CHAPTER 7 : Rose Night (2)

51K 4.3K 129
                                    

Sore itu Ellea kembali ke istana Spica. Perempuan itu memutuskan untuk membersihkan diri dan segera beristirahat. Kalau dipikir-pikir, sudah sekitar satu tahun ia terdampar di Deandrez dan tinggal di istana sebagai Putri Mahkota. Waktu terasa berjalan sangat cepat.

Kegiatan sehari-harinya cuma mengikuti aktivitas Harry. Namun hubungannya dengan pria itu masih belum beranjak ke tahap yang lebih lanjut. Ellea lebih merasa seperti memiliki seorang kakak laki-laki dibandingkan suami. Pasalnya sifat Putra Mahkota sulit sekali ditebak. Misalnya seperti tadi, pemuda itu bisa dengan lugasnya berinteraksi fisik saat berdansa. Tapi setelahnya ia pergi begitu saja tanpa bicara apa-apa.

Ellea kemudian melepas pakaiannya satu per satu. Wanita itu melangkah masuk ke dalam bathtub berisi air hangat yang sudah Frita siapkan sebelumnya. Ia kemudian membenamkan separuh wajah ke dalam air sampai setengah. Perempuan itu merasa agak rileks sekarang, dengan punggung bersandar dan mata terpejam.

Kalau diingat lagi, sesungguhnya Ellea tengah keheranan pada diri sendiri. Ada banyak pertanyaan yang melintas di kepala, tapi tak bisa ia tanyakan semuanya sekaligus. Belum lagi segelintir perasaan aneh yang mulai muncul setiap kali berinteraksi dengan Harry. Namun yang lebih mengherankan adalah hubungan mereka.

Sudah masuk setahun usia pernikahannya dengan Putra Mahkota, tapi lelaki itu masih juga menahan diri. Ellea tahu betul apa yang Harry maksud menahan diri, tapi untuk apa? Bukankah mereka sudah menikah?

"Ellea, apa kau di dalam?" Suara bariton khas milik Harry tiba-tiba terdengar dari luar.

Ellea mengangkat kepalanya, kemudian segelintir perasaan aneh mulai menjalar ke seluruh tubuhnya. Lihat, 'kan, betapa anehnya dia hanya karena mendengar suara Harry.

"I-iya, aku sedang mandi." Ellea menjawab lugas, "Kenapa?"

Tidak ada lagi suara yang terdengar dari luar. Ellea merasa bingung sendiri, rasanya benar-benar ada yang salah pada dirinya. Dulu, waktu pertama kali Ellea menanyakan pada Harry perihal 'menahan diri', cuma ia sendiri yang merasa malu sampai wajahnya memanas. Tapi kenapa? Toh, Ellea sudah pernah melakukannya di New York. Apa hasilnya akan berbeda di Deandrez?

Detik berikutnya Ellea terlonjak, pupilnya melebar dengan mata melotot. Gadis itu baru saja mengingat sesuatu. Besok malam adalah Rose Night, sebuah acara sakral yang mana menurut gosip para pelayan akan menjadi peresmian pernikahan Harry dan Ellea. Dan terjawab sudah pertanyaan-pertanyaan konyol Ellea soal kenapa Harry belum juga menyentuhnya.

"Harry?" Ellea memanggil pelan.

Detik berikutnya suara bariton itu terdengar lagi, "Iya?"

"Kau masih disana?" Tanya Ellea lagi.

Harry tidak menjawab, dan Ellea menjadi sangat penasaran perihal apa yang sedang Harry lakukan di luar sana. Apa mungkin Harry tengah memikirkan malam pertama mereka? Oh, ya ampun, Estelle Theodore! Isi kepalamu kotor sekali! Batin Ellea berteriak.

Sementara itu Harry duduk bersandar di luar pintu kamar mandi. Suara Ellea yang bercampur riak air mengalir benar-benar membuat lelaki itu panas dingin. Membayangkan perempuan itu polos di dalam air benar-benar membuatnya panas. Harry menarik napas dalam-dalam, kemudian mengembuskannya sekaligus.

Sebagai laki-laki normal Harry sudah berusaha menahan diri sekuat mungkin. Namun tak jarang imajinasi liarnya tetap mengambil alih, terutama disaat-saat seperti ini. Ia masih ingat betul momen saat pertama kali bertemu Ellea. Young Lady super cantik nan anggun yang hidup sendirian di mansionnya selama beberapa tahun terakhir. Ia bahkan sempat kaget saat mengetahui sifat asli perempuan itu.

Namun setelah waktu berlalu Harry justru bersyukur, bahwa Ellea-nya adalah gadis yang secerah matahari.

Ceklek, krieett ....

Who Made Me A Princess? [On Revision]Where stories live. Discover now