

Ya, mereka pulang.

Pertama kali setelah sekian lama rumah itu akhirnya menyambut lengkap para tuannya.

Tak berselang lama dan sebuah pesta penyambutan digelar secara besar-besaran menghadirkan siswa-siswi dari kelas para elemental, rekan kerja Amato beserta tetangga yang ikut membantu hingga acara berlangsung lancar.

Rumah kediaman merekapun telah ditata sedemikian mungkin agar dapat menampung banyak hadirin, jadi kini ruang tamu dan halaman berubah menjadi aula dengan banyak kursi serta meja berisi berbagai macam makanan dan minuman bagi para tamu sehingga pesta itu berlangsung sangat meriah.

.

.

.

"Arggh berikan padaku!! kau mengalah dong Thorn!! ini kan cuman tersisa satu saja!!!"

"Tidak mau!!! ini kue rasa vanilla kesukaanku, kakak yang ngalah dong!!"

"Hey aku sedang sakit!! tega sekali kau mau rebutan denganku Thorn!!"

"Huwaaa, tapi Thorn juga mau kue itu!!!"

Pertengkaran antara Blaze dan Thorn membuat Ice menghela nafas lelah karena sedari tadi sudah berdiri menyaksikan adu mulut dengan pemandangan Thorn yang berusaha merebut kue yang coba Blaze makan dari kursi rodanya.

Ia sendiri sedang memegang 3 buah dango di tangan kirinya sementara tangan kanan sibuk memasukkan jajanan manis berbentuk bulat itu kemulutnya hingga kini tersisa katik kosong saja.

Tak lupa disebelah Ice, duduklah Gopal yang tak lain tengah memakan sate kering berbahan dasar daging kambing dengan lahap menjadikan pertengkaran kedua kawannya itu sebagai tontonan selagi makan.

"Kira-kira akan baku hantam ga ya?", tanya Gopal santai pada Ice.

Pemilik manik biru aqua menghela nafas sebelum membuang katik kosong ke tempat sampah dan menyuap dango berikutnya.

"Pasti Thorn yang menang", sahut Ice dibalas anggukan setuju oleh Gopal.

"Blaze memang tidak sadar diri, udah sakit bukannya mengalah. Awas saja nanti--"

"ADUHH!!"

Refleks Ice dan Gopal membelalakan mata saat Thorn tidak sengaja menarik tangan kiri Blaze yang masih terbalut gips. Tentu saja Blaze memekik karena merasakan ngilu dari lengannya sementara Thorn segera melangkah mundur karena terkejut.

"K-kak Blaze!! kakak baik-baik saja?", tanya Thorn mencoba memeriksa lengan sang kakak.

"Kau lihat saja sendiri!! kau mau mematahkan tanganku lagi?!! Aduhh sakitnya!!"

Boboiboy Elemental ~Donde viven las historias. Descúbrelo ahora