CHAPTER 57: White Mask (5)

9.4K 1.1K 132
                                    

Estelle melangkahkan kakinya buru-buru. Ia merasa sesak dan tidak tahan untuk tidak menangis. Sebenarnya wanita itu tahu betul bahwa ia tidak seharusnya bersedih hanya karena hal seperti ini. Karena sekarang alur cerita memang sedang berjalan sesuai dengan cerita aslinya. Ellea mungkin terlanjur serakah, dan sudah jatuh terlalu dalam pada sosok Harry yang plin-plan. 

Padahal, sebenarnya Harry tidak seperti itu. Putra mahkota menjadi bimbang karena Ellea telah berhasil mencuri hatinya lebih dulu. Sementara pada alur cerita aslinya, Harry memang the main male lead yang diciptakan untuk Catherine sebagai female lead-nya. Estelle Theodore cuma seorang figuran, alias orang ketiga yang mengganggu kisah cinta mereka. Mau sekeras apapun Estelle menyangkal, itu adalah kenyataannya. Tak ada yang bisa mengubahnya sedikitpun.

"Hormat saya pada Yang Mulia Putri Mahkota."

Ellea menoleh, kemudian ia mendapati Zrielka berdiri di sana. Pria itu tersenyum kecil, sambil kemudian menyamakan langkah mereka secara perlahan. Wanita itu tidak menoleh, justru sebaliknya. Putri Mahkota menghindari Zrielka dan langsung pergi menuju ke tempat lain. Pemuda itu menyunggingkan sedikit senyuman penuh arti yang tidak bisa dimengerti siapapun.

"Ah, kalau Anda bersama saya ... mungkin saya tidak akan membiarkan Anda menangis seperti itu, Yang Mulia Putri." Zrielka menatap langit yang cerah dan cenderung berawan.

Sementara itu, dalam waktu yang berlalu, hubungan antara Harry dan Ellea jelas menjadi renggang. Pria itu mencari Ellea setelah menyelesaikan urusan di rumah kaca. Akan tetapi sama sekali tidak bisa menemuinya. Sementara itu Sang Putri bersembunyi di kamar Frita. Itu bukan hal yang sepatutnya dilakukan, akan tetapi Frita yang tahu bagaimana kejadian sebenarnya pun dengan senang hati membantu Estelle. Akhirnya, sampai pagi menjelang, Putri mahkota tidak kembali ke kamarnya.

Kate mulai melancarkan aksinya. Tepat saat semua orang pergi untuk upacara pagi, seluruh Istana Spica kosong, termasuk Harry dan Ellea yang harus memimpin kegiatan rutin menaikkan bendera itu. Kejadian kemarin membuatnya resmi bermusuhan dengan Putri Mahkota, sekaligus pendekatan yang baik terhadap Putra Mahkota. Dia benar-benar akan melakukannya dengan totalitas, sampai Ellea di usir dari istana.

Kaki mungil itu mengendap-endap di lorong tengah, koridor yang langsung membawanya menuju kamar utama milik Harry dan Ellea. Selama ini Kate hidup sendiri walau tinggal di istana. Hanya hal sederhana yang ia inginkan sebetulnya, yaitu perlakuan dan posisi yang sama dengan Putri Mahkota. Hal yang tampaknya sangat sulit didapat karena gadis itu cuma seorang selir.

"Aku benar-benar akan menghancurkanmu, Tuan Putri."

Kate sudah berhasil masuk ke dalam kamar Harry dan Ellea, bahkan bebas menjelajah di ruang pribadi Putri Mahkota. Wanita muda itu melihat-lihat ke sekitar, betapa banyaknya gaun-gaun cantik yang disediakan untuk sang Putri. Detik berikutnya Kate menghampiri meja yang terletak di samping pintu dan menarik lacinya. Ada secarik surat berisi syair yang dulu pernah ia kirimkan.

"Kalau saja aku tahu kau akan selamat hari itu, dan menyebabkan kesulitan yang sebegini besar padaku, maka aku tidak akan menulis surat peringatan seperti ini." perempuan itu mendengus, kemudian meletakkan kembali secarik kertas itu.

Kate lantas merogoh saku roknya dan mengambil sesuatu. Benda itu bening cair, dimasukkan ke dalam botol kaca kecil dengan tutup hijau. Wanita itu meletakkannya di laci ruang pribadi Ellea bersama surat tadi.

Aku akan melihat, sejauh mana kau bisa bertahan, Tuan Putri ....

◇•◇•◇

◇•◇•◇

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Who Made Me A Princess? [On Revision]Where stories live. Discover now