CHAPTER 49: Egoistic (4)

10.7K 1.4K 286
                                    

"Harry ... ayo hentikan pembahasan ini."

Harry menarik Ellea yang hampir bangkit dari tempatnya, hingga akhirnya wanita itu jatuh ke pangkuan suaminya.

"Jangan terlalu berlebihan." Harry mengecup pipi Ellea. "Kau tahu, kan, sebanyak apapun selir yang akan memenuhi istana ini ... Ratunya tetap Estelle Theodore Deandrez."

"Meskipun kau bilang begitu, itu tetap tidak akan menjamin keselamatanku." Estelle mengalihkan pandangannya. "Siapa yang tahu, hal mengerikan apa yang bisa terjadi di istana ini kedepannya nanti?"

Estelle adalah yang paling tahu, bahwa perselingkuhan dan ketidaksetiaan tidak akan pernah berakhir sampai dunia kiamat. Para produser yang dulu memberikan jalan pintas untuknya, sehingga ia bisa menjadi aktris papan atas yang dikenal banyak orang pun begitu. mereka tidak single. Orang-orang yang sudah hampir separuh baya itu punya istri dan anak. Tapi, tetap saja tidak menolak tawaran malam-malam panas yang ia berikan demi peran-peran penting dalam setiap film yang dimainkan. Estelle tanpa sadar meringis, sekaligus tertawa miris. Bagaimana bisa karma datang dengan cara yang seperti ini?

"Kau tahu Harry, belakangan ini aku sangat benci kata 'seandainya' yang keluar dari bibirmu." Ellea memijat pelipisnya lelah, "itu karena setiap kata 'seandainya' darimu selalu berhubungan dengan Catherine dan persetubuhan menjijikkan kalian."

"Ellea, itu kasar sekali, Sayang!" Harry berseru tiba-tiba. "Kenapa kau tidak bisa memercayaiku, Estelle?"

"Faktanya kalian memang bersetubuh. Kau mengkhianati aku, menghabiskan malam dengan perempuan lain, dan sekarang memintaku menerimanya sebagai istri keduamu." Ellea tersentak, kemudian bangun dari pangkuan Harry. "Karena kepercayaan itu sudah rusak di saat kau dan perempuan itu bersetubuh semalaman."

"Ellea, aku akan tetap bertanggung jawab pada Nona Catherine. Tapi itu tidak akan mengurangi sedikit pun rasa cintaku padamu. Mengapa kau sulit sekali memahami kalimat ini?" Harry tampak mulai kehilangan kesabarannya.

"Harziusse, sebagai istri yang sangat mencintaimu aku juga tidak mau membagi suamiku dengan perempuan lain, walau hanya sekadar status. Mengapa kau sulit sekali memahami perasaan ini?"

Pada akhirnya baik Harry maupun Ellea tidak menemukan jalan tengah mengenai persoalan ini. Mereka terdiam satu sama lain. Ellea memutuskan untuk kembali ke kamar dan melanjutkan aktifitas menyulam bersama Frita, akan tetapi ia berbalik sejenak.

"Apa Ayahanda Raja menyetujui rencanamu, Harry?" Wanita itu menatap dengan sorot mata kosong yang putus asa.

Saat melihat sinar mata Ellea yang redup seperti itu, Harry merasa bersalah. Akan tetapi, ia juga tetap harus menanggung kesalahan sebelumnya. Karena itulah tugas seorang raja. Menanggung masalah yang bahkan bukan tanggung jawabnya. Tiran namanya kalau ia memutuskan semua hal hanya berdasarkan egoismenya saja. Ah, kepala Harry terasa mau pecah jadinya.

"Ayahanda Raja ...." Harry menggantung ucapannya dan menarik napas sejenak. "Beliau menyerahkan keputusannya padaku. Tapi, Ibunda Ratu menolak."

Ellea tersenyum miring sebelum benar-benar meninggalkan Harry sendirian di sana. "Aku satu suara dengan Ibunda Ratu."

"Apa? Jadi kau memutuskannya sendiri?" Kening Ellea berkerut tak terima.

Harry menatap lurus ke depan. "Aku Minta maaf, Ell ...."

Plak!

Satu tamparan mendarat di wajah mulus Harry dengan sempurna. "Aku benar-benar membencimu."

Ellea pergi meninggalkan Harry begitu saja, sementara Harry tidak melakukan apa-apa karena merasa keputusannya sudah tepat. Akan tetapi, tak berapa lama kemudian dia menyesali keputusannya untuk tidak mengejar Estelle. Pria itu lantas bangkit dan mengikuti arah terakhir ke mana istrinya pergi.

"Lepas!" Ellea menghempas tangan Harry kuat-kuat. "Jangan pernah kau pikir bahwa aku akan menerima Nona Sillian begitu saja di istana ini, Harry!"

"Estelle! Kenapa kau tidak juga mengerti aku?" Harry menarik napas panjang. Posisinya serba salah. Ada suatu perjanjian yang sebelumnya ia lakukan dengan Octavius di masa lalu, yaitu untuk mendapatkan prajurit Duke Warrant agar bisa dikendalikan di bawah perintah istana. Syarat Octavius saat itu terlihat sangat mudah: Harry harus menjaga Catherine saat Octavius sudah tiada.

"Aku ini manusia, bukan orang suci apalagi titisan Dewi!" Ellea mengerutkan keningnya dan berpikir dengan serius. "Harry ... apa tidak sebaiknya kita bercerai saja?"

"Apa?" Tepat saat itu jantung Putra Mahkota terasa seperti dihunus pedang.

***

***

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Who Made Me A Princess? [On Revision]Where stories live. Discover now