Don't worry, I'm okay

804 75 23
                                    

Manik coklat Jan bertemu dengan ketiga pasang manik dihadapannya. Taufan, Solar, dan Thorn.

Kebingungan tersirat jelas diwajah tampan elemental, menandakan mereka tak memiliki ide apapun akan tujuan sang paman memanggil mereka juga tempat berkumpul dihalaman rumah dipagi hari seperti ini.

Mobil Mercedes hitam milik Amato dihidupkan untuk mendapat pemanasan mesin karena lama tak dipakai, namun sepertinya Jan akan memakainya hari ini dan satu lagi pertanyaan, mau kemana mereka? kenapa harus dipagi hari? untunglah hari ini adalah hari minggu, eh tunggu...

Hari minggu?

"Kak Taufan, kita mau kemana?", tanya Thorn sambil memiringkan kepalanya.

" Ga tau", jawab Taufan.

"Kita mau kemana paman? kok pagi banget sih?", tanya Taufan pada sang paman.

Jan tersenyum, "Kita akan menjemput Gempa dulu, dia sudah bisa pulang hari ini"

Ketiga orang itu saling bertatapan, lalu secara bersamaan membelalakan mata dan... "OH IYAA"

"Kak Gem pulang hari ini!!", ucap Thorn dengan mata berbinar senang.

"Aku lupa kak Gempa pulang hari ini", ujar Solar.

"Aduhh, bisa-bisanya kalian tidak ingat kakak kalian pulang ya", ucap Taufan menyalahkan kedua adiknya.

"Loh kakak juga ga ingat", jawab Solar ikut menyalahkan sang kakak walau ia sendiri benar-benar lupa, padahal ia ingat kemarin tapi mungkin karena ini terlalu pagi jadi otaknya bisa dibilang sedikit loading.

"Aku kan emang selalu lupa, masa kau yang muda-muda begini bisa lupa sih?", ucap Taufan tak mau kalah.

"Eleh muda apanya, kakak udah berapa puluh tahun sih?"

"Eh sudah sudah. Ayo masuk ke mobil, bertengkarnya dilanjutkan diperjalanan saja", Jan yang baru saja memutar matanya melihat ketiga laki-laki itu beradu mulut langsung bicara seraya membuka pintu pengemudi.

Masih ada beberapa celetukan antara Taufan dan Solar yang tak mau kalah sertakan Thorn tidak mau ikut campur dengan urusan kedua kakaknya itu.

"Setelah menjemput Gempa kita akan pergi ke Jakarta Modern Hospital ya", ucap Jan setelah mobil melaju cukup lama dan sudah cukup hening untuknya berbicara serius.

Solar yang mendengarnya mengerutkan alis heran, "Kita mau menemui siapa disana paman?", tanyanya.

Jan hanya tersenyum, namun senyum itu penuh makna tak seperti biasanya dan satu satunya orang yang menyadari ada ketidakberesan dari senyumnya, hanyalah Taufan.

_________________

Jan, Taufan, Gempa, Solar dan Thorn memasuki gedung ramai itu bersama. Melewati koridor bernuansa modern dengan bau disnfektan kuat dari segala penjuru rumah sakit hingga tiba-tiba Jan berhenti disatu pintu bernomor 1501.

Ada sedikit jeda sebelum Jan membuka pintu itu, menandakan ia tengah berusaha mempersiapkan mental akan segala reaksi yang keempat keponakannya berikan nanti.

Sementara ekspresi kebingungan masih menyelimuti para elemental dibelakang sang paman sertakan Thorn lagi-lagi memanggil kakaknya karena tak sabar mengetahui siapa orang yang akan mereka temui.

"Kak Solar, kita mau ketemu siapa sih?", ucap sang bungsu berbisik seraya menarik lengan baju Solar pelan.

"Aku juga tidak tau Thorn, kita lihat saja nanti", jawab pemilik manik silver itu.

Pintu perlahan terbuka, Jan melangkah masuk saat sosok di ranjang pasien menoleh mendapati kedatangannya.

Keempat remaja itupun bergerak masuk, dan kini manik beragam warna itu membelalak syok akan manusia tak asing penuh lebam dan perban di hadapan mereka.

Boboiboy Elemental ~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang