Ga lagi bercanda kan?

795 91 20
                                    

"Anak-anak!! Ayo bangun!! udah jam berapa ini masih sepi aja, bangun!!"

Teriakan itu sukses membuat Gempa yang sedang menyapu di lantai atas menyembulkan kepalanya untuk melihat 'tamu' mereka yang datang terlalu pagi.

"Ayo bangun!! Gempa! Taufan! Ice! Solar! Thorn! Dimana kalian?? Ayo bangun!", teriak lelaki itu santai sambil menaruh beberapa kantong kresek di meja makan.

" Eh paman sudah datang?"

Lelaki itu menoleh, mendapati Gempa sedang menuruni tangga dengan sapu dan dustpannya.

"Iya, mana kakak dan adikmu Gem?"

"Mereka masih tidur, paman. Biasalah, hari minggu mereka pasti bangun lambat", jawab Gempa menghampiri setelah menaruh peralatannya.

Lelaki paruh baya itu adalah Jan, adik Amato satu-satunya. Ia kini sering berkunjung ke rumah elemental untuk sekedar memastikan semua masih dalam kendali. Ialah yang mengurus biaya rumah sakit sekaligus bekal untuk para ponakannya selama Amato dirawat. Setidaknya sekali seminggu ia akan menjenguk walaupun kadang hanya Gempa yang ada di rumah.

" Kebiasaan, harusnya hari minggu kan bangun pagi dan olahraga, bukannya malah bangun siang", keluhnya sambil mengeluarkan beberapa kotak dari kantong plastik yang ia bawa.

"Hehe, sebentar lagi mereka pasti bangun kok"

"Hmm, ayo bangunkan mereka. Kita makan dulu sebelum berangkat", ucap Jan disusul Gempa yang mengerutkan alis heran.

" Kita mau kemana?"

Jan tersenyum, "Yah kita punya beberapa misi hari ini"

"Pertama kita akan pergi ke wahana Big Bang yang resmi buka hari ini. Paman yakin tempat itu pasti menyenangkan kalau sesuai dengan iklannya. Kita wajib coba biar tau sendiri"

Manik coklat Gempa berbinar, sebuah ketidaksabaran terlukis jelas di wajahnya. "Benarkah? Woww, itu terdengar bagus sekali Paman", pujinya dengan semangat.

" Oho tentu saja, sudah lama kalian tidak keluar untuk bersenang-senang"

Gempa mengangguk.

"Setelah itu kita akan pergi ke restoran Double Tree untuk makan siang, lalu lanjut ke China Town untuk belanja dan yang terakhir..."

Jan menggantung kata-katanya, tak peduli pada Gempa yang membesarkan mata setelah mendengar nama tempat sebelumnya.

"Kemana yang terakhir Paman?", tanya Gempa penasaran

"Yang terakhir adalah...panggil saudaramu dulu sanah, nanti paman kasih tau", ucapnya dengan tawa ringan membuat Gempa bereaksi sedikit kecewa. Tapi ia berbalik ke kamar untuk memanggil yang lain.

____

Ice, Solar dan Thorn sudah berkumpul bersama Jan di meja makan, tapi mereka masih menunggu Gempa yang sedang memanggil Taufan di kamarnya.

Taufan memang susah dibangunkan akhir-akhir ini, tentu saja karena kelelahan jadi sampai dirumah ia hanya mengecek adiknya dan beranjak tidur, kadang kalau mood dia baru makan itupun tak terlalu banyak karena keburu mengantuk.

Tak lama mereka muncul dari atas tangga.

"Huh, akhirnya datang juga. Ayo cepetan kak, aku pengen makan sushi ini", Solar

" Sabarlah Sol, kakakmu ini kan udah tua", Taufan yang berjalan beriringan bersama Gempa mendekat dengan rambut masih acak-acakan. Matanya belum terbuka sepenuhnya tapi tangan si manik safir itu membenahi rambut agar setidaknya tak terlalu berantakan.

Solar memutar bola mata silvernya, "Heleh, umur kita kan cuma beda jam doang"

Ctakk

"Adoyy!!"

Boboiboy Elemental ~Where stories live. Discover now