39

9.1K 460 3
                                    

H E R

M I S T A K E



_______________________








" I'm not your hero "






Datar ungkapan Demerez memunculkan senyuman kecil dibibir Elise . Kini , mereka berdua masing-masing duduk di lantai . Lebih tepat , Elise hanya menemani lelaki itu .



Demerez yang sudah mabuk , tersengguk-sengguk dek kantuk yang mulai memakan diri . Juga , sedari tadi Elise cuba mencungkil sebab musabab yang membuatkan lelaki itu begitu broken malam ini . Masih , biarpun dalam keadaan sebegitu Demerez masih berahsia .




Apabila lelaki itu ingin menyambung meneguk minuman alkoholnya pantas Elise tegah . Diambil gelas kaca itu dari genggeman Demerez .




" that's enough for tonight "




Demerez tersenyum kecil , tawa halusnya menyapa lembut halwa telinga Elise . Hanya seketika sebelum senyuman itu pudar digantikan dengan riak wajah yang dingin .







" I'm not a hero , I'm a monster " Demerez melirik wajah Elise , ditatap sedalamnya . " —— din't they told you already ... I'm sure they have warned you " tercebik bibirnya seakan jijik dengan kenyataan yang dirinya serba tahu .






Elise mengeluh , " tak guna I cakap apa-apa waktu ni sebab you are not sober . I tak tahu ... apa yang you dah alami ..sampai ... you are this .. broken . But , I'm glad that you trust me and din't push me out from your life . I think its more than enough . You have give me a lot "




Demerez mematung . Mendengar setiap luahan wanita itu meski dirinya boleh dikatakan mabuk teruk . Segaris senyuman terlakar manis dibibir Demerez sebelum gelang perak dipergelangan tangannya dibuka .



Tangan Elise ditarik lalu dipakaikan gelang perak itu dipergelangan wanita itu . Sejurus itu , tangan yang sama merangkul tangan halus Elise . Menyatukan kedua tangan mereka .






Elise terkesima . Kaku dalam pada mata hanya terpaku pada wajah Demerez . Jelas kebingungan terbias diwajahnya . Kening yang bertaut , penuh dengan tanda tanya . Cuba meminta penjelasan .





Namun , belum sempat perkataan disampaikan dibibir Elise dikejutkan dengan tindakan Demerez yang melabuhkan ciuman halus pada belakang tapak tangannya yang bersatu dengan tangan lelaki itu .




Mata saling bertaut , tidak langsung dipatahkan oleh mereka . Membiarkan biasan mata masing-masing berbicara dalam isyarat tersendiri . Tersirat meski tersurat .






" aku tak boleh ... tuturkan kata-kata cinta pada kau . Its up to you to read them by my action . Its all depends on your observation .... because I know . You are hella genius " senyuman sinis tersungging dibibir Demerez , ibarat piala yang menjadi kemegahannya .





Elise membisu . Jelas , bicara Demerez menyentak dirinya dari lamunan siang hari . Realiti menghentak jiwa raga . Kenyataan yang benar namun entah mengapa tersimpan seribu satu resah apabila menyedari kebenaran itu .




Her Mistake His RegretWhere stories live. Discover now