Kabar Dari Tanjung Barat

29.5K 1.8K 39
                                    

Bus kami terus melaju bagaikan kendaraan tempur yang di isi oleh pasukan nekat berseragam putih abu. Setelah kami tawuran di tebet dapat kabar kalau musuh sudah menghabisi basis 806 dan ada korban juga dari pihak kami. Kabar itu cukup membuat kami syok dan marah.

Perasaan gua menyuruh agar cepat-cepat pulang. Karena melihat kebringasan anak-anak yang mulai rusuh dengan meneriaki setiap pelajar, tukang ojek, warga kampung, pejalan kaki, polisi dengan nama sekolahan dan basis kami.

Sesampainya di poltangan kami di sambut oleh sekumpulan pelajar yang sedang nongkrong di pinggir jalan. Jumlahnya lumayan banyak. Mereka melambaikan tangan ke arah kami.

Mereka bukan musuh melainkan aliansi kami.

Di kenal sebagai penguasa jalur Poltangan.

Mereka di kenal dengan nama SMA Boenda Kandoeng.

Sekolahan yang masih satu yayasan dengan kami. Memang tidak sekuat STM tapi mereka cukup aktif dalam tawuran, mereka sering sekali minta bantuan kami atau bergabung dengan kami untuk melawan musuh-musuhnya.

"BK CUS permisi pulaaaang...." teriak Zikri dari pintu belakang ke arah sekumpulan pelajar yan nongkrong itu.

Seorang anak berambut pendek yang mempunyai wajah lumayan tampan berlari dan melambaikan tangan sambil memanggil-manggil kami. Gua kenal anak itu, namanya Zambrong, salah satu pentolan SMA BK.

"Rom, kayanya Zambrong manggil kita tuh, ada apa ya?" Kata Erik banjir.

"Kita turun gak?" Tanya Zikri meminta pendapat gua.

"Lanjut ajalah.." tolak gua.

"Tapi kayanya penting banget tuh, mukanya panik gitu dia, yakin gak mau turun?"

Gua mengumpat di dalam hati. "Yaudah kita turun aja!" jawab gua kesal.

Beberapa anak segerah menggedor atap angkot untuk berhenti.

Kami turun serempak membanjiri jalan raya, beberapa anak SMA berdiri ketika kami datang, beberapa menyapa dan beberapa cuek saja, sibuk dengan keasikannya sendiri. Jam sudah menunjukan pukul empat sore, satu jam lagi anak kelas dua dan kelas satu siang akan keluar sekolah dan kami masih berkutat di jalanan setelah tawuran di tebet tadi.

Zambrong langsung menyalami kami satu persatu dengan akrab.

"Kenapa Brong kaya abis ngeliat setan aja muka lu pucet kaya gitu?" Tanya gua heran.

"Di tanjung barat, STM Boedoet 145 dan AL 53 lagi wara-wiri ke selatan. Ada sekitar lima patas yang di pake mereka! Waktu mereka lewat daerah sini kita abis bantai. Kebanyakan bocah-bocah gua pada mencar.."

Kami dari basis 616 CUS langsung terbakar emosi mendengar itu.

"Ternyata mereka nyarang di tanjung barat! Bangsat!" Maki gua sambil menendang batu krikil yang menyebar di aspal jalan.

"Elu di bantai?" Tanya Erik penuh emosi.

Zambrong mengangguk agak ragu.

"Buset dah berani bener dia ngacak-ngacak tempat kita!" Tiba-tiba Erik Banjir semakin bertambah panas. "Kita gebrak mereka sekarang, Rom!" Pinta Erik dengan wajah marah.

"Santai Rik," kata gua kepada Erik agar dia bersikap tenang, lalu gua kembali bertanya ke Zambrong. "Kok elu bisa tahu mereka nongkrong di tanjung barat?"

"Beberapa orang gua lagi mantau situasi di sana. Mereka bawa rakyat banyak, sekitar lima patas di bikin miring, Rom. Mending kita pada mental dulu deh," sarannya.

BADJINGANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang