Pertarungan

1.1K 105 14
                                    

Krettt

"Woh akhirnya dateng lu ya!"

"..."

"Lu tau ga berapa lama kita nunggu hah!", kerah baju Gempa diangkat tinggi membuatnya sedikit berjinjit.

" Maaf, tadi jalanan macet, jadi aku telat datang"

"Alasan lu!", anak berbadan besar itu mendorong Gempa sampai jatuh dengan kasarnya.

" Bilang aja lu takut kan ketemu kami, mungkin lu udah ga mau ama kalung itu kan hah?!"

"Pasti iya tuh Bos, kayaknya dia udah bosen nungguin tuh kalung. Mending bos buang aja"

"J-jangan, aku benar-benar terjebak macet tadi. Lain kali aku akan datang tepat waktu"

"Tepat waktu tepat waktu, liat aja gimana hukuman lu karna telat. Kalian, kasih dia pelajaran!"

Dalam sekejap kedua anak buah bocah itu memegangi Gempa hingga berdiri dan memojokkannya ke tembok sementara 2 lainnya memukulnya tanpa ampun.
Teriakan Gempa yang menggema seakan seperti alunan musik yang membuat bocah gendut itu menyeringai senang.

Sekitar 10 menit, tubuh Gempa yang tak berdaya dihempaskan di depan si gendut.

"Gimana, pelajarannya udah masuk belum?"

"..."

"Kalo gua ngomong jawab!!", katanya memegang pipi Gempa dengan tangan besarnya.

"..."

"Hahaha, lucu banget ya muka lu kalo lagi kesakitan gitu, makanya lain kali lu tuh nurut! Kalo lu masih pengen kalung itu, jangan harap lu bisa dapetinnya dengan mudah, ngerti lu?!!"

"HENTIKAN!"

Kelima remaja itu menoleh pada suara yang tak berasal dari mereka melainkan seseorang yang berdiri di depan pintu dengan tatapan yang tajam.

" Oh, kita kedatangan tamu ternyata"

"Mau kalian apa hah! Berani-beraninya kalian melakukan hal ini pada kak Gempa!"

"Ah yaa, kau adiknya Gempa itu kan. Siapa namanya? Pertalite? Pokonya jenis minyak itu deh gua lupa"

"Namaku Solar!!"

"Nah, Solar. Jadi ini si juara 1 yang terkenal itu? Mau apa lu kesini? Cari mati? Lu bisa apa emangnya selain bertemen ama pulpen dan buku ha? Hahaha"

Gigi Solar menggertak menahan amarah akan hinaan itu, dengan langkah pasti ia mendekat bersiap menyerang.

"So-solar, hentikan"

"Kak Gempa!"

"Wooh, ni anak masih sadar ya. Bagus-bagus jadi lu bisa liat drama action secara langsung kan. Liat tuh adek lu, liat baik-baik! sebelum gua buat dia jadi babak belur hahaha"

Mata Solar melebar melihat adegan bocah itu menginjak wajah Gempa yang telungkup lemah agar terarah melihatnya.

"KURANG AJAR KAU!!!!"

"Kalian, serang dia!!!"

"BAIK"

BUKK Bukk

Solar memukul satu persatu bocah yang lebih besar darinya. Walaupun ia kalah ukuran, tapi gerakan Solar terlihat jauh lebih lincah untuk menyerang dan merubuhkan musuh hingga dapat mendekati si bocah gendut dan Gempa.

"Hebaat hebat. Lumayan juga lu ya"

"Lumayan apanya? sekarang giliranmu!"

"Okay, lu mau lawan gua? Fine, but now is your unlucky day!"

Boboiboy Elemental ~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang