CHAPTER 50: Egoistic (5)

10.6K 1.2K 144
                                    

"Tuan Putri, kabarnya Nona Catherine akan memasuki Istana Spica siang ini."

Akhirnya, ia kalah. Alur cerita sialan ini tetap membawa Catherine masuk ke dalam istana. Itu artinya Estelle harus mempersiapkan segalanya dan mempertahankan hak sebagai Putri Mahkota. Peperangan yang sesungguhnya akan di mulai. Dalam naskah pun, konflik terjadi setelah Catherine memasuki istana. Jadi, mau tidak mau ... suka tidak suka ... ia harus menghadapi krisis yang memang sudah pasti akan datang ini. Setidaknya, ia memenangkan perasaan Harry, meskipun itu juga merupakan hal yang belum pasti. Tapi, lebih baik dari pada tidak sama sekali.

"Nah, sudah selesai, Tuan Putri."

Ellea masih mematut dirinya di cermin saat Frita yang tengah menyisir surai karamel sang Putri memberitahu informasi yang paling tak ingin ia dengar. Menurut buku sejarah yang pernah dibacanya, dimana era kebangsawanan dan kerajaan eropa kuno berlangsung, seorang raja dan putra mahkota memang diperbolehkan memiliki lebih dari satu istri. Namun istri pertama tetap akan memegang kendali tertinggi di atas segalanya. Bukankah itu berarti Putri Mahkotanya tetap Estelle Theodore?

Pernikahan para selir biasanya berlangsung tertutup dan hanya diresmikan dengan sebuah dokumen yang berasal dari pusat personalia kerajaan. Satu-satunya hal yang perlu mereka lakukan cuma membubuhkan tanda tangan.

"Pukul berapa Kate tiba disini?" Ellea menegakkan tubuhnya, memasang wajah datar saat melihat pantulan sempurna dirinya di cermin, "apa dia sudah menandatangani dokumennya?"

"Menurut Nyonya Margareth sudah," Frita mengecilkan suaranya, "tapi, Putri, katanya tidak ada yang mau melayani Nona Catherine."

Ellea mengerutkan kening, kemudian menatap Frita lekat-lekat.

"Gosipnya sudah menyebar sampai ke seluruh Deandrez, dan tidak ada bangsawan yang mau menjadi dayangnya." kali ini gadis itu melanjutkan dengan bisikan pelan.

Ellea mengangguk paham. Pasalnya dayang dan pelayan yang bekerja di istana seluruhnya berasal dari perempuan bangsawan. Bagi mereka yang tidak memiliki banyak harta dan sekadar penyandang gelar tingkat empat dan lima biasanya memilih bekerja di istana demi menaikkan gengsi sekaligus mendapatkan penghasilan tinggi. Sedangkan untuk dayang khusus yang melayani anggota keluarga kerajaan secara langsung, tak jarang bangsawan tingkat dua dan tiga bersedia mengabdi.

Seperti Frita yang seorang marchioness, mengajukan diri untuk melayani Estelle begitu ia terpilih sebagai Putri Mahkota. Begitu pula Nyonya Margareth yang menyandang gelar duchess.

"Kami bahkan belum pernah memandikan diri kami sendiri, dan hanya menyentuh air mandi untuk Anda, Tuan Putri," Nyonya Margareth tiba-tiba saja masuk, "bagaimana bisa kami melayani seseorang yang sudah memanipulasi dan mencelakai Putra Mahkota?"

Ellea menatap wanita paruh baya yang kini tengah menyiapkan gaun penyambutan yang akan digunakan untuk menyambut Kate nanti. Dia lupa kalau rata-rata para bangsawan memiliki gengsi setinggi langit. Mana mau mereka melayani seseorang yang sudah dianggap rendah, bahkan sampai di kecam seperti Catherine.

"Sebaiknya Anda tidak perlu berpikir berlebihan," Nyonya Margareth tersenyum lembut, "apapun yang akan terjadi, Anda tetap Putri Mahkota kami."

Senyum di wajah Ellea mengembang sempurna, terkadang Nyonya Margareth sudah seperti ibu baginya. "Tentu, Istana ini beserta seluruh isinya adalah milikku. Iya, 'kan?"

"Nah, begitu!" Frita berseru girang, "Putra Mahkota juga milik Anda, ingatlah selalu, Putri."

Setelah selesai mempersiapkan diri, Ellea keluar dari kamar dengan sebuah keyakinan baru; bahwa ia tidak akan kalah dari Catherine. Harry dan Istana Spica adalah miliknya, dan Kate sama sekali tidak berhak atas semua yang diperuntukan bagi Putri Mahkota.

Catherine Sillian, pertarungan kita yang sesungguhnya baru akan dimulai sekarang.

Ellea menegakkan punggungnya, melangkah pelan dengan sebuah gaun terusan berwarna kuning pastel berlengan panjang. Ada sedikit aksen lace dan pita di beberapa bagian, membuat penampilan sang Putri semakin sempurna. Bagian rok yang mengembang itu membuat Ellea benar-benar anggun, sementara surainya yang kuncir kuda itu dipermanis dengan sepasang kepang daun yang melingkari kepalanya.

****

****

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Who Made Me A Princess? [On Revision]Where stories live. Discover now