CHAPTER 93: The Secret Is ... (3)

4.5K 575 37
                                    

Roan menatap Harry yang sibuk menembakkan anak panah pada papan sasaran yang sudah mulai penuh. Pria itu tersenyum tipis, matanya menerawang dengan sedikit energi mana. Terlihat jelas bahwa energi negatif memang menyelimuti tubuh Harry, meresap sampai ke dalam sumber energi mana miliknya, dan perlahan mengacaukan perputaran pusat mana. Dia teringat pada kata kata salah satu penyihir yang pergi bersama Ellea untuk menemui dirinya di Duchy.

"Ada yang aneh dengan Putra Mahkota. Energi mana di dalam tubuhnya mulai kacau dan dia terpengaruh sesuatu. Pasti ada yang tidak beres ... prediksi kami, itu adalah mantra pengendali yang ditanamkan oleh Nona Catherine Sillian."

Roan menarik napas, menghilangkan jejak penggunaan mana dan mulai berjalan mendekati Harry yang sedang berlatih memanah. Pria itu tampak fokus sampai tidak menyadari kehadiran Roan. Namun, saat anak panah di selongsong kayu habis, Roan menepuk pundak Harry. Pria itu terkesiap, lantas dengan cepat sang pangeran mencekal tangannya, menarik Roan dan mengubah posisi untuk membantingnya ke tanah. Tapi, Roan tidak tumbang, kakinya setengah menapak, dan ia bergantungan pada lengan Harry.

"Duke?"

"Ya, itu saya." Roan tertawa, sementara Harry mendesah panjang. "Merindukanku, Yang Mulia?"

"Yang Mulia apa?" Harry tersenyum tipis. "Ayo duduk."

"Jadi, aku boleh memanggilmu, Kakak?" Roan sengaja meledek Harry. "Apa itu tidak apa - apa, Kak?"

"Berisik. Panggil saja sesukamu." Harry menepi, ia mengambil handuk basah yang sudah disediakan oleh para dayang dan kemudian menyeka keringatnya. "Ada apa?"

"Tidak ... tidak ada apa - apa. Apakah itu aneh kalau aku ingin melihat Kakak?" Roan terkekeh lagi.

"Aku tahu, kau pasti datang karena sesuatu. Katakan saja." Harry duduk, kemudian beberapa pelayan datang dan menyajikan dua cangkir teh lengkap dengan camilannya. "Silakan."

"Aku dengar Putri Mahkota kabur dari istana, dan kau sedang mencarinya, apa itu benar?" Roan menyesap tehnya. Tadi dia sudah membersihkan beberapa bagian dari pengaruh sihir pengendali itu, seharusnya akan mulai tampak perubahan yang jelas dari sikap Harry karena mantranya perlahan memudar. "Ada masalah apa sebenarnya? Aku bertemu Yang Mulia Raja dan Ratu barusan. Mereka terlihat sedih dan tertekan."

Pikiran Harry melayang pada kejadian - kejadian aneh yang baru - baru ini terjadi. Kilas balik pertengkarannya dengan Estelle, kemudian konflik yang datang silih berganti, hubungan yang merenggang dan memanas. Kemudian ledakan masalah yang berujung pada semua hal yang membingungkan ini. Sebenarnya Harry tahu kalau ada yang tidak beres, tapi dia tidak bisa menemukanya. Pria itu merasa tubuhnya semakin lemah, makanya ia semakin rajin berlatih pedang dan memanah. Kadang Harry juga berkuda. Dan barusan, saat ia menyerang Roan tanpa sengaja, Harry merasakan kalau energi mana yang mengalir dalam tubuhnya dalam urutan yang kacau.

"Anda baik - baik saja?" Roan bertanya khawatir, padahal ia sudah tahu kalau sekarang mungkin Harry sedang menimbang - nimbang alasan mengapa aliran mana dalam tubuhnya kacau. Itu hal yang wajar, Roan baru saja menetralkan sedikit efek sihir pengendalinya. "Apakah ada yang terasa tidak nyaman?"

Harry menggeleng pelan. "Aku sering merasa lelah belakangan ini, dan tubuhku juga semakin lemah. Oleh karena itu aku tinggal di kastil kecil di sini untuk sementara."

"Apa Anda yakin tidak harus menemui dokter atau tabib sihir untuk memeriksakannya?"

"Aku baru sadar, sepertinya ada yang salah dengan aliran mana di dalam tubuhku." Harry terlihat tidak nyaman. "Kalau di pikir - pikir aku jadi emosian, apa karena itu aku melakukan semua hal konyol itu pada Estelle tanpa sadar?"

"Memangnya apa yang sudah terjadi?" Roan memancing. Dia sudah mendengar semua rumornya, tapi sekarang dia harus tahu alasan yang sebenarnya. Kalau Harry melakukannya tanpa alasan yang jelas ... maka sudah jelas siapa penyebabnya.

"Aku tidak tahu. Semuanya terjadi begitu saja. Itu salahku, tapi anehnya aku tidak merasa melakukan hal itu." Harry menghela napas panjang. "Aku hanya tahu kalau Estelle bersalah."

"Kenapa begitu?" Roan terus menggali. "Menurutku tidak bijak melakukan hal itu, kan?"

"Ya, aku sudah meminta Jayden mencari Estelle." Harry melirik ke arah Roan. "Apa ada kemungkinan kalau ...."

Ucapan Harry menggantung, tepat saat itu Kate muncul. Atensi mereka teralihkan. Roan memperhatikan Harry, pria itu langsung terkoneksi dengan sesuatu pada diri Catherine. Perasaan sang Duke tidak enak, tapi dia tidak bisa memastikannya sekarang. Kate adalah penyihir yang cukup berbakat juga. Kalau Roan memeriksanya sekarang, pasti ketahuan.

"Yang Mulia Putra Mahkota, Tuan Duke Cassavero." Kemudian Catherine datang membawakan dua cangkir teh ke hadapan mereka. "Ternyata Anda berdua di sini."

Roan memperhatikan tampilan Kate. Sekilas wanita itu hanya seperti wanita pada umumnya. "Senang bertemu Anda, Nona Catherine."

Kate tersenyum canggung. Selir putra mahkota punya gelar Nyonya Muda, dan biasanya mereka akan menambahkan kata Madam di depan namanya. Seorang madam akan diperlakukan sama dengan istri pangeran yang lain, tapi tetap lebih rendah dari putri mahkota sebagai pasangan calon penerus tahta. Dia tahu kalau raja dan ratu belum memberikan posisi selir resmi kepada dirinya. Jadi semua orang di luar istana masih harus memanggilnya dengan sebutan Nona Sillian, dan bukan Madam.

"Suatu kehormatan bisa bertemu Duke Cassavero yang legendaris." Catherine menyajikan dua cangkir teh.

Roan melihatnya dan langsung mengangkat gelasnya. "Hmm, bagaimana ini? Saya dan Yang Mulia Pangeran sudah minum teh dari pelayan Barack Pegasus."

"Tidak apa - apa, aku bisa memiliki segelas lagi. Teh buatan Catherine selalu terasa enak." Harry menyela, mengambil cangkir teh itu dan memberikannya pada Roan juga. "Kau harus mencobanya juga. Ayolah, Duke ...."

Roan tersenyum, dia menerima teh itu untuk kesopanan dan menghirup baunya. "Ini earl grey, apa aku salah? Tapi, sepertinya ada aroma lain yang dicampurkan. Harumnya hangat dan menyenangkan. Apakah ini, Nona Catherine?"

Catherine mengangguk. "Ya, saya menambahkan beberapa sari bunga dan madu untuk kesehatan, Your Grace ..."

"Sayang sekali, aku alergi pada daun teh earl grey." Roan tersenyum tipis. "Aku akan menikmati darjeeling dari pelayan kastil saja."

****

PENGUMUMAN: karena sekarang KK menggunakan coin, kalian bisa beli via WEBSITE karyakarsa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

PENGUMUMAN: karena sekarang KK menggunakan coin, kalian bisa beli via WEBSITE karyakarsa.com untuk harga coin yang TIDAK KENA PAJAK dan LEBIH MURAH

Who Made Me A Princess? [On Revision]Where stories live. Discover now