※1※

10.5K 502 59
                                    


H E R
M I S T A K E

H I S
R E G R E T

~※~

Seruan namanya membuatkan Elise mendongak.


Pagar kurungannya dikuak oleh pegawai polis itu . Sebelum seorang lagi pegawai menarik dirinya keluar . Tangannya disatukan dengan kasar sebelum gari dipakaikan ke kedua tangan . Menggarit halus isi kulitnya yang mulai tinggal garisan darah .

Tubuhnya pantas ditolak ke depan ,
" kau ada pelawat "

Terdorong tubuh Elise , hampir jatuh namun sempat diseimbangkan semula postur tubuh . Dia dibawa masuk ke ruangan pelawat .

Tubuh serta merta kaku saat  bertentang dengan sepasang mata lelaki itu . Tidak sedar akan gari yang sudah dibuka oleh pegawai itu sehinggalah masa berlalu pergi .

Kebisuan jadi jarak antara mereka . Setiap hela yang dilempas hembus seakan satu kesengsaraan buat Elise . Dua tahun ... dua tahun dia tidak bertemu dengan lelaki ini .

Rindu yang mencengkam dada sepanjang tempoh itu ... ibarat racun yang sudah sebati dalam diri .
Sepasang mata Elise sudah berkaca , bibir yang tidak dioles gincu itu bergetaran .

Derap langkah Demerez menghampiri . Seiiring irama jantungnya yang tidak keruan . Dada rasa terhempap dan dihempap . Kurungan yang seakan ingin dipecahkan oleh degupan jantung . Kuat , terdesak ingin keluar dari pekungan dada.

Renungan tajam Demerez menikam wajahnya . Seakan menembusi pancaindera mata . Kedinginan yang jelas terbias diwajah itu ... seperti anak panah yang menikam hati .
Terobek , berdarah .


Demerez menjatuhkan pandangannya dari atas ke bawah . Tiada senyuman diwajah itu . Hanya kebekuan .

" we meet again ... tapi aku tak sangka ... dalam tempat dan keadaan macam ni ... Kimberlin "

Elise membisu . Tiada butir bicara yang bisa diluah , tidak berdaya . Hanya mampu merenung wajah itu . Mengharapkan kerinduan yang dibicarakan bisu mampu difahami oleh lelaki itu . Meski perkara itu hanya tinggal sia-sia .

" tapi aku rasa tempat ni agak sesuai dengan kau . Lebih baik tempat ini daripada tempat aku . Hukuman ini ... tak seteruk hukuman dari aku "

Air matanya mengalir , hangat menyentuh sisi wajah . Tidak sanggup menerima bicara tajam oleh lelaki yang selama ini jadi mimpi malamnya .

Demerez hanya diam , meneliti wajah mulus Elise . Melirik wajah yang serba pucat itu , kusam dan tampak lemah . Seakannya sudah hilang semangat untuk hidup .

Lambat-lambat mata Demerez turun pada pergelangan tangan ELise . Gelang perak yang jelas mengelilingi pergelengan tangan kiri wanita itu . Pantas matanya mengecil, terbias satu rasa yang tidak asing lagi dari dada . Rasa yang dinafikan , disembunyikan .

Sekali lagi mata mereka bertentangan . Masing-masing punya kesengsaraan sendiri ... masing-masing terluka .



" Demerez ... " seluruh kudrat tubuhnya dikumpulkan hanya untuk menyebut serangkap nama itu .

" kau tipu aku perempuan " selaran Demerez menyentak ELise . Terus terdiam wanita itu . Raut wajah Demerez berubah bengis . Renungan mata lelaki itu hanya terbiaskan kebencian . Dendam .

Her Mistake His RegretHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin