CHAPTER 77: Lean On Me (3)

7.3K 929 181
                                    


Selepas kepergian Ellea seluruh istana kacau. Sangat banyak gosip yang tersebar kemana-mana, dan para pekerja bukannya bodoh, melainkan sudah paham bahwa semua ini kemungkinan adalah hasil perbuatan Catherine. Belum sampai sehari Putri Mahkota mereka meninggalkan istana, tapi Frita dan Nyonya Margareth harus dibuat malu karena rumor yang menyebar dari Istana Spica. Belum lagi tingkah Catherine yang sudah bak Putri pengganti.

"Tolong ganti bunganya dengan mawar. Aku tidak suka ada peony, lily, atau daisy." wanita bersurai keemasan itu baru saja memberikan perintahnya pada beberapa pelayan yang lewat. "Besok panggil para pekerja untuk mengganti seluruh kertas dinding di sini."

Dua pelayan yang berdiri di depan Kate tidak menjawab, mereka hanya menunduk sambil kebingungan. Sudah pasti, bukan tugas mereka melayani Nona yang satu ini.

"Kalian tuli atau bisu? Kenapa tidak menjawab?" Kate berdecak sambil berkacak pinggang, "Putri Mahkota sudah melanggar peraturan dengan keluar dari Istana tanpa izin. Seharusnya kalian tidak melakukan ini padaku."

"Ta-tapi, Nona,"

"Aku benar-benar akan memecat kalian kalau masih begini sampai aku naik tahta!" Kate berteriak kesal. "Aku juga istri Harry, kenapa kalian tak bisa menghargaiku seperti Estelle, hah?!"

Mereka menunduk dalam, tidak berani menjawab bahkan dengan anggukan atau gelengan kecil.

"Anda kasar sekali, Nona," Nyonya Margareth muncul dari koridor tengah, dan menepuk pundak kedua bawahannya, "Kalian boleh pergi."

"Berhenti!" Kate menatap tajam wanita paruh baya yang berdiri tenang di depannya. "Berani melangkah, kalian kupecat."

"Kalian boleh pergi, ini perintah." Nyonya Margareth tak mau kalah, netranya menatap lurus pada manik bening milik Catherine. "Jangan lupa kalau Baginda Ratu tidak terlalu suka menunggu."

Catherine terkesiap, kemudian mendengkus kasar. Kedua pelayan itu kompak membungkuk cepat tanpa salam, kemudian pergi dari sana. Tersisa Nyonya Margareth dan Kate.

"Mereka berkewajiban menyiapkan air mandi Yang Mulia Ratu, itupun kalau Anda tidak tahu." Nyonya Margareth berbalik, "sebaiknya Anda tidak terlalu bertingkah sebelum menyesali semuanya, Nona."

Kate mengepalkan tangannya kuat-kuat dengan rahang mengeras. Perempuan itu memberikan tatapan menusuk pada Nyonya Margareth dari belakang, yang tentu saja tidak di gubris sang Kepala Dayang. Sejurus kemudian Catherine menarik napas kuat-kuat dan mengembuskannya dalam sekali embusan. Dia melakukan hal itu berulang kali sampai emosinya mereda, dan langsung menari Harry untuk melihat apa yang sedang dilakukan pria itu.

Kaki mungilnya melangkah keluar dari Istana Spica, kemudian berkeliling sampai ke Barack Pegasus. Tempat dimana ia memperkirakan dapat menemukan keberadaan Harry. Seperti keberhasilan dari apa yang sudah direncanakannya terhadap Ellea, intuisi Kate semakin menajam. Dia merasa kalau sihirnya sekarang sudah meningkat jauh dari pada sebelumnya. Mana dalam tubuh Catherine seperti punya kemampuan lebih, sekarang dia bisa menemukan suaminya hanya berdasarkan insting. Ini juga merupakan suatu pencapaian. Dia akan melatih mana lebih sering lagi mulai sekarang. Bahkan, sihir pengendali jarak jauh yang ia temukan saat mempelajari mantra Lilith juga sangat berguna. Lebih berguna dari mantra Lilith itu sendiri.

"Aku tidak mau tahu, cari lagi!"

Langkah kaki Kate terhenti di depan gerbang masuk Barrack Pegasus. Ia ingat kalau dulu pernah masuk ke tempat ini beberapa kali untuk menemani Ellea berlatih memanah. Satu hal yang dia sesali, mengapa tak ia bidik sekalian Putri Mahkota yang naif itu agar mati sejak dulu? Suara Putra Mahkota membuat Catherine semakin ingin menguping.

"Jendral, tolong masukkan mereka berdua ke dalam daftar buronan." Harry terdengar berdecak kesal, "dan cari dua orang sialan itu sampai ketemu!"

"Ya-Yang Mulia, tapi ini--"

"Kau mau menentang perintahku?!" Harry berteriak marah, membuat sang Jendral menciut. "Mereka adalah pengkhianat - pengkhianat yang pantas di hukum mati!

Hampir saja Kate melotot, kalau saja ia tidak menyadari orang yang tiba-tiba menyerobot tubuhnya adalah Ratu Arielle. Yang Mulia Ratu melangkah terburu-buru, dengan mimik wajah panik dan kening berkerut. Sang Ratu tidak menyadari ada Catherine di sana. Tanpa sadar itu senyum miring itu tercetak jelas pada bibir tipis sang Selir. Ratu Arielle pasti mempermasalahkan perihal Harry yang menjadikan Estelle buronan. Sungguh menyedihkan sekali, Mantan Putri. Astaga... tak ada yang lebih menarik dari ini.

"Harziusse, apa-apaan semua ini?!"

"Baginda Ratu-" ucapan Jendral Hyatt terhenti.

Harry menatap kemurkaan ibunya dalam diam. "Jendral Hyatt, kau boleh pergi. Jangan lupa perintahku-"

"Tidak. Batalkan." Ratu Arielle menginterupsi, membuat sang Jendral serba salah di antara pertengkaran ibu dan anak itu. "Apapun perintah Putra Mahkota, batalkan. Ini perintah."

"Saya mengerti, salam kepada Bulan kerajaan dan Bintang kerajaan. Semoga kedamaian dan kesejahteraan Deandrez menyertai Anda." Tak mau berlama-lama, Jendral Hyatt membungkuk patuh. Kemudian pria itu pergi sebelum sang Pangeran sempat mencegahnya.

"Hentikan ini sekarang, Harry." Ratu Arielle meremas kesal selembar kertas poster pencarian bergambar wajah Putri Mahkota. "Kau sangat kekanakan, apa hanya segini kualitas seorang calon raja?"

"Ellea harus dihukum atas perbuatannya." Harry berucap datar, tegas, dan dingin.

"Demi Tuhan, Harry, dia istrimu!" sang Ratu menarik napas dalam-dalam, mencoba menahan emosi, "bagaimana bisa kau main hakim sendiri tanpa bukti?"

"Aku ingin Ibunda Ratu tidak ikut campur." Harry menatap mata kecokelatan milik ibunya, "ini rumah tanggaku, urusanku."

Lelaki itu berbalik pergi.

"Tapi ini Istanaku, dan semua yang terjadi di dalamnya adalah urusanku!" Ratu Arielle menarik tangan Harry, tapi langsung dihempas kasar oleh pemuda itu.

"Ellea sudah melanggar dua hal yang paling kubenci." Harry meninggalkan sang Ratu keheranan sendirian. "Aku tidak bisa memaafkannya!

"Kau akan menyesal, Harry!" Ratu Arielle berteriak kesal dan segera kembali ke istana utama.

****

Hai Berries, long time no see~ yang udah nggak sabar baca lanjutannya bisa main ke Karya Karsa ya ...

Hai Berries, long time no see~ yang udah nggak sabar baca lanjutannya bisa main ke Karya Karsa ya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

PENGUMUMAN: karena sekarang KK menggunakan coin, kalian bisa beli via WEBSITE karyakarsa.com untuk harga coin yang TIDAK KENA PAJAK dan LEBIH MURAH. Yang mau harga lebih murah dari KK untuk harga khusus paketan, silakan DM IG @bluebellsberry ya...

 Yang mau harga lebih murah dari KK untuk harga khusus paketan, silakan DM IG @bluebellsberry ya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Who Made Me A Princess? [On Revision]Where stories live. Discover now