CHAPTER 73: What a Cruel Life (4)

8.4K 1.1K 161
                                    

Harry mendengkus begitu menyaksikan kedua orang itu menghilang. Perasaannya bertambah kacau, sementara kekesalan yang memuncak itu naik tingkat menjadi benci. Dia tidak mengerti, bagaimana bisa ada segelintir perasaan kehilangan sekaligus segumpal kebencian yang menghampiri dadanya dalam satu waktu yang sama? Apakah cinta dan benci memang bisa berjalan beriringan secara bersama - sama? Dan satu hal yang begitu mengganggu Harry adalah fakta bahwa Estelle-nya pergi dengan penyihir itu. Pria yang jelas - jelas berkirim surat cinta secara rahasia dengan Putri Mahkota. Apa yang terjadi? Apa hubungan mereka memang seperti itu? Tangan harry mengepal, giginya mengancing. Emosi pria itu meledak - ledak. Tidak, tidak! Estelle adalah miliknya. Apa yang salah?

"Pasukan, bubar!" Harry memberi aba-aba, dia menarik napas dan menyarungkan pedangnya.

"Kapten," Harry menahan ketua regu mereka, "tolong sampaikan perintahku pada Jendral Hyatt dan seluruh pasukan pelindung istana."

Pria bertubuh tinggi besar itu dengan sigap berlutut di depan Harry, "siap menerima perinta Putra Mahkota!"

"Umumkan pencarian besar-besaran terhadap Putri Mahkota." Harry mengancingkan giginya geram, "temukan dia hidup atau mati!"

"Siap laksanakan!"

"Bunuh juga penyihir itu kalau mereka masih bersama-sama." Harry berbalik, tepat setelah menatap tajam pada mahkota bunga yang jatuh dari kepala Ellea tadi, "pastikan dia mati dengan cara paling menderita."

Tak sampai satu jam, berita itu menyebar sampai ke seluruh istana. Semua orang membicarakan hal yang sama, yaitu keretakan hubungan Putra dan Putri Mahkota, serta keanehan sikap sang Pangeran. Raja Damian dan Ratu Arielle buru-buru mendatangi kediaman Harry begitu mendengar salah satu dayangnya memberi informasi yang tak masuk akal begini. Keributan apa yang sudah anak itu perbuat? Apa yang terjadi di sana? Kenapa bisa ada kejadian mengerikan begitu? Ratu Arielle benar - benar tidak menyangka akan ada kejadian seperti ini di istana. Dan apa yang terjadi pada Estelle? Ia sungguh cemas.

Saat Harry menginjakkan kaki di Istana Spica, Ayahanda Raja dan Ibunda Ratunya sudah menunggu di ruang tengah. Tersirat rasa kekhawatiran yang besar saat melihat betapa kacau putra semata wayang mereka. Sang Ratu tahu betul bahwa Harry tengah salah langkah, dan tidak tahu bagaimana caranya kembali. Tapi semua yang terjadi sudah sampai seperti ini, ditambah putranya sedang tidak dalam perasaan yang baik. Namun, hal sebesar kepergian Putri Mahkota dari Istana harus dibicarakan sekarang juga.

"Apa maksud semua ini, Harziusse?" Raja Damian menatap sendu manik kelam yang masih mendelik tajam itu. "Apa kau sekarang mau menyalahi kuasa raja dengan bertingkah konyol?"

Harry tidak menjawab. Lelaki itu cuma mendengkus kasar dan duduk sembarangan di sofa. Ratu Arielle mengubah posisi duduknya, berpindah disamping Putra Mahkota dan membiarkan sang buah hati berbaring di pangkuannya. Dengan lembut Baginda Ratu mengusap surai Harry yang sama legam dan pekat dengan matanya. Mereka tidak bicara selama beberapa saat.

"Estelle berkhianat." Harry menjawab dengan wajah datar dan gigi mengancing.

"Apa? Bagaimana bisa?" Ratu Arielle menyela. "Kenapa kau melakukan itu? Apa buktinya? Kalau ada kejadian sebesar itu tidak mungkin kami berdua diam saja, Harry!"

"Ibumu benar. Apa kau bisa mempertanggung jawabkan tuduhanmu itu?" Raja Damian menatap tajam. "Kau tahu perbuatanmu kali ini sungguh memalukan."

Harry menunduk. Setelah semuanya terjadi dan berlalu, sebenarnya ada perasaan gamang yang kosong. Dia tidak tahu apakah itu benar, atau hanya ego yang menggerogoti seluruh dirinya. Perasaan menggebu yang muncul sesaat setelah bicara dengan Catherine, lalu rasa ingin membunuh ketika melihat Estelle, dan kejadian yang berlalu barusan ... semuanya membuat Harry bingung terhadap dirinya sendiri.

"Ada apa?" Suara Ratu Arielle melembut. Dia tahu kalau Harry tidak terlihat seperti biasanya. Pria itu pasti menyembunyikan sesuatu. Sebagai Ibu, Arielle tahu tabiat putranya. Dan hal seperti ini tidak mungkin terjadi begitu saja tanpa alasan. Ia yakin ada yang salah. Itu sudah pasti.

"Kau merasa bersalah sekarang?"

"Tidak." Harry mendelik pada Arielle. "Aku tidak pernah menyesal menghukum seorang pengkhianat!"

"Pengkhianat apa? Jelaskan, Putra Mahkota! Aku tidak akan memberikan tahta pada putra bodoh yang gegabah."

Harry hanya diam. Ratu Arielle tahu kalau Raja Damian sangat kesal. Dia menenangkannya dan berusaha agar tidak terjadi pertengkaran lagi. Karena kondisi kerajaan akan kacau kalau rakyat tahu keluarga kerajaan sedang terpecah belah.

***

Note: untuk beli coin lebih murah kalian bisa ke website www.karyakarsa.com (koin di web tidak kena pajak playstore 30%). Setelahnya kalian bisa langsung klik link ini https://karyakarsa.com/bluebellsberry/series/who-made-me-a-princess

com/bluebellsberry/series/who-made-me-a-princess

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Who Made Me A Princess? [On Revision]Where stories live. Discover now