Si Kurus Yang Tersudut 2

57.7K 4.3K 426
                                    

Gua menarik nafas berkali-kali agar menjadi agak tenang. Dengan nekad gua hampiri gadis itu sambil memasang gaya sok cool dan berusaha agar tidak terlihat bodoh di depannya. Gua langsung mencegat kelima rombongan gadis-gadis itu hingga mereka terdiam dengan wajah heran.

"Maaf-maaf...bukan mau bermaksud konyol atau mau bikin rusuh," Kata gua dengan gaya sok kenal-sok deket.

Gua menatap wajah satu persatu gadis-gadis SMA itu. Tatapan gua berhenti sampai di gadis bertas ungu yang panjang rambutnya sebatas leher. Sejenak gua terpesona mengagumi wajah cantiknya, bahkan sangat cantik untuk ukuran cewek yang terlihat tomboy macam dia.

Kalau saja gadis ini mau sedikit berdandan dan bergaya feminim pasti kecantikannya lebih menonjol diantara ke empat teman lainnya. Tapi di balik kecantikannya ada wajah galak yang terpasang. Hal itu yang membuat gua sedikit ngeweri dan grogi.

"Mau ngapain lo berhentiin kita-kita di sini?" tanya gadis yang paling pinggir.

"Elo anak STM sebelah kan? Jangan-jangan elo mau malakin kita-kita ya?" Tanya seorang lagi yang langsung menuduh gua dengan seenaknya.

"Enak aje..emang tampang gua kaya preman pasar apa?" Jelas gua protes.

"Enggak kaya preman pasar sih. Tapi hampir mendekati," Kini seorang gadis berbando merah yang berkomentar. Wajah anak ini menurut gua yang paling cantik di antara kelima orang gadis di hadapan gua.

"Ya ampun deh! Elu-elu pada curigaan amat sama gua! Gua emang anak STM sebelah. Tapi gua bukan tukang palak atau preman pasar, gua anak baek-baek kok, buktinya waktu gua lahir, gua langsung di adzanin sama babeh gua,"

Kelima gadis itu langsung tertawa-tawa kecil menanggapi candaan gua.

"Emang setiap anak yang di lahirin kalo agamanya Islam pasti langsung di Adzanin. Koruptor aja di Adzanin..." komentar gadis yang paling pinggir masih sambil tertawa-tawa kecil.

"Kejauhan dah kalo lu samain gua sama koruptor. Gua beli rokok aja masih ketengan gak pantes di bandingin sama koruptor,"

"Bukan itu maksud gue..ugh!" Balasnya dengan nada jengah. "Yaudah jadi elu berhentiin kita-kita mau ngapain?" kini nada suara gadis paling pinggir sudah terdengar bersahabat.

"Hmm..gua mau kenalan sama dia," Gua langsung menunjuk ke gadis bertas ungu dengan perasaan harap-harap cemas.

"Huuuuuuuuuu..." kontan suara sorakan langsung terdengar dari ke empat gadis itu. "Cieeeee...cieeeee...cieeeeee..." hingga membuat wajah gua dan wajah gadis bertas ungu itu menjadi malu dan merah padam.

"Hmm..elo mau kenalan sama gue?" kini gadis bertas ungu yang sejak tadi diam mulai bertanya dengan tampang agak ragu.

Gua mengangguk pelan. Sambil ngarep.

"Kenapa? Eh, maksudnya kenapa gue?" Tingkah gadis bertas ungu itu menjadi grogi.

"Sebenernya dari hari pertama gua ngeliat elu, gua emang udah mau kenalan sama elu, tapi gua masih belum berani..." jawab gua beralasan.

Sesaat dia terdiam sembari menatap gua yang sudah terlanjur malu. Entah apa yang di pikirkannya saat itu.

"Jadi sekarang berani?"

"Sebenernya gak berani-berani amat sih. Tapi gua merasa kalau gak kenalan sama elu sekarang, kayanya gua gak bakal bisa kenalan sama elu untuk selamanya.." mulai jurus gombal gembel gua keluarkan.

"Cieeeeeeee....cieeee...cieee......" kembali ke empat gadis itu melakukan paduan suara yang cukup membuat kita berdua salah tingkah.

"Udah Ka..dia mau ngajakin kenalan tuh..terima aja lagi.."

"Iya Ka..kasian kan, udah bela-belain nunggu-nungguin elo disini.."

Gua langsung menyodorkan tangan karena terbawa suasana kata-kata dari teman-temannya gadis yang gua ajak kenalan itu.

"Nama gua David Muray anak STM Bunda Kandung kelas satu jurusan elektro!" Sesaat gua langsung teringat oleh nama teman tongkrongan gua yang memang mempunyai wajah ganteng se-Indonesia Raya.

Sesaat gadis itu agak ragu untuk menyambut uluran tangan gua. Wajahnya tampak berfikir keras kala itu, tapi akhirnya di mau juga menyambut tangan gua dan memperkenalkan dirinya.

"Nama gue Ika Cendrakiawati. Gua anak SMA Suluh. Kelas satu juga. Panggil aja Ika,"

"Ika siapa? Cendrawan? Cendikianti? Bukan-bukan Cendrawasih! Kok kaya burung sih?" kata gua yang agak sulit menyebutkan nama gadis itu.

Gadis itu langsung memasang wajah cemberut, tapi gak lama tersenyum lebar. "Cendrakiawati...David...," ucapnya dengan nada halus yang terdengar sabar.

Kayanya dia cewek baik-baik yang polos deh. Gua jadi gak tega untuk melakukan aksi bejat yang di minta oleh anak-anak kelas dua. Gua harus gimana nih? Kalo gua balik tanpa nyium pipi cewek ini, gua bisa abis di bantai sama mereka.

Aduuuh..tapi kalo gua langsung nyosor bisa-bisa nyakitin perasaan cewek ini. Iya kalo nyosor langsung dapet, tapi kalo gak kena malah gua yang di tabok sama mereka. Gua mencoba berfikir keras untuk dapat melakukan aksi itu, akhirnya terlintas satu ide busuk di kepala gua.

"Oh..jadi itu namanya.."

"Itu apa?"

"Ya itu yang elu sebutin tadi. Susah soalnya..lidah gua agak berputer kalo harus nyebutin lagi. Hehehe..."

Mereka kembali tertawa-tawa kecil.

"Busyed...ada nenek-nenek bawa gitar noh!!!" tunjuk gua heboh secara tiba-tiba ke arah belakang mereka.

Kelima gadis itu kontan kaget dan langsung menoleh ke arah tunjukan gua. Dengan sigap gua langsung memonyongkan bibir seksi ini di depan wajah Ika, siap menghujam pipi putih mulusnya dengan racun yang mematikan.

Namun dengan seketika, tanpa adanya aba-aba atau pemberitahuan, Ika secara tiba-tiba kembali menoleh ke arah gua yang sedang memonyongkan bibir sexy nan erotis ini! Dengan mulus dan pasti sebagian bibirnya langsung menyentuh bibir gua!

Ceeeps...

Untuk sesaat keadaan hening seketika....

Oh...sial...

Salah target...

Tapi kok...rasanya...

Enaaaakk....

Gadis itu langsung mendorong tubuh gua dan menutup mulutnya. Wajahnya langsung memerah dan terlihat memandang gua dengan aneh.

Dengan kecepatan super gua langsung ngacir dari hadapan mereka berlima. Gua gak tahu apa reaksi Ika dan teman-temannya setelah itu. Yang pasti mereka mungkin sangat marah karena kelakuan mesum yang barusan gua lakukan.

~Ciuman adalah trik cinta yang dirancang oleh alam untuk menghentikan ucapan gombal~

BADJINGANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang