Mengharap Kesempatan Ke Dua

34.1K 1.9K 235
                                    

Hari demi hari berganti berlalu begitu cepat. Detik demi detik gua jalani dengan kehampaan dan kekosongan hati. Karena tidak ada lagi senyum yang gua tunggu dan tawa manis yang menyertai setiap kaki gua melangkah.

Langit terlihat mendung semenjak tadi pagi, namun sampai siang ini belum juga menurunkan hujan. Padahal gua berharap hujan deras segerah turun untuk membasahi tubuh gua ini. Mungkin dengan begitu semua kesalahan gua di masa lalu akan bisa ikut terbawa oleh air hujan yang turun ini.

Entah sudah beberapa lama gua putus dengan Ika. Kini keseharian gua berjalan tanpa ada sosok wanita yang penuh perhatian itu.

Semuanya terasa kosong...

Hambar...

Anehnya gua selalu berdiri di warung depan gereja. Menunggu Ika yang melintas kala pulang sekolah. Ketika melihat sosoknya, gua hanya bisa memandangi wajahnya dari dalam warung kopi dengan penuh kerinduan. Ingin sekali gua menghampirinya, bertukar tawa, lalu berbincang-bincang seperti dulu. Menceritakan tentang beberapa hal yang lucu. Atau menceritakan tentang keseharian gua.

Namun semua tidak gua lakukan... karena gua tahu, hanya sebatas ini saja yang boleh gua lakukan.

Gua hanya bisa berharap, semoga Tuhan akan terus mengijinkanku menikmati senyumnya. Memberikan gua kesempatan untuk melewati hari bersamanya. Sekali lagi. Atau jika boleh setiap hari. Ah, tidak. Siapalah gua yang berani berharap setinggi itu.

Mungkin hanya sebatas gua mengagumi kecantikan wajahnya dari kejauhan. Melihat tawanya dan senyumnya yang selalu terkembang di wajah cantiknya itu. Hanya dengan begitu saja cukup membuat gua tenang.

Diam-diam gua selalu memberi peringatan kepada anak-anak basis di STM gua. Agar jangan mengganggunya. Diri ini masih tidak terima kalau dia tersakiti. Apalagi harus di goda oleh pria lain. Tapi sampai kapankah gua bisa begini? Menjaganya secara diam-diam, mengagumi kecantikannya dari kejauhan. Toh, sedikit lagi kami akan lulus, lalu berpisah dan akan di sibukan dengan kegiatan masing-masing...


*******

Kerumunan pelajar yang pulang sekolah terus melewati sepanjang jalan palapa. Sampai akhirnya seorang gadis berambut panjang menarik perhatian gua. Tentu dia adalah Ika. Gadis yang selama ini terus gua perhatikan dari kejauhan.

Sorot mata gua terus mengikuti langkah gadis itu.

Ini adalah obat rindu yang bisa gua dapat setiap siang ketika pulang sekolah.

Rambutnya yang tergerai ketika di terpa angin, kakinya yang jenjang panjang dan putih itu membuat kerinduan di hati ini semakin besar. Sampai akhirnya dia hilang di ujung jalan dengan menyisakan kerinduan di hati ini.

"Samperin aja lagi..." kata Fuji sering mata gua yang terus menatap punggungnya.

Gua menarik nafas dengan dada nyeri.

"Daripada lu nanti nyesel.."

"Basi!" Balas gua seolah tak tertarik.

"Setiap hari kerjaan lu cuma liatin dari sini. Emang gak mau coba buat minta maaf sekali lagi? Siapa tau dia udah gak marah," Zikri juga ikut berkomentar.

BADJINGANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang