CHAPTER 23 : Focused On Me (2)

15K 1.6K 12
                                    


Ellea duduk sambil membaca buku di tenda peristirahatan yang sudah berdiri sejak satu jam lalu, suasana tenang dari sihir ilusi yang diciptakan Harry sukses membuatnya merasa nyaman walaupun tengah berada di hutan bersalju. Disekelilingnya ada banyak pohon pinus yang tinggi menjulang, dedaunannya kompak memutih tertutup bunga es. Namun karena mantra ilusi tersebut, Ellea bisa menikmati pemandangan rerumputan hijau di padang savana yang luas.

Tapi ada suatu hal aneh terjadi.

Tepat saat Ellea menoleh kebelakang ia melihat sekelebat bayangan di balik tenda. Pelan-pelan gadis itu menutup bukunya dan meletakkannya di meja. Kemudian gadis itu mengambil posisi, mengumpulkan tenaga sambil mengingat-ingat apa yang pernah Harry ajarkan. Pasalnya meskipun rajin membaca teori-teori sihir, Ellea tak pernah mempraktekkannya lagi selepas penyerangan Trevian waktu itu. Kecuali kalau sihir-sihir sepele seperti mantra pengendali benda atau mantra pemanggil burung bisa membahayakan orang lain, maka Ellea akan punya senjata.

Hening.

Drap-drap-drap!

Ellea menciut, kemudian masuk ke kolong meja ketika suara langkah kaki yang berderap itu terdengar ramai mengelilingi tenda. Dia tidak tahu apa yang terjadi, akan tetapi sepertinya pasukan istana tidak dapat diandalkan. Bahkan Jayden yang seharusnya ada disini ikut menghilang entah kemana.

"Aku akan mencari kayu bakar untuk menyalakan api agar Anda tidak kedinginan, Tuan Putri." - Jayden, 30 menit yang lalu.

Perempuan itu menepuk dahinya sendiri, kemudian semakin membungkukkan dirinya di bawah meja. Detik demi detik berlalu sangat lambat, dan Ellea tercekat begitu seseorang menyerobot masuk ke dalam tendanya. Sialnya, dia tidak sendiri. Ada beberapa orang lagi dengan penampilan serupa. Para Lelaki berjubah dan bertopeng gelap itu lantas berdiri di depan mejanya, matanya mengitari seluruh ruangan dengan seksama.

Ellea hanya bisa pasrah dan berdoa dalam hati, semoga saja Harry atau Jayden cepat-cepat kembali. Kalau diminta menggunakan sihir, pasti hasilnya akan sangat kacau. Tapi, tidak ada salahnya dicoba. Walaupun cacat, Ellea ingat betul bahwa dia punya kunang-kunang biru di dalam tubuhnya. Zrielka bilang itu adalah energi sihir yang tersegel di sana.

Sreet--swoosh,

Seseorang yang berdiri disana menarik pedangnya, kemudian menggunakannya untuk menyibak taplak meja berlambang Deandrez yang menjuntai sampai ke bawah.

"Ketemu,"

Degg!

Ellea terkesiap, mata karamelnya menatap takut pada sebilah pedang yang di arahkan kepadanya. Namun sejurus kemudian Ellea membaca mantra, dan ...

Srreettt, cting, duakk, brugghh, pyasshh, prang, swooosh--

Semua benda yang ada disana maju menyerang para pria bertopeng itu bersamaan, akan tetapi tidak berlangsung lama.

"Jangan main-main dengan kami, Tuan Putri!" bentakan itu menggema, "sihir selemah ini tidak akan menghalangi kami, jadi keluarlah dengan tenang!"

Ellea terhenyak, salivanya menyangkut di kerongkongan. Jantungnya berdegup kencang seiring rasa takut yang memuncak. Tanpa pikir panjang ia kemudian melemparkan sebuah piring besar, berukir gambar Raja Damian yang sebenarnya salah satu simbolis kerajaan.

Dug, pyar!

Detik itu juga seseorang dari mereka terhuyung, kemudian topengnya jatuh saat tangan bertato itu menyeka darah yang keluar dari pelipisnya. Kesempatan! Tepat saat Ellea mencoba mengerahkan tenaganya dan berlari keluar, tiba-tiba saja surai panjangnya ditarik dari belakang kuat-kuat.

"Dasar wanita sialan!"

Bruk!

Perempuan itu jatuh terlentang menghantam tumpukan salju di depan tenda, jubah mantelnya kemudian ditarik sampai Ellea merasa sesak. Dinginnya bunga es yang menumpuk menyentuh kulit Ellea secara langsung, dan terasa ngilu sampai ke tulang.

"To-tolong," ia terbata-bata, "Ku-kumohon ja-jangan ...."

Sebilah pedang bermata dua bertengger di depan matanya dan siap memutus urat nadi leher gadis itu. Siapapun, tolong aku!

◇•◇•◇

◇•◇•◇

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Who Made Me A Princess? [On Revision]Where stories live. Discover now