CHAPTER 92: The Secret Is ... (2)

4.9K 503 10
                                    

"Para penambang ilegal merusak terumbu karang dan hutan bakau. Perlahan pesisir pantai rusak karena tambang - tambang timah ilegal." Zrielka menambahkan. "Berita ini tidak sampai ke istana, selain karena dewan bangsawan di daerah sini menyembunyikannya demi mendapat keuntungan pribadi dari bisnis tersebut, rakyat kecil tidak punya celah untuk menyampaikan aspirasi."

"Tapi Duke Cassavero secara aktif memberikan sumbangan dan memantau kerusakan lingkungan di sini." Albern menambahkan. "His Grace sangat bertanggung jawab terhadap wilayah yang ia kelola, tapi melihatnya belum bertindak, pasti dia punya alasan tersendiri."

Estelle tercenung sejenak. "Mungkin dia butuh solusi?"

"Apakah masih mungkin ada solusi atas bencana kerusakan lingkungan ini, Nona?"

Zrielka, Albern dan Estelle menoleh saat ada suara yang menginterupsi pembicaraan mereka secara mendadak. Saat berbalik mereka mendapati seorang pria muda bertubuh tinggi tegap. Dia tampan, punya alis tebal dan sorot mata yang tajam. Warna rambut yang terkesan lembut dan bersahaja. Wajahnya halus, tapi menampakkan ketegasan. Estelle bisa melihat orang ini punya aura kepemimpinan yang kuat.

"Your Grace ...." Estelle langsung membungkukkan tubuhnya. Dia hanya menebak, tapi sepertinya orang ini adalah Duke Andreas Roanoor Cassavero.

"Mari bersikap santai, dan lanjutkan pembahasan tentang solusi dari semua ini." Duke Cassavero mengulurkan tangan dengan sopan kepada Ellea. "Senang berjumpa dengan Anda, Tuan Putri."

Estelle melirik Albern dan Zrielka bergantian.

"Maafkan ketidaksopanan saya sebelumnya, tapi ... siapa yang tidak tahu wajah cantik dari Putri Mahkota yang katanya kabur dari istana?" Duke Andreas tertawa renyah. "Anda bisa memanggil saya Roan."

Ellea tersenyum miring. "Baiklah, aku akan langsung saja kalau begitu."

Duke Muda mendengarkan.

"Sejujurnya aku juga membutuhkan bantuanmu untuk memeriksa sesuatu di istana. Aku tahu kau tidak akan membantu dengan cuma - cuma, jadi mari kita tukar solusi dari bencana pengrusakan lingkungan ini dengan bantuan Tuan Duke yang berharga." Estelle tersenyum simpul.

Duke Cassavero tertawa. "Siapa orang bodoh yang mengatakan kalau aku adalah orang yang pelit memberikan bantuan, Yang Mulia Putri?"

Estelle langsung menunjuk Albern, pria itu tercekat saat Roan menatapnya.

"Sa- saya tidak bermaksud seperti itu, Your Grace!" Albern membela diri.

"Baik, jadi bantuan apa yang Tuan Putri butuhkan?"

Roan menggiring Estelle, Zrielka, dan Albern berjalan kaki beberapa ratus meter dari sana, dan mereka menemukan sebuah villa yang cukup asri. Hanya ada seorang pelayan yang tampak sudah cukup berumur. Saat mereka kembali bersama Duke, secara otomatis pelayan pria yang kira - kira berusia paruh baya itu langsung membungkuk hormat dan menyapa Estelle dengan benar.

"Salam kepada Yang Mulia Putri Mahkota. Semoga kesejahteraan dan kedamaian Deandrez menyertai Anda."

Estelle hanya mengangguk singkat, sampai akhirnya mereka duduk di meja ruang tamu dengan suguhan teh dan cookies yang lezat.

"Baiklah, jadi?" Roan membuka suara. "Bantuan macam apa yang Tuan Putri butuhkan?"

"Aku perlu mengonfirmasi apakah Harry terpengaruh oleh sihir Catherine atau tidak." Ellea mengatakannya dengan langsung. Dia tidak repot - repot menjelaskan karena berasumsi bahwa orang berkuasa seperti Duke Cassavero pasti sudah memiliki segala informasi terbaru. Dia hanya harus mengatakan tujuannya.

Who Made Me A Princess? [On Revision]Where stories live. Discover now