Dua belas

229K 14.5K 1.1K
                                    

"Satu notifikasi chat darimu mampu mengubah ritme detak jantungku."

***

Rea pulang dengan perasaan kecewa. Ia terlalu banyak berharap hingga mudah sekali diperdaya.

Ponselnya bergetar. Ada notifikasi pesan yang masuk. Dengan semangat Rea membukanya. Namun ia kembali kecewa ketika melihat pesan itu dikirim oleh Anna, bukan dari ... Ah sudahlah.

Annak Konda
Gimana tadi?
20.06

Anda
Ann, gue butuh lo:(
20.06


Tak lama kemudian ada panggilan masuk dari Anna, dengan cepat Rea mengangkatnya.

Ia menjelaskan segala kejadian di sekolah pasca pulang sekolah tadi. Anna yang mendengarnya merasa tak menyangka.

Ia kira Rea akan bahagia karena bisa diajari bermain bola oleh doi nya. Namun nyatanya tidak seperti itu.

"Positif thingking aja, Re. Mungkin Kak Zay lagi sibuk. Gue denger, besok anak SMA Garuda mau datang buat tanding basket. Lomba kecil-kecilan sih antar ekskul olahraga. Gue rasa Kak Zay juga ikut." Ucap Anna dari seberang

Bahkan Rea baru mengetahui informasi itu. Mungkin karena ia tidak terlalu update dengan berita hot di sekolah.

Setelah selesai menelpon dengan Anna. Rea merasa perutnya lapar. Ia keluar dari kamarnya dan turun ke bawah.

Di meja makan ia melihat Reina dan Rifa sedang menyantap nasi goreng. Itu pasti buatan Rifa. Rea rindu dengan nasi goreng buatan Bundanya.

"Bunda, Rea juga mau nasi goreng." Ucapnya.

Rifa yang awalnya sedang mengobrol dengan Reina pun menghentikan aktivitasnya dan beralih menatap Rea.

"Pergi saja ke dapur. Di sana masih ada bahan-bahannya." Ucap Rifa.

"Rea mau nasi goreng buatan Bunda."

Rifa membanting sendok di piringnya. Rea terkejut melihatnya.

"Kalau bisa buat sendiri, kenapa harus merepotkan orang lain?" Pertanyaan itu terlontar begitu saja dari mulut Rifa.

Rea bisa memakluminya, mungkin saja Bundanya sedang lelah hari ini. Lagi pula ia masih bisa menyicipi nasi goreng buatan Bundanya lain hari. Iya, semoga saja.

Rea beranjak ke dapur. Ia sedikit pandai dalam bidang masak-memasak, itupun hanya makanan tertentu saja. Ia hanya pandai memasak nasi goreng, namun tidak seenak buatan Bundanya tentunya.

Rea membuka lemari makanan. Ia terdiam. Bagaimana ia bisa membuat nasi goreng jika bahannya tidak lengkap seperti ini. Ia mengurungkan niatnya untuk memasak nasi goreng malam ini. Ia kembali ke kamar dengan perut kosong. Lagi.

***

Hari ini, Rea datang lebih cepat dari biasanya. Anna sudah tiba lebih dulu dari Rea.

"Re, ntar kita nonton tanding basket yuk." Ajak Anna. Gadis itu tampak semangat pagi ini.

Rea sedikit menimbang-nimbang ajakan Anna, "okedeh."

Fireflies [Sudah Terbit]Where stories live. Discover now