Sakit banget sialan!

871 73 6
                                    

ICE POV

Tembok disisi kiri dan kanan dengan beberapa box bekas pedagang pasar menjadi pemandangan yang menemaniku dalam perjalanan pulang.

Sebenarnya aku tidak terlalu menyukai jalan ini, terasa membosankan juga memiliki aroma yang kuat karena di pagi hari tempat ini akan ramai oleh berbagai penjual entah penjual sayur, buah ataupun ikan.

Biasanya aku akan mengambil jalan trotoar di sebelah seperti anak sekolah lain karena akses jalan dan kendaraan yang lebih mudah. Tapi, hari ini aku merasa tubuhku drop lagi. Jadi kupikir mengambil jalan ini akan membuatku sampai di rumah lebih cepat karena memang jalan ini adalah salah satu jalan pintas yang biasa kak Taufan, kak Blaze, dan Thorn ambil agar tidak terlambat sekolah katanya.

Maka berhubung aku harus sampai di rumah lebih cepat sebelum badanku ambruk, kuputuskan untuk mengambil jalan ini yang ternyata memiliki penampilan buruk seperti dugaanku.

Mata panas, nafas yang terasa berat, juga kepala yang berdenyut hebat membuatku menggerakan tanganku untuk memijit pelipis berharap sakitnya akan mereda. Jalan di depanku tak lagi kuperhatikan karena sibuk pada tubuh yang seperti akan terbang bersama angin kapan saja.

Sampai kusadari di depan sana ada segerombolan orang yang mendekat, wajah mereka tak terlihat jelas karena kepalaku yang berkunang tapi dapat kupastikan mereka bukan orang baik.

Kubalikkan tubuhku untuk kembali menuju tempat awal aku memasuki gang ini walaupun teramat berat dan lambat.

Belum sempat aku melangkah menjauh, Sebuah tangan berhasil mencapai kerah seragamku dan memutar tubuhku menghadapnya, "Mau kemana Boboiboy Ice?", panggilnya.

Jika saja aku sedang dalam keadaan sehat sudah pasti orang ini merasakan tendangan keras di perutnya, tapi kondisiku semakin lama semakin buruk hingga aku hanya mampu memegang tangannya yang memegang erat kerah bajuku.

"...beraninya kau...", ucapku lemah dalam kekesalan.

"Bos meyuruh kami untuk bermain-main sebentar denganmu, jadi harusnya kau senang dong", jawab anak laki-laki di depanku. Wajah kami cukup dekat untuk dapat merasakan tatapan kesalku, kini aku bisa melihat wajahnya lebih jelas tapi siapa dia? aku tidak mengenalnya, tapi dari seragamnya yang merupakan versi lama, kurasa ia adalah kakak kelasku.

Tawa mengejek terdengar dari mereka saat melihat aku tidak mampu melepas cengkraman yang masih bertengger padaku, tubuh sialan! rasanya aku menjadi sangat lemah walaupun berkali-kali sudah kuumpat semua syaraf agar setidaknya lebih bekerja sama saat ini.

Remaja berambut hitam ini akhirnya mendorongku hingga jatuh, seketika siswa lain mendekat tanpa memberiku jeda.

"Mau apa kalian?! menjauh dariku!", gertakku dengan nada pelan karena tak memiliki energi lagi.

Bukannya menjawab atau menuruti ucapanku, remaja dengan badan tinggi malah melayangkan sebuah pukulan tepat di pipi kananku yang masih terduduk.

Sakit banget sialan! awas saja kali...

BUKKK

"Ayo bangun! lawan kami!", pukulan mendarat lagi di pipi kananku, kurasakan pipiku menebal sepertinya langsung memar.

Aku hendak bangkit untuk melawan, tapi kepalaku terasa sakit sekali, dunia terasa berputar tidak jelas seperti penglihatan orang yang menderita mata silinder. Aku kembali terduduk, namun kedua tanganku dipegang membuatku terpaksa berdiri karena tarikannya.

Badanku dihempaskan ke dinding tembok memberi akses untuk mereka dengan beringas memukul perut dan wajahku secara bergantian. Rasa nyeri langsung menjalar keseluruh bagian yang terkena pukulan disertai gelak tawa dari mereka.

Boboiboy Elemental ~Where stories live. Discover now