Tawuran Besar

39.7K 2K 383
                                    

Kami berjalan dengan segerombolan besar pelajar di sepanjang rel. Sejauh mata memandang sudah terlihat stasiun kereta Tanjung Barat. Memang jaraknya masih cukup jauh dari kami, tapi kami dapat melihat sekumpulan pelajar yang sangat banyak jumlahnya. Mereka memenuhi dua sisi peron kereta listrik,ke arah bogor dan ke arah kota. Selain itu di pinggir jalan raya arah Depok terhampar puluhan pelajar yang nongkrong di sana.

Selama gua sekolah di STM belum pernah gua melihat pelajar seperti ini banyak nya ketika tawuran.

"Gawat...bisa mati konyol kita kalau anak-anak siang gak dateng membantu," desis Zikri yang berjalan di sebelah gua dengan rona muka cemas.

"Yakin nih kita bakal ngelawan mereka?" Tanya Ruby dengan ragu.

"Ha..ha..ha..mereka menang banyak doang, sekali gebrak juga pada mencar," balas Erik banjir meremehkan.

Tidak ada rasa takut sedikitpun yang terlihat di wajahnya. Entah kenapa hari ini dia sangat bersemangat sekali untuk tawuran.

"Semudah itu kah?" Gumam Dika dengan sikap tidak yakin.

"Inget blay! Kita santai, jangan buru-buru, jangan ke bawa napsu, yang penting kita kompak menyerang, mereka pasti nge-down liat serangan kita," kata gua mencoba mencairkan suasana tegang di sini.

Jarak kami semakin mendekat dan mendekati musuh.

Beberapa anak dari sekolah musuh yang melihat pasukan kami juga mulai menuruni peron dan berjalan pelan ke arah kami.

STM musuh yang ada di jalan raya juga mulai bangkit, lalu ikut berjalan ke arah kami, namun mereka tetap di jalur jalan raya. Musuh kini ada di dua arah, rel kereta dan jalan raya.

Terlihat para pejalan kaki sudah mulai bersikap waspada di sepanjang trotoar karena melihat dua kubu yang bergerak dengan langkah ingin saling mencelakai satu sama lain.

"Mereka mulai gerak!" Desis Agus Tengik yang berjalan di belakang gua. "Musuh ada di dua arah, gimana kita ngelawan mereka, Rom?"

Gua diam sesaat lalu berbicara ke Erik. "Rik, ambil beberapa anak, lu hadapin yang ada di jalan raya. Kita bikin jadi dua team!"

"Ha..ha..ha..ha..siap komandan!"

Erik langsung memerintah beberapa anak untuk mengikutinya turun ke Jalan Raya. Mungkin dia membawa sekitar 20 orang lebih.

"Dika dan Agus! Kalian juga ikut Erik,"

Mereka tidak menjawab tapi langsung masuk ke kelompok Erik yang sudah turun satu persatu ke jalan raya. Gerak lalu lintas langsung berhenti sedetik itu juga ketika pelajar yang di pimpin Erik membanjiri jalanan.

Gua mengeluarkan pedang sisir, Zikri juga mengeluarkan samurainya, beberapa anak di barisan terdepan juga mengeluarkan senjata mereka masing-masing.

Mereka semakin mendekat ke arah kami...

Jantung kami mulai berpacu lebih cepat....

Wajah-wajah tegang semakin tergambar dengan jelas...

Lalu sedetik kemudian...

Musuh yang di atas Rel dan di jalan raya mulai berlari secara serentak sambil mengacungkan senjatanya ke atas.

Teriakan makian dan nama-nama sekolah mereka terlontar.

Hujan batu yang sangat lebat menyerupai badai terlihat di langit.

Gua belum pernah melihat hujan batu sebanyak ini!!!

"SATUUUU..."

"DUAAAAA.."

BADJINGANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang