CHAPTER 78: Lean On Me (4)

7.3K 792 169
                                    


Kate terkikik puas saat melihat kemarahan Harry yang meledak-ledak pada Ellea dari celah gerbang Barack Pegasus. Setelahnya wanita itu kembali ke dalam kamarnya. Dia berbaring, dan tak lama kemudian terpikir sesuatu. Aku akan menguasai istana ini.

Tangan Catherine kemudian menggapai salah satu buku yang ada di dalam rak, dan tak butuh waktu lama, dinding - dinging yang tadinya rapi perlahan terbuka menjadi pintu kecil yang hanya muat untuk satu orang. Ruangan rahasia. Kate membangunnya saat dia tahu kalau hidupnya tidak akan pernah berubah atau membaik jika terus berada di Istana Spica seperti orang mati. Apalagi saat ia menangkap sinyal - sinyal bahwa Putri Mahkota cenderung menghindarinya dan hanya mengabaikan Kate tak peduli kebaikan seperti apa yang dia coba tunjukkan. Kate teringat ucapan ayahnya, dan sepertinya sekarang nasihat itu memang benar. Hanya Octavius Sillian saja yang peduli padanya.

"Jangan lemah, Kate ... kau tidak akan bisa hidup bahagia kalau selemah itu." Octavius berbisik saat Kate ragu - ragu untuk mempelajari sihir lanjutan yang bisa menopang mantra Lilith-nya agar sempurna. "Sihir ini tidak hanya akan berfungsi sebagai jalan pintas ... kau bisa mencari pecahannya dan membuat sihir pengendali yang baru."

"Ta ... tapi ayah ...." Wajah Kate ragu - ragu. Ia berpikir kalau itu bukanlah hal yang wajar.

"Katamu kau mencintai putra mahkota!" Octavius berteriak geram.

Itu adalah malam di mana Octavius sudah mengirimkan undangan kepada Putra Mahkota.

"Tapi .. tapi cara itu ..."

"Ayah akan membuatmu bahagia, Catherine ... ikuti saja perintahku, apa susahnya?!"

Catherine menatap cairan kental berwarna putih pekat yang ada di depannya. "Selesaikan mantra Lilith untuk Putra Mahkota, dan segera uji coba obat sihir pengendali jarak jauh itu."

Tak lama kemudian, Putra Mahkota datang. Catherine melihatnya dengan ragu. Jantungnya berdebar dengan sangat cepat. Wajahnya tersipu malu, padahal ia hanya melihat sang Pangeran dari kejauhan. Saat Putra Mahkota duduk, Catherine di perintahkan sang ayah untuk membawakan teh dan camilan. Wanita itu mengambil diam - diam cairan putih yang masih dalam tahap percobaan. Menuangkannya sampai setengah botol kecil itu. Sebenarnya Kate takut. Akan tetapi dia juga penasaran. Apakah benar obat ini bisa mengendalikan pikiran jarak jauh? Saat melihat resepnya di dalam gulungan keramat yang Octavius dapatkan dari pedagang pasar gelap ... Catherine meragu.

"Nona, apakah teh untuk Putra Mahkota sudah selesai?"

Kate tersentak, diam - diam dia memasukkan lagi obat itu ke dalam saku gaunnya. Senyuman terbit di wajah saat seorang pelayan menatapnya lekat.

"Anda Perlu bantuan? Biar saya bawakan."

"Tidak, aku bisa melakukannya." Kate tersenyum kecil, " Ini ... perintah ayah."

Si pelayan itu langsung paham. Tak ada yang berani menentang Duke di rumah ini. Dan mereka juga tahu betapa agresif dan obsesifnya Octavius Sillian terhadap Putra Mahkota. Karena .. di dalam mansion keluarga Sillian, tidak ada yang tidak tahu bahwa lelaki tua itu semakin gila saja sejak Nona Catherine gagal menjadi kandidat putri mahkota. Waktu itu ... setelah menghajar Nona muda mereka, Tuan Duke langsung menyusun rencana politik untuk menjadikan Catherine Sillian sebagai kandidat selir Putra Mahkota. Bersamaan dengan itu, semua lamaran yang masuk ditolak serempak.

"Baik, Nona. Tolong hati - hati. Saya khawatir Nona akan terluka." pelayan itu tersenyum simpatik.

Catherine membalas senyuman itu dengan tulus. "Tidak apa - apa. Ayah tidak melakukan kekerasan padaku belakangan ini." sahutnya menenangkan.

Bersamaan dengan itu jantung Kate berdebar keras. Apalagi saat ia menyaji teh-nya dan kemudian melihat Putra Mahkota meminumnya tanpa pertimbangan apa - apa. Terbesit satu pikiran: bagaimana cara mengendalikan hati dan pikiran Putra Mahkota setelah ini?

Catherine menatap cairan putih pekat yang tinggal setengah itu. Ia menatap ke sekeliling ruang bawah tanah yang ia ciptakan dengan sihir. Kate pernah melihat denah istana waktu sang ayah membangun penjara bahwa tanah yang baru. Setelah menggunakan sihir untuk menarik ingatan lama itu, ia tahu kalau di bawah kamarnya ada satu ruangan kosong. Oleh karena itu Kate bisa membuat ruangan rahasia dengan sihirnya dan menghubungan ruangan itu ke kamarnya secara langsung. Ruangan yang tadinya kosong itu sudah berubah menjadi tempat uji coba sihir. Banyak botol - botol berisi berbagai macam ramuan yang terpajang di raknya.

"Harry ... apakah aku harus membuatmu bertekuk lutut sepenuhnya padaku?" Senyumannya mengembang. "Oh, apa setidaknya sekarang kita harus memiliki seorang pewaris? Dengan begitu posisiku akan jadi lebih kuat."

****

Hai Berries, long time no see~ yang udah nggak sabar baca lanjutannya bisa main ke Karya Karsa ya ...

Hai Berries, long time no see~ yang udah nggak sabar baca lanjutannya bisa main ke Karya Karsa ya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

PENGUMUMAN: karena sekarang KK menggunakan coin, kalian bisa beli via WEBSITE karyakarsa.com untuk harga coin yang TIDAK KENA PAJAK dan LEBIH MURAH. Kalau mau lebih MURAH dari harga KK, khusus untuk paketan (langsung beli sampe tamat) silakan DM IG @bluebellsberry yaa...

 Kalau mau lebih MURAH dari harga KK, khusus untuk paketan (langsung beli sampe tamat) silakan DM IG @bluebellsberry yaa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Who Made Me A Princess? [On Revision]Where stories live. Discover now