Sebelas

235K 15.2K 1K
                                    

"Sekali lagi aku kecewa.
Padahal sudah tau bukan siapa-siapa."

***

Rea mengganti pakaian olahraganya bersama Anna.

"Cowok yang bantuin lo main tadi keren ya, Re. Salut gue." Ucap Anna sambil melilitkan ikat pinggang pada roknya.

"Maksud lo Kak Zay?"

"Loh! Kok lo bisa tau namanya?"

Rea agak bingung untuk menjelaskannya pada Anna, "Ya iyalah, dia kan anggota OSIS." Ucapnya kemudian.

"Bentar, gue ingat-ingat dulu." Ucap Anna seraya mengetukkan jarinya di kening, padahal itu tidak membantu sama sekali, "oh iya! Gue inget sekarang. Dia temennya Kak Agam kan?" Tebak Anna setelah berusaha mengingat untuk persekian detik.

"Yap!" Jawab Rea mantap. Gadis itu senyum-senyum sendiri mengingat pertemuan pertamanya dengan Zay saat di belakang sekolah kala itu.

"Kok lo bisa tau sih?" Tanya Anna, ia melihat seperti ada sesuatu yang berbeda dari Rea. Gadis itu tampak senang saat membicarakan Zay.

"Lo suka ya sama Kak Zay?"

Pertanyaan dari Anna mampu membuat Rea gelagapan bingung. Gadis itu selalu saja bisa menebak isi hatinya.

"Eng-Enggak kok." Ucap Rea, namun pipinya bersemu merah.

"Mulut lo emang bilang enggak. Tapi pipi lo gak bisa bohong, Re." Ledek Anna. Ia mencubit geram pipi Rea pelan. Ia tersenyum puas ketika bisa mengetahui salah satu rahasia Rea.

"Tapi jangan bilang siapa-siapa ya."

"Sip! Tenang aja lo mah. Kenapa lo gak minta nomornya sekalian?"

"Udah kok. Bahkan kami udah pernah chatingan kemarin." Ucap Rea malu-malu.

"Gilak! Gerak cepat lo ya! Salut gue, Re." Ucap Anna sambil menepuk-nepuk pundak Rea.

Rea hanya tersenyum kikuk. Baru kali ini ia merasakan bagaimana rasanya curhat dengan teman mengenai perasaan.

Terdengar tidak masuk akal, namun begitulah faktanya.

***

Malamnya, Rea sedang bertukar pesan dengan Anna. Gadis itu menyuruhnya untuk mengirimkan pesan pada Zay agar membantunya belajar bermain bola voli.

Awalnya Rea menolak dengan alasan gengsi. Namun di sisi lain, hatinya meronta untuk mengatakan iya.

Rea bingung bagaimana cara mengawali percakapannya. Zay itu tipe cowok yang tidak suka basa-basi. Itulah yang membuat Rea mati langkah.

Dengan langkah ragu-ragu, Rea mengirimkan pesan pada Zay.

Anda
Kak Zay, bantuin Rea
latihan voli dong
19.33

15 menit berlalu. Namun tak ada juga balasan dari Zay. Untungnya masih ada Anna yang senantiasa menemani Rea untuk menunggu balasan pesan dari Zay.

Zay
Kapan?
19.48

Akhirnya pesan Rea pun dibalas oleh Zay. Walaupun dibalas singkat, namun Rea tetap senang. Daripada hanya di-Read saja tanpa dibalas, itu jauh lebih sakit.

Anda
Besok aja kak
19.48

Zay
Di?
20.01

Fireflies [Sudah Terbit]Onde as histórias ganham vida. Descobre agora