Dilema KM Kelas

35.6K 2.2K 179
                                    

"Buset.....!!" kata Erik banjir. "ngambeknya hot!!" Lanjut anak itu sambil mengipasi mukanya yang sempat memucat.

"Seandainya sorot matanya bisa membunuh, tentu diriku ini sudah terbantai dari tadi!" Komentar gua sok puitis.

"Ha..ha..ha..doi kan soulmate lu Rom!" Kata Robert sambil tertawa.

"Idiihh..bisa suram hidup gua punya soulmate kaya dia!"

Erik banjir dengan santainya memasang headset lalu membaca komik doraemon nya tanpa peduli barusan Ibu Rani marah besar.

"Pada kemana sih?" tanya sofie dengan mata berkaca-kaca, mungkin dia satu-satu nya yang 'waras' di kelas ini.

"Mana gue tau! Emang gue babehnye!" jawab Poloy lempeng sambil tertawa.

"kira-kira kita bakal di apain yah?" tanya Robert dengan muka pucat.

"Di gagahin kali!" jawab Kelink dengan mulut menguap.

"Ah, kalo di gagahin Rani sih gue mau.." kata Zikri dengan mupeng.

"Si Rani yang ogah, gagahin bocah dekil kaya lu!" Seru Robay lalu tertawa lebar.

"Keterlaluan!" gua mulai ikut berkomentar mengikuti teman-teman yang lainnya.

"Benar-benar keterlaluan yang bolos. Tau begini gua juga bolos!!"

"Ah, kang sayur! Samanya aja lu!" maki Dika sembari melempar gumpalan kertas ke badan gua.

"Lapar...euy!"

"Elo blom makan yee?"

"Belon! Kekantin yuk?"

"Pengen boker lagi!"

"Boleh keluar enggak yee?"

"Bangsat, ada yang kentut nihh!! Hayoo siapa ngaku aja deh?!"

"Psssttt!" desis Fuji sembari menempelkan telunjuknya ke bibir. "Ada yang datang!"

Semua terdiam.

"Oh god! Big boss!!"

Gua langsung ngeri-ngeri sedap.

Lelaki dengan julukan Big Boss itu datang dan langsung menatap seisi kelas dengan mata yang "Wow keren" itu.

Tubuh gua langsung panas dingin, tangan gua berkeringat. Aduh, pasti gua kena tempuan nih! Karena untuk beberapa kasus gua pernah di sidang oleh kepsek, makanya kalau ada masalah di kelas dan sampai jatuh ke tangan kepsek sudah pasti gua yang bakal kena imbasnya.

"Siapa piket hari ini?" bentak beliau.

Tak ada yang menjawab.

Matanya menyapu dan berhenti di wajah gua yang sedang membeku. "Romi! Mana yang lain?!" tanyanya dengan tampang semakin seram kala melihat gua.

"Gak tahu pak..."

"Kok bisa gak tahu? Kau kan temannya."

"Saya memang teman mereka pak. Bukan berarti jadwal keseharian mereka saya ikut mengatur. Kan saya bukan manager pribadi mereka pak," Jawab gua sekenanya.

Mata Big boss semakin menyalah-nyalah. Entah gak mau berdebat dengan gua atau mungkin sudah muak dengan kelakuan gua, dia membuang wajah kesalnya dan mulai melihat ke sekeliling kelas.

"KM! Mana KM?"

"Saya pakk....!" Fuji kembali tunjuk tangan dengan gugup.

"Mana daftar piket nya?"

BADJINGANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang