Lima belas

224K 14.3K 1.1K
                                    

"Ada banyak impian yang ingin kuraih saat ini. Salah satunya, meluluhkan hatimu."

***

Rea baru saja pulang dari rumah Anna. Ia melihat sebuah motor yang tak asing baginya sedang terparkir manis di depan rumah yang ditumpanginya.

Perlahan Rea mendekat, dan benar saja di sana ada Eric dan Rifa tentunya.

Lalu ke mana Reina?

Ia baru ingat kalau Reina selalu pulang lebih lama darinya. Itu karena Reina selalu sibuk dengan kelas tambahan dan semacamnya.

"Rea... baru pulang?" Tanya Eric seraya basa-basi.

Rifa segera memasuki rumah dan meninggalkan Eric dan Rea. Perasaan Rea menjadi tidak enak sekarang.

"Ke-kenapa kak? Ada perlu sama Kak Rein?"

"Enggak. Tadi gue mampir ke sekolah lo. Eh, lo nya gak ada. Pas gue samperin ke rumah, lo juga belum pulang. Jadi, gue tungguin aja lo di sini." Ucapnya.

Rea sedikit terkejut tentunya, "Sejak kapan?"

"Kira-kira dua jam yang lalu lah."

Dua jam itu bukanlah waktu yang singkat bagi seorang lelaki. Apalagi untuk perihal menunggu.

"Kak, gue minta maaf. Tapi please, ini yang terakhir kalinya kakak kayak gini." Ucap Rea seraya menarik Eric menuju motornya yang terparkir.

"Lho! Kenapa, Re? Gue gak keberatan kok." Ucap Eric dengan santai.

Rea benar-benar tak habis pikir dengan tingkah Eric yang aneh menurutnya, "bukan masalah itu kak. Jangan buang-buang waktu Kak Eric hanya untuk Rea. Jangan kak."

"Kenapa Re? Kasih gue alasannya." Tanya Eric yang heran dengan penolakan Rea.

Baiklah, Rea benar-benar frustasi sekarang!

"Karena Rea udah punya pacar." Ucapan itu spontan keluar dari mulut Rea. Ia lantas mengalihkan pandangannya ke arah lain. Ia tak berani untuk menatap Eric.

"Pacar? Siapa?" Eric semakin bingung melihat Rea yang tak berani menatapnya.

"Ya ada. Kak Eric gak perlu tau."

Baiklah, sepertinya Rea sudah ahli dalam hal berbohong.

Eric masih bergeming di tempatnya. Ia menatap Rea lekat, hingga gadis itu risih dibuatnya.

"Eric?"

Bukan. Itu bukan suara Rea, melainkan suara Reina.

Ia baru saja pulang dijemput oleh supir pribadi keluarganya. Ia lantas menghampiri Eric dengan senang hati.

"Tumben ke sini?"

Baru saja Eric ingin menjawab, namun Rea dengan cepat menyelanya, "iya nih, Kak Eric nyariin Kak Rein katanya."

Astaga! Sudah berapa kali gadis itu berbohong dalam sehari.

Reina mengulum senyumnya, "Oh ya? Ada apa, Ric?"

Eric menatap Rea dengan pandangan yang tak bisa diartikan. Rea merasa sangat bersalah dibuatnya.

"Rea ke dalam dulu ya kak." Ucapnya dan diangguki oleh Reina.

Dengan tergesa Rea masuk ke dalam rumah. Namun saat kakinya baru saja melangkah di depan pintu, lengannya sudah ditarik kasar oleh Rifa tentunya.

Ia diseret hingga ke kamarnya. Ia merintih kesakitan, namun Rifa seakan menulikan telinganya.

Fireflies [Sudah Terbit]Where stories live. Discover now