Future......Where? (2)

32.2K 2K 132
                                    

Kulit kacang melayang dan jatuh tepat di celana gua. Gua menyentil hingga kulit kacang itu terbang ke samping. Gua mendangak mencoba melihat orang yang berani kurang ajar mengganggu kemesraan gua dengan Ika di pinggiran kolam air mancur ini.

Ketika melihat orang yang menakol itu gua rada shock.

"Elu ngapain di sini?!" Tanya gua rada shock.

Lantas lelaki itu bertolak pinggang dan menatap tajam gua. Di sebelah nya ada seorang wanita dengan tampang jengah menatap ke kami. Kedua nya berdiri seolah menjaga jarak, agar tidak terlihat dekat.

"Elu yang ngapain? Masih pake seragam sekolah kelayaban malem-malem begini. Pulang sana lu!" Seru Rama sok galak.

"Elu juga kelayaban!" Balas gua tidak mau kalah. "Mana sama guru gua lagi! Ada niat apa lu sama Bu Rani?" Gua menoleh ke Bu Rani yang langsung memerah wajahnya.

Ika memandangi Rama dan Bu Rani secara bergantian. Tampak nya dia masih bingung dengan keadaan ini.

"Niat apa kek, udah gede ini. Emang kaya lu masih ingusan!"

Gua cemberut mendengar kata-kata Rama. Lalu menoleh ke Bu Rani.

"Bu Raniii, ngapain jalan sama buaya darat ini? Hati-hati bu, nanti bisa digigit!"

Bu Rani megap-megap dia tidak dapat menjawab hanya berpura-pura membetulkan posisi kacamatanya yang sebenarnya sudah presisi.

Rama langsung mencekik leher gua dengan rangkulan kuatnya. "Siapa yang buaya darat, kampret!!" Kata Rama tidak terima.

"Aahkk!!" gua sesak nafas.

Rama mencekik gua sangat keras.

"Stop! Stop!" Seru Ika sambil menepuk-nepuk tangan Rama.

Wajahnya terlihat panik dan matanya memandang Rama dengan sikap bermusuhan. "Jangan kasar begitu dong!" Ika kembali menepuk tangan Rama agar melepaskan cengkramannya.

Rama melepaskan cekikannya. Mulutnya menyengir lebar melihat gua kesakitan.

"Bangsat!" Maki gua kesakitan. "Lu mau bunuh gua?! Gua bilangin Godfather lu ya!" Ancam gua yang masih memegang leher.

"Ngadu sono lu! Dasar bocah, maenan nya ngaduan mulu!"

"Bodo amat!"

"Siapa sih, yank? Kok kasar banget!" Tanya Ika kesal sambil melototi Rama. Tangan nya masih mengusap-ngusap leher gua yang memerah.

"Orang gila!" Jawab gua sewot. "Udah gak usah di ladenin, entar kita ikutan gila lagi! Ayo!" Gua menarik tangan Ika untuk pergi dari sini.

Tapi Rama mencegah langkah gua.

Wajahnya masih cuek sambil tersenyum lebar.

"Minggir lu!" Bentak gua ke Rama.

"Elu mau kemana?" Tanya nya datar.

"Terserah gua! Ngapain juga gua harus laporan ke elu?" Balas gua masih sewot.

"Heh, kalo di tanya ngotot mulu lu!" Balas Rama yang tak kalah sewot.

Gua hanya mendengus kesal tanpa meladeninya.

"Gua mau makan sama Rani di Kemang, lu mau ikut gak?" Lanjutnya menawari.

"Ayo Romi, kita makan sama-sama, sekalian ajak pacar kamu," kata Bu Rani juga mengajak gua.

Bu Rani lalu memandang Ika sambil melemparkan senyum.

BADJINGANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang