Dua puluh tujuh

202K 12.8K 1.3K
                                    

"Sejak senja mulai menjajakan jejak. Kupikir beranjak tidak ada salahnya."

***

Rea baru saja masuk ke kamarnya. Matanya terfokus pada beberapa buku yang tidak ia kenal tergeletak di atas meja belajarnya. Lengkap dengan secarik kertas di atasnya.

Kak Rein sama Mama lagi ada urusan, Re. Jadi, pulangnya agak malem. Buatin pr Kak Rein ya...
Jangan lupa!

Rea mendengus kesal.

Kenapa banyak sekali beban pikirannya hari ini?

Rea memilih untuk menghempaskan tubuhnya di atas kasur. Ia teringat, ponselnya baru saja di perbaiki tadi.

Tentu saja Rea senang. Sudah dua hari lamanya ia tidak memegang ponsel.

Ia lantas teringat dengan tantangan menyebalkan itu. Seharusnya ia senang, bisa menghubungi kembali si pria tampan setelah seminggu berlalu.

Namun, raut wajahnya kembali sendu, mengingat pria itu... Bukanlah manusia biasa.

Dengan segenap jiwa, Rea membunuh segala ketakutan di dalam dirinya. Kalau tidak begitu, bagaimana dia bisa berkembang?

Ia lantas membuka roomchat nya dengan Zay seminggu yang lalu. Kemudian mengetikkan sesuatu, walaupun ada sedikit keraguan yang mengganjal di hatinya.

Anda
Kak Zay, Rea minta maaf
17.30•


Setelah mengirimkan pesan singkat itu. Ia langsung meletakkan ponselnya jauh darinya. Ia menahan diri untuk tidak membuka ponsel, hingga ada pesan masuk nantinya.

Bukannya apa-apa. Pasalnya, Rea selalu membalas pesan Zay dengan cepat. Sementara lelaki itu... Ah sudahlah.

Rea memilih untuk membersihkan tubuhnya lebih dulu. Mungkin, setelah itu ada notifikasi pesan yang masuk dari Zay.

Mungkin saja.

20 menit berlalu. Rea keluar dari kamar mandi, dan meletakkan handuk pada tempatnya.

Drrrt... drrrt... !!!

Ponselnya bergetar. Menandakan ada notifikasi pesan yang masuk.

Rea lantas berlari dengan cepat untuk mengambil ponselnya. Jiwa semangat nya mendadak membuncah.

Setelah membuka ponsel itu, hatinya mendadak riang gembira.

Tentu saja, pesan itu berasal dari Zay.

Zay
Untuk?
•17.51

Anda
Karena gak nepatin janji buat
belajar main Voli sama Kak Zay
17.52•

Zay
Oh
•17.59

Rea menatap ponselnya dengan tatapan yang... entahlah. Kenapa lelaki itu harus sedingin es batu?

Padahal ia sudah menurunkan egonya hanya untuk meminta maaf pada lelaki itu. Tapi lihatlah responnya.

Rea mengelus dadanya. Sabar... Rea memang harus ekstra sabar menghadapinya.

Anda
Jadi Kak Zay mau maafin Rea?
18.01•

Fireflies [Sudah Terbit]Where stories live. Discover now