And We Walk Together

36.8K 2K 505
                                    

September 2006

Gua berdiri tepat di depan gerbang SMA Suluh sambil menghisap rokok dalam-dalam. Dua orang satpam SMA itu terus mengawasi gua dengan tatapan was-was, tapi mereka sama sekali tidak berani menegur gua yang tidak mempedulikan mereka. Bel pulang sekolah terdengar sampai luar gerbang, keriuhan dan keramaian pelajar berhamburan keluar dari kelas membanjiri lapangan tengah.

Ketika mereka keluar gerbang, mendapati gua berada di situ, yang tadinya ramai akan tawa canda menjadi sunyi. Mereka langsung kembali ke dalam tanpa berani keluar gerbang. Guru-guru di SMA juga terlihat berkumpul di suatu tempat sambil melihat ke arah gua berdiri dengan sikap cemas.

Gua cuek saja tanpa menghiraukan sikap mereka.

Gadis cantik yang berjalan di pinggir lapangan terlihat menutupi sebagian wajahnya dengan menggunakan buku untuk menghalau sinar matahari yang memang panas sekali pada siang ini. Ketika keluar gerbang gadis itu langsung melemparkan senyum termanis untuk gua. Gua menjentikan rokok yang langsung melayang ke arah pos satpam.

Dengan gaya manja gadis itu langsung menangkap lengan gua.

"Ayo kita jalan-jalan!" Pinta Ika.

Gua tersenyum melihat tingkahnya yang kekanak-kanakan.

"Hm..hari ini kita kemana ya?" Lanjut Ika sambil berfikir. "Kemarin udah nonton, kemarin lusa nya berenang, sekarang enaknya...."

"Tidur di rumah masing-masing..." celetuk gua lalu tertawa.

"Iih! Kok tidur sih?" Wajah gadis polos itu protes. "Pokoknya kita harus jalan-jalan!"

Para pelajar SMA yang masih diam di balik gerbang menatap Ika dengan tampang heran. Mungkin mereka berfikir kok mau saja si Ika berbicara sama anak berandal macam gua.

"Udah sebulan penuh setiap kita pulang sekolah jalan-jalan mulu. Emang gak bosen apa? Udah pulang aja deh. Aku gak enak sama mama kamu, kalo harus pulangin kamu sampai sore,"

"Iisss...gak apa-apa lagi...aku kan udah ijin sama mama kalau setiap pulang itu pasti jalan sama kamu,"

Gua menghembuskan nafas berat.

"Kamu bosen ya jalan sama aku terus?" Wajahnya jadi kecewa.

"Nggaklah...aku seneng kok, tapi kalo setiap hari kan juga gak enak sama orang rumah."

"Yaudah kalau begitu di enakin aja. Kamu aja tawuran setiap hari di enak-enakin aja. Pokoknya kita jalan-jalan!" Lanjutnya kembali ceria.

Gua langsung bungkam.

"Woi...woi...udah belom berantem nya?!" Protes Zikri yang tampak jengah melihat kami berdebat. "Anak-anak udah pada nunggu tuh! Cepat putuskan hari ini kita mau kemana!"

Gua menoleh kebelakang sambil tersenyum malu. Jarak sekitar lima meter dari tempat gua berdiri, memang sudah ada empat puluh pelajar bergerombol dari basis 616 yang menunggu keputusan kami dengan tampang jengah. Pantas saja kalau pelajar-pelajar SMA yang keluar terlihat ketakutan, lalu kembali lagi ke dalam sekolah, karena di depan sekolah mereka sudah terdapat berandal-berandal STM yang memasang tampang seram seperti ingin menyerang sekolah mereka.

Ika sih cuek aja dengan kondisi seperti ini, sebab sudah sejak sebulan lalu kami jalan berdua, sebenarnya tidak selalu melulu berdua saja, tapi selalu di temani kawan satu basis yang jumlahnya sekitar 40 pelajar siap tawuran dalam segala macam kondisi.

Memang kencan yang cukup aneh sih menurut gua. Karena kami mempunyai pengawal sebanyak ini, he..he..he..

"Kita ke kebun raya bogor aja setujuh gak?" Tanya gua kepada mereka.

BADJINGANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang