Kembalilah Dengan Selamat

970 98 8
                                    


" Kita ga bisa cuman disini! Aku akan pergi membantu ayah!"

"Jangan gegabah Taufan! Kalau kita ikut keluar mereka bisa dengan mudah menangkap kita"

Bentak Hali pada Taufan yang frustasi hendak membuka pintu masuk ruangan itu, ia tau Taufan tak bisa tinggal diam tapi baginya sedikit saja kecerobohan akan berakibat fatal terutama bagi sang ayah yang sedang berjuang di luar sana

"Tapi diam disini membuatku gila kak! Kita ga tau gimana keadaan ayah! Setidaknya kita bisa melakukan sesuatu daripada hanya menunggu disini!"

"Kau dengar sendiri kan ayah bilang apa? Dan kau juga tau kan musuh ayah selalu berbahaya dan tidak sembarangan!"

"..."

Taufan mengacak rambutnya yang masih tertutup topi dengan frustasi merasa ucapan Hali ada benarnya. Mereka tau Amato yang seorang agen memiliki musuh yang bertebaran di luar sana, musuh yang elit dan kejam yang tanpa ragu menghabisi nyawa orang demi kepentingan mereka.

"Taufan, kau tenanglah. Kita serahkan pada ayah kalian", Lisa berusaha menengahi pertengkaran Hali dan Taufan walaupun dalam hatinya pun sedang gundah juga memikirkan nasib suaminya dengan semua suara tembakan yang terdengar di luar

Elemental lain dan Yuna hanya terdiam tak berani bersuara melihat kakak mereka beradu argumen dengan serius. Rasa panik, takut, tegang bercampur menjadi satu membuat mulut mereka kaku untuk ikut berdebat.

Di bagian paling belakang dimana elemental lain duduk di lantai karena kelelahan, terlihat Ice yang tak bersuara sedikitpun. Tak ada yang memperhatikan dan memang itu yang ia mau, perlahan ia menutup mata sekejap dan membukanya lagi agar tak ada yang curiga

Manik aquamarine itu terpejam untuk menahan sakit yang menyerang dadanya dari tadi, rasa sakit seakan sebuah tombak menembusnya hingga hancur

Ya, penyakit Ice kambuh lagi. Panic attack membuatnya berusaha mengatur nafas sekuat tenaga, belum lagi tubuhnya bergetar hebat tak terkendali.

Dipegangnya sebuah batu yang ia dapat di sebelahnya, dipegang erat untuk meluapkan semua rasa sakit yang tak bisa ia atasi. Semakin lama, semakin kuat cengraman pada batu itu hingga cairan kental menetes, membasahi lantai seperti jeruk yang diperas.

Di saat Hali mengamankan pintu masuk dari jangkauan Taufan sementara si pusaran angin mengutak-atik ponselnya, tanpa sengaja, Solar yang masih terduduk mencium bau yang pekat, bau seperti darah segar di dekatnya. Ia menoleh ke kiri dan kanan mencari sumber bau yang mengganggu penciumannya sampai iris silver Solar menangkap Ice yang kini telah duduk meringkuk menahan sakitnya

"Kak Ice?!"

Sontak semua penghuni ruangan itu menoleh pada sumber suara juga elemental bertopi biru. Keringat dingin mengalir deras di seluruh tubuh Ice, tangannya masih anteng memegang erat batu kerikil yang ternyata tajam dan kasar sehingga tangannya tak berhenti mengeluarkan darah

"Kak, buka tanganmu!"

"Kau kenapa Ice?!"

Dalam sekejap Ice dikerumuni oleh saudara dan Ibunya yang langsung mengecek keadaan. Ia tak merespon melainkan fokus pada rasa sakit yang kian bertambah setiap detiknya, otaknya tak lagi bisa berpikir tenang begitupun tubuhnya seakan ingin jatuh dari ketinggian untuk mengusir rasa sakit ini

Hal ini selalu menyerang dirinya, dengan mudah bisa ia atasi dengan obat penenang yang ia bawa tapi semenjak ia berjanji pada Hali kalau dia tak akan menggunakan obat itu lagi, kini ia tak bisa melepaskan diri dari penyakitnya

Sialnya hari ini adalah hari pertama Ice kambuh lagi semenjak ia dilarikan kerumah sakit waktu itu, jadi ia masih tak memiliki strategi untuk bertahan.

Boboiboy Elemental ~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang