Maaf

1.1K 106 4
                                    

"Selamat malam"
"Selamat malam pak, ada yang bisa kami bantu?"
"Saya kesini untuk menjemput anak saya atas nama Boboiboy Taufan"
"Oh, Boboiboy Taufan, maaf pak, Taufan masih dalam proses penyelidikan, nanti saat ia dinyatakan tidak bersalah atau tidak terlibat, Bapak baru bisa menjemputnya"

"Saya mau ketemu komandan kalian kalau begitu"

"M-maaf pak, tapi..."

"Saya Amato", katanya menunjuk kartu identitas yang terlihat sangat elite itu.

" Ah pak Amato? B-baik. Akan saya hubungi komandan saya, silahkan masuk pak"

   Hali yang sedari tadi memperhatikan kini masuk tanpa mempedulikan Amato.

~~

"Taufan"

"Lho Kak Hali? Kakak disini?"

"Hm"

"Aik, Kak Hali berantem lagi ya pasti, hadehhh kasihan loh wajah kakak, walaupun ga seganteng aku tapi juga harus dijaga lha kak😂"

"..."

"Hehe, becanda doang kok, jangan marah dong kak😙"

"Kakak kesini sendirian? Si Fang mana? Tumben gada nampak tuh orang haha, jangan-jangan dia...."

Senyuman Taufan memudar seketika melihat Amato masuk menghampiri mereka

"...Yah"

"...ayo pulang!"

TAUFAN POV

Aku menatap mata kak Hali penuh keraguan, ku kira ia tak akan memberitahu Ayah tentang ini tapi...

Kami bertiga pergi dari kantor polisi menuju rumah dengan mobil Ayah, sepanjang perjalanan yang memakan waktu sekitar 30 menit, hanya terisi hening dengan sesekali klakson yang ayah tekan sebelum menyalip kendaraan lain.

Aku..., sudah pasti Ayah akan murka padaku, ingin rasanya aku buka pintu mobil ini dan loncat melarikan diri tapi tentu saja tak aku lakukan, aku bukan pengecut yang akan lari dari tanggung jawab. Sial. Berkali-kali aku mengumpat dalam hati mengingat kalau saja TR tidak datang saat itu, aku pasti tidak akan ada dalam posisi ini. Bayangan kemarahan Ayah dengan jelas dapat ku lihat menanti.

Dalam cemas aku jadi terpikir kak Hali, ku perhatikan ia yang duduk di bangku belakang bersamaku. Huh entah apa yang dia pikirkan saat menatap jalanan diluar sana, apakah pikirannya sedang berkelana juga?

Iris ruby itu...yang sudah lama kehilangan kilaunya, Aku tau tanggung jawabmu sangat besar kak, kau membawa beban besar dipundakmu. Sementara aku, selalu saja menyusahkan dan mempersulitmu. Aku ingin jadi manusia bebas, aku tidak suka dikekang akan kemauanku.

Itu saja, aku tidak ingin hal lain, tapi kenapa saat aku menginginkan dan menyukai sesuatu, tak seorangpun termasuk kakak yang mendukungku? Ah ya, luka diwajahmu, apakah dari dia lagi? Maaf kak, sudah membuat dunia tidak adil bagimu.

Maaf untuk setiap prinsipku yang bertentangan dari ajaranmu, juga setiap luka yang kau dapat karna aku.

TAUFAN POV END

11.50 Malam

Suara mesin mobil Jeep hitam itu mati menandakan Amato, Hali, dan Taufan sudah sampai di rumah kediaman Elemental. Masih hening tanpa suara menemani mereka sampai di dalam.

"Hali, hubungi Gempa tentang keadaan Ice, lalu tidurlah agar nanti kau bisa giliran menginap, kita akan pergi besok pagi"

"Baik"

"Kau, Ikut Ayah!", perintah Amato pada Taufan yang baru saja menutup pintu.

Tanpa menunggu jawaban Taufan, Amato berlalu menuju kamarnya sementara Taufan mengikuti dengan pasrah, sekilas mata safirnya menatap dalam pada sang kakak seakan ingin berkata, tak apa.

Boboiboy Elemental ~Where stories live. Discover now