CHAPTER 81: Every Day, Every Moment (1)

7.7K 778 166
                                    

Sibuk. hanya satu kata itu yang dapat menggambarkan kondisi istana saat ini. Beberapa prajurit tampak berbaris di depan Istana Spica, sementara para dayang keluar masuk membawa beberapa barang. Ada pedagang - pedagang besar ibukota yang sedang duduk di ruang tamu Istana Spica, dan juga beberapa pengusaha. Tidak hanya di istana Spica, kondisi yang ada di Istana Orion tak jauh berbeda. 

Beberapa bangsawan berdesak - desakan masuk ke ruang pertemuan. Sementara pelayan di istana utama tak kalah sibuk. Duke Robert Peyton, yang baru di angkat beberapa bulan lalu sebagai perdana menteri pengganti, tidak bisa mencegah keributan yang disebabkan oleh para bangsawan. Keluarnya Putri Mahkota dari istana dan isu soal pengkhianatan yang berembus secara rahasia melalui informasi yang di dapat saat kunjungan ke istana membuat mereka semua meributkan tindakan Raja dan Ratu yang dinilai tidak efektif, menuntut pertanggungjawaban Putra Mahkota.

Baginda Raja sudah mengetahui kalau kasus ini cepat atau lambat akan sampai ke pada telinga para bangsawan. Dan tentu saja itu bukan masalah sederhana yang bisa diselesaikan hanya dalam satu atau dua kali pertemuan. Sampai saat ini masih banyak bangsawan yang mengharapkan Estelle Theodore lengser dari posisinya sebagai Putri mahkota. Karena, meskipun Octavius Sillian sudah dihukum mati, tapi Raja Damian harus mengetahui bahwa pendukung Duke Sillian masih tersebar dimana-mana, apalagi sejak Catherine diangkat menjadi selir putra mahkota.

"Buka aula pertemuan, dan umumkan kepada bangsawan bahwa kita akan melakukan rapat darurat sekarang juga." Sang raja memberikan perintah kepada ajudannya yang langsung terlaksana dengan baik.

Ratu Arielle juga menatap cemas kepada deretan kereta kuda milik keluarga bangsawan yang mengantri masuk di depan pintu utama istana dan sedang menuju ke aula pertemuan untuk mengadakan rapat darurat. Wanita itu sungguh cemas akan apa yang terjadi berikutnya kepada Ellea. Sebelumnya posisi Putri mahkota sudah memiliki jumlah pendukung yang cukup, akan tetapi sekarang semuanya seolah berbalik begitu saja dan mengabaikan fakta bahwa belakangan ini Sang Putri sudah bekerja dengan baik untuk melaksanakan tugasnya sebagai calon ratu di masa depan.

"Baginda, apakah Anda tidak khawatir sama sekali dengan apa yang akan terjadi pada Putri Mahkota?" Ratu Arielle tampak cemas, dan ia mengerutkan kening saat melihat kereta kuda para bangsawan yang satu persatu terparkir di halaman utama istana. "Mereka tidak akan meminta yang macam-macam, kan?"

"Semoga tidak. kejadian kali ini sangat mendadak dan kita juga tidak tahu Apa alasan dibalik penyerangan Harry kepada Ellea." Raja Damian tampak berpikir sejenak. "Anak itu merasa kalau Estelle menghianatinya dan sudah berencana meracuni makanannya. Tapi semua keterangan itu tidak bisa dibuktikan hanya karena ia memerintahkan kepada Jayden untuk menggeledah Istana Spica saja."

Ratu Arielle terdiam.

"Memang benar bahwa benda itu ditemukan di kamar Estelle, anggap saja begitu kalau memang semuanya sesuai yang diceritakan oleh putra kita." Raja Damian menghela napas panjang. 

"Tapi, tetap saja membutuhkan pembuktian lebih lanjut untuk memastikan apakah itu memang benar-benar direncanakan oleh Putri mahkota sendiri atau ternyata ada hal yang lain yang tidak kita ketahui sebelumnya. Penyerangan mendadak dan mengerahkan pasukan dalam istana tanpa seizinku adalah tindakan yang melanggar hukum juga, meskipun dia adalah putra mahkota. jadi, biar bagaimanapun setidaknya rapat hari ini harus menentukan keputusan yang adil bagi Putra mahkota dan Putri mahkota."

"Ellea keluar istana untuk menyelamatkan diri, Baginda!" Ratu Arielle berseru cemas. "Tapi, apakah para bangsawan tua itu bisa menerimanya begitu saja?"

"Kita usahakan yang terbaik dulu saja. " Raja Damian memeluk sang Ratu. "Jangan khawatir, semua masalah pasti punya solusi."

Tak berapa lama kemudian, seorang pelayan datang dan memberi informasi kalau aula pertemuan sudah siap dan para bangsawan sudah hadir semua. Mau tak mau Raja Damian pun beralih dan langsung menuju ke aula pertemuan untuk mengadakan rapat darurat bersama para bangsawan. Deandrez tidak punya penerus lain di bawah garis keturunan Raja secara langsung selain Harry sebagai putra mahkota, dengan begitu, segala hal yang berkaitan dengan putra mahkota dan istrinya sebagai putri mahkota sekaligus calon ratu di masa depan akan selalu memicu perdebatan di antara para bangsawan. Apalagi pemilihan putra mahkota yang sempat dinilai tidak adil bagi sebagian bangsawan mendukung Duke Sillian.

"Baginda Raja Damian memasuki ruangan!"

Semua bangsawan yang rata-rata berusia lebih dari setengah abad itu berdiri serentak sambil membungkuk memberi hormat. "Kejayaan dan kemuliaan bagi Baginda Raja Damian, matahari negeri ini. Semoga kedamaian dan ketentraman Deandrez menyertai Anda!"

Sang raja kemudian duduk di singgasananya dan semua orang pun kembali duduk di tempatnya masing-masing.

"Baiklah, aku akan mendengar pendapat kalian terlebih dahulu tentang masalah ini." Sang Raja memberikan titah.

"Baginda, tolong turunkan yang mulia Putri Mahkota dari tahta!" para bangsawan itu bicara dengan kompak secara serentak.

****


Hai Berries, long time no see~ yang udah nggak sabar baca lanjutannya bisa main ke Karya Karsa ya ...

Hai Berries, long time no see~ yang udah nggak sabar baca lanjutannya bisa main ke Karya Karsa ya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

PENGUMUMAN: karena sekarang KK menggunakan coin, kalian bisa beli via WEBSITE karyakarsa.com untuk harga coin yang TIDAK KENA PAJAK dan LEBIH MURAH. Yang mau LEBIH MURAH dari harga KK (khusus paketan, beli semua bab) bisa DM ke IG @bluebellsberry ya...

 Yang mau LEBIH MURAH dari harga KK (khusus paketan, beli semua bab) bisa DM ke IG @bluebellsberry ya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Who Made Me A Princess? [On Revision]Where stories live. Discover now