Fitnah

1K 99 8
                                    

BLAZE POV

Hari ini is another annoying day menurutku. Sudah seminggu sejak wanita itu dan anaknya tinggal disini membuatku malas keluar kamar. Yah, rutinitasku hanya sekolah, jajan, main game, dan main bola bersama Gopal. Tidak ada menonton Tv karena anak itu suka nonton kartun juga. Semuanya dengan mudah bisa aku lakukan tapi hari ini adalah hari minggu dimana sekolah libur, Gopal sedang liburan bersama ayahnya, dan hanya tersisa main game. Ya kali aku dari bangun tadi sudah main game sampe sekarang sudah jam 10, ya tentu saja bosan juga. Aku putuskan untuk bangun dari tempat dudukku menuju dapur karena sudah kurasakan perut ini meronta-ronta mau makan.

Baru saja di anak tangga pertama aku lihat anak itu, siapa namanya? Yuna? Heleh, sama sekali bukan nama yang bagus. Dia sedang menonton film SpongeBob di ruang tamu sendirian, aku tidak peduli. Yang membuatku heran kemana semua orang? Kenapa serasa sepi banget ini rumah? Aneh sekali.  Tanpa kusadari langkahku mungkin terdengar oleh Yuna yang langsung menoleh.

"Wah kak Blaze! Akhirnya kakak keluar juga"

"Cih, bukan urusanmu sama sekali"

"Erg, Ayah, Bunda, dan kak Gempa pergi ke supermarket. Kak Hali dan kak Solar pergi buat beli buku, kak Ice ga tau deh dia dimana sementara kak Taufan dan kak Thorn baru aja berangkat buat beli cemilan. Katanya kalau ada apa-apa aku bisa panggil kak Blaze di kamar"

"Siapa yang kau panggil kakak? Aku bukan kakakmu!"

"Terus aku harus panggil apa dong?

" Terserah"

"Oke deh Terserah, aku laper banget sekarang🥺 perut Yuna keroncongan nih pengen makan"

"🤦‍♂️", astaga, kenapa aku harus terkurung dengan makhluk ini?

" Terserah, tolong masakin Yuna ya😙😙"

"Jangan panggil aku terserah! Kau bodoh atau gimana sih?"

"Terus aku..."

"Ya sudah, kau boleh panggil 'kak'!"

"Wah, beneran nih? Yeeeyyy, makasi ya kak Blaze", girangnya berlari ke atas menaiki tangga sampai dekat denganku

" Jadi kak Blaze, kita mau masak apa?"

"..."

"Jawab dong kak, kak Blaze bakal masakin aku kan?"

"..."

"Nanti biar aku..."

"Denger ya, kau ini bukan siapa-siapa disini selain orang luar. Jangan berpikir aku akan menganggapmu adik jadi tau dirilah sedikit! Kamu kira hanya karena kau paling muda aku akan bersikap lembut padamu? Jangan harap!", kataku serius merendahkan intonasi.

"A-apa maksud kakak?"

"Maksudku? Apa kau belum mengerti juga?"

"..."

Dia terlihat terkejut dengan perkataan dan wajahku. Perlahan ia mundur dalam ketakutan sebelum ia kehilangan keseimbangan dan...

"Hey..."

"Ahhhhh"

Bugg bugg bugg

...

Mataku melebar melihatnya di dasar lantai dengan darah yang keluar dari hidung dan kepalanya. Segera aku turun dan memindai keadaan Yuna yang pingsan dengan panik. Aku benar-benar tidak tau harus berbuat apa, darah mengalir dengan cepat ke lantai membasahi baju kaos putihnya.

"Yuna, bangun!"

Tanpa berpikir panjang aku menaikkan lengan bajuku bersiap mengangkatnya.

Astaga Ya Tuhan, anak ini terluka parah dan hanya aku yang ada dirumah ini. Bagaimana ini? Aku tidak menyangka aku begitu menakutkan baginya sampai dia jatuh, aku harus cepat membawanya ke rumah sakit.

Boboiboy Elemental ~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang