18

10.9K 613 31
                                    


H E R
M I S T A K E




●●●●●●●●●●●●●●●●●●●






Seeing myself in the mirror ,I keep asking one question ...

Who are you

●●●●●●●●●●●●●●●●●●





















Meja makan yang lengang itu ditatap kosong oleh Elise . Ruangan kerusi yang sentiasa menjadi tempat duduk lelaki itu ... kini .. kosong .


Hanya dirinya di meja makan ini . Sarapan ... makan tengahari ..atau malam . Hanya dia seorang .


Begitulah hari -harinya berlalu pergi . Keseorangan . Benar-benar dipinggirkan oleh lelaki itu . Malah , wajah lelaki itu juga semakin sukar untuk dilihat . Seakan , hanya dia sahaja yang tinggal di rumah itu .



Disebabkan itu , malam ini dia teguhkan hati menunggu lelaki itu pulang . Tidak sanggup lagi berada dalam situasi ini . Hati ibarat disiat-siat apabila lelaki itu seakan sudah tidak ambil berat soalnya . Pathetic ? Yes . Memang dirinya terdesak ... terdesak inginkan perhatian lelaki itu . Satu-satunya ...sumber kebahagian yang baru ditemui . Masakan dia akan biarkan begitu sahaja ?







Daun pintu yang dikuak dari luar membuatkan Elise pantas menoleh . Terpegun sesaat apabila matanya jatuh pada wajah Demerez . Wajah ... yang dirindukan  meski sukar diakui kerana ego .




Kaki ingin mengorak langkah mendekati lelaki itu namun egonya meninggi . Tidak mahu runtuh . Hanya mampu kaku , melirik tubuh Demerez yang bertentangan dengannya .



Dirinya tidak biasa mengungkapkan kata maaf ... bagaimana mahu diluahkan di bibir andai hati berdalih .






Demerez yang sedar akan kewujudan wanita itu hanya membisu . Lirikan matanya menikam wajah Elise , sepertinya menunggu wanita itu buka bicara .



Kosong . Kebisuan menjadi jurang antara mereka . Lantas Demerez mengusung langkah , tidak lagi membuang waktu .



" wait "


Suara Elise menghentikan langkahnya yang baru mendaki anak tangga pertama . Tubuh dipusingkan , menghadap wanita itu .


Elise tertunduk , hati masih berbolak-balik dek ego yang ingin memonopoli kewarasan akal .


Begitu sukar perkataan maaf ingin menyusul dari bibirnya ... seakan ...jiwa terikat dek keegoaan ... perasaan tidak mahu mengalah .





Kelopak mata dipejam sesaat dua . Bersama hela berat , cincin disua kepada Demerez .


" ... bukan aku suruh kau buang ? Kenapa bagi aku balik ? "


Wajah Demerez dipandang sekilas sebelum dijatuhkan ke lantai marmar .



" this is yours . I tak ada hak nak buang harta you . Macam mana you beri pada I ... macam tulah I kembali pada you . "


Her Mistake His RegretWhere stories live. Discover now