Awal Seorang Blaze

1.2K 108 6
                                    

"Hiks hiks, ampun Yah, Blaze ga sengaja, hiks hiks"

"Udah jelas-jelas kamu larian begitu pasti lah gucinya kesenggol, emang dasar kamu yang nakal!"

Ctak ctak

"Aaahh, sakit Yah, ampun hiks hiks"

"Benarkan tanganmu!"

"Benarkan ayah bilang! Kalau tidak, bukan cuma tanganmu yang ayah pukul tapi semua badanmu mau?"

"Hiks, tapi yah..."

Ctak

"Aahh, ampun Yah! tangan Blaze saja, kumohon jangan Yah, huhuhu, tangan Blaze saja kumohon!"

"Kamu memang tidak berguna! Jadi anak bukannya baik, penurut seperti yang lain, ini malah nakalnya minta ampun. Kamu diam disini!!, tidak ada makan malam untukmu! Awas saja kalau ayah kembali kamu tidak ada, seluruh tubuhmu akan ayah pukul dengan rotan ini, mengerti?!!!"

"Hiks hiks, mengerti Yah"

     Blamm, ceklek

Iris oranye tersentak kaget akan mimpi buruk yang bukan pertama kali ia mimpikan. Mimpi? lebih tepatnya ingatan masa lalu. Keringat mengucur deras di pelipisnya yang kian basah.

"Lagi? Tak bisakah aku tidur nyenyak sekali saja?! Kenapa pak tua itu selalu muncul dimimpiku? Sial!!!" Marahnya beranjak dari tempat tidur dan meminum air yang ada di meja belajar. Setelah ia rasa cukup tenang, Blaze mehempaskan tubuhnya ke kasur dan duduk dengan bantal dipunggungnya.

"Hh, ngapain yah, males keluar ah", sekitar 5 menit ia mencari ide agar tetap sibuk, Blaze memutuskan mengambil ponsel untuk memainkan game yang akhirnya membawa ia tenggelam dalam dunia virtual penuh petualangan.

~~~

"Ayo maju terus! Rasain! Hahaha, dah ga bisa mundur lu kan, hhh rasain rasain!"

Krettt. Tanpa menoleh pada pintu yang terbuka, Blaze dengan asik memainkan gamenya yang semakin seru itu.

"Ice, ambilin minum dong! Haus nih"

"..."

"Eh iya, sekalian juga ada Doritos di rak atas dapur, bawain ya. Lagi seru banget nih..."

"He'em", suara berdehem yang tak asing membuat Blaze menoleh dan mendapati lelaki paruh baya sedang berdiri dengan tangan disaku menatapnya tak senang.

   You have lost. Try again or quite?

" hah, jadi kalah anjir, ish padahal baru aja mau naik level" kesalnya mengotak atik agar bisa main lagi.

"PR mu sudah kau kerjakan?"

"Hm"

"Apa maksudmu 'Hm'? Berhenti main ponsel dan belajarlah!"

"PR ku udah selese! Lagipula seharian juga belajar kok di sekolah, buat apa belajar lagi"

"Apa kau bilang? Apa tidak ada yang mengajarimu sopan santun? Begini caramu bicara pada orang tua hah? Lihat ayah!", suara Amato meninggi selagi tangannya bergerak mengambil ponsel Blaze.

" Kembalikan ponselku!"

"Akan ayah kembalikan setelah kau belajar! seharian dikamar hanya main game, etika tidak ada sama sekali, sedikit saja kau tidak ada keinginan membanggakan ayah, mau jadi apa kau ini hah?"

"Bukan urusan ayah sama sekali!"

"Oh begitu, baik! Semakin lama kau sudah semakin kurang ajar ya. Kau lihat saudara-saudaramu yang lain, apa ada yang sepertimu? Mereka semua punya kelakuan yang baik, prestasi mereka bagus, tapi lihat dirimu? Tidakkah kau malu pada dirimu sendiri?"

Boboiboy Elemental ~Where stories live. Discover now